Jumat, 27 September 2019

Makna Sesaji menurut Para Leluhur Jawa, Nusantara dan Islam



Makna Sesaji menurut Para Leluhur Jawa, Nusantara dan Islam
DI masa lalu, leluhur kita menghormati keberadaan mahluk halus karena para leluhur kita tahu bahwa mereka hidup berdampingan dengan banyak makhluk halus.
Banyak cara leluhur menghormati keberadaan para makhluk halus itu. Beberapa di antaranya adalah dengan memelihara kawasan-kawasan keramat, seperti hutan-hutan lindung, pepohonan besar, punden-punden yang menjadi rumah mereka.
Juga memberikan sesajen kepada mereka berupa kemenyan dan bunga-bunga karena makhluk gaib suka dengan bau wewangian.
Sebetulnya bukan soal sesajen itu yang terpenting, melainkan energi baik yang dipancarkan kepada mereka.
Pemberian sesajen itu tidak serta-merta kalau para leluhur menyembah dan mengabdi kepada mereka, tapi upaya untuk menghormati keberadaan makhluk gaib sebangsa jin dan lainnya. Ini yang sering disalahpahami.
Kadang kita yang belum memahami, dengan mudah menyebut tindakan itu dengan sebutan syirik.
Padahal, kita tidak memahami maksud leluhur kita. Dan yang lebih celaka, banyak di antara kita yang belum paham apa itu makna syirik yang sesungguhnya.
Bukankah kita ini khalifah, pemimpin di muka bumi ini? Kalau kita adalah khalifah, makhluk paling hebat di jagat raya, bukankah seharusnya kita mengasihi siapa saja yang hidup bersama kita dan memakmurkan bumi yang kita tempati ini?
Makna Sesaji menurut Para Leluhur Jawa, Nusantara dan IslamTetapi, yang tidak bisa dipungkiri, pemberian sesajen semacam itu pun kadang mengarah pada penyembahan, permohonan dengan syarat-syarat tertentu. Ini yang terlarang dan bertentangan dengan ajaran syariat agama Islam.
Kita tak boleh menyembah pada apa pun selain kepada Sang Khaliq, Allah SWT. Jika kita bisa bersikap bijak, insya Allah tanah tempat kita hidup tidak akan menjadi aeng (gersang dan tidak nyaman) seperti yang saat ini banyak kita jumpai.
Hormati keberadaan mereka sebagai makhluk Allah, tapi jangan sampai terjerumus ke dalam penyembahan dan pengabdian kepada mereka.
Maka tidak heran jika Emha Ainun Najib atau Cak Nun sering menyebut jika syirik tempatnya ada di hati, tidak bisa dilihat dengan kasat mata.
Seperti kasus di atas, jika sesaji itu dibuat sebagai bentuk nguri-uri dan melestarikan tradisi-budaya, serta sebagai bentuk penghormatan dan belas kasih kepada sesama makhluk Allah seperti jin, maka hukumnya dalam Islam diperbolehkan.
Beda halnya jika sesaji itu diberikan untuk sesembahan sehingga berharap pada berkah, maka hukumnya adalah  haram dan syirik. Kita tahu, syirik adalah dosa paling berat nomor satu. (*)

FACHRORI PASTIKAN PENDERITA ISPA DAMPAK KARHUTLA MEMPEROLEH PELAYANAN BAIK

Pastikan Penderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dampak dari kabut asap kebakaran hutan dan lahan (ISPA) memperoleh penanganan dan pelayanan dengan baik, Gubernur Jambi, Dr.Drs.H.Fachrori Umar,M.Hum berserta rombongan meninjau pasien rawat inap ISPA di rumah sakit dan Puskemas-puskesma di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jum'at (27/09/2019).



Sebelum meninjau para pasien ISPA, kegiatan diawali dengan Shalat Dhuha bersama para OPD Provinsi Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur berserta masyarakat yang diimami oleh Gubernur Jambi, H.Fachrori Umar di Masjid Agung Nur Addorajat Muara Sabak.



Gubernur dan rombongan didampingi Bupati Tanjung Jabung Timur Romi Harianto dan unsur Forkopimda serta para OPD Tanjung Jabung Timur melakukan kunjungan ke Puskesmas Muara Sabak Timur. Di Puskesmas tersebut, masyarakat yang mengalami ISPA pada bulan Juli 2019 sebanyak 90 orang, bulan Agustus 70 orang, dan bulan September 166 orang. Gubernur berserta rombongan juga meninjau Rumah Singgah Perawatan Penderita ISPA Dampak Karhutla Muara Sabak Timur.



Dalam peninjauan ini, ada yang menarik, gubernur diminta untuk memberikan nama anak laki-laki yang baru lahir, anak dari pasangan  Samsudin (39 tahun) dan Sumiati (35 tahun), warga Lambur 1 Blok A RT 07 Dusun Sukarejo Kecamatan Muara Sabak Timur. Anak laki-laki tersebut diberi nama Ahmad Fachrori.



Usai peninjauan pasien ISPA di Puskesmas Muara Sabak Timur, gubernur dan rombongan menuju rumah Pak Rabani (90 tahun) untuk memberikan bantuan berupa kursi roda kepada warga Muara Sabak Timur tersebut, dilajutkan dengan pemberian bantuan berupa kursi roda kepada Bandiah (95 tahun), warga Kelurahan Muara Sabak ulu. Selanjutnya, gubernur dan rombongan meninjau Rumah Sakit Umum Nurdin Hamzah Muara Sabak Tanjung Jabung Timur.



Sebelumnya, Kamis (26/09) sore, gubernur dan rombongan melakukan peninjauan perawatan pasien ISPA dampak kabut asap karhutla di Puskesmas Simpang Tuan Kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Penderita ISPA yang terdaftar pada bulan September 2019 sebanyak 193 orang.



Setelah peninjauan di Puskesmas Simpang Tuan, kemudian gubernur dan rombongan meninjau pasien ISPA di Puskesmas Simpang Pandan, Jln. Siliwangi No.02 Pandan Jaya Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Penderita  ISPA pada bulan Juni 2019 sebanyak 333 orang, bulan Juli 409 oran, bulan Agustus 2019 sebanyak 480 orang.
G


Fachrori menjelaskan, drastisnya peningkatan kasus ISPA terjadi selama kejadian kebakaran hutan dan lahan milik masyarakat dan juga perusahaan di beberapa kabupaten yang mengakibatkan kabut asap tebal Agustus-September 2019. Asap tebal yang menyebabkan kualitas udara di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Jambi sempat mencapai kategori berbahaya membuat banyak warga terserang ISPA. Sebagian besar warga yang terserang ISPA dari kalangan anak-anak hingga remaja.



“Kasus ISPA di Provinsi Jambi meningkat drastis tercatat sejak Agustus sampai September 2019 karena selama dua bulan terakhir  kualitas udara sangat buruk akibat asap tebal. Sekarang sudah mencapai 63.554 orang warga terserang penyakit ISPA,” kata Fachrori.



"Alhamdulillah, beberapa hari ini hujan sudah mulai turun, diharapkan dapat mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi, dan masyarakat yang berdampak ISPA dapat kita atasi dengan cepat," ujar Fachrori.



Gubernur mengatakan, bagi masyarakat  kalau merasa ada gangguan pernafasan agar segera datang ke Puskesmas terdekat. "Segera konsultasikan ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat, bagi masyarakat yang terserang ISPA, kita berikan pengobatan  gratis di seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit Umum di Provinsi Jambi," jalas Fachrori.



Dalam kunjungan kerja tersebut, gubernur memberikan bantuan logistik dari Pemerintah Provinsi Jambi kepada Puskesmas-puskesmas yang dikunjungi berupa oksigen (Faskes) dan Masker.

Mengapa selalu dengar radio