Sabtu, 22 November 2014
Episode Jangan Pernah Gagal
Rabu, 19 November 2014
Muaro Jambi Radio Dalam Gambar
Di Kota Jambi, Harga Premiun Di Pengecer Rp 10.000/Liter
-Para pengecer Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kota Jambi menaikkan harga
premium hingga Rp 2.500/liter atau 33 % dari harga sebelumnya. Itu
dilakukan menyusul keputusan Pemerintah Pusat menaikkan harga bahan
bakar minyak (BBM) sebesar Rp 2.000/liter mulai Selasa (18/11).
Pantauan Harian Jambi di kios pengecer BBM Jalan Pangeran Hidayat, Paal V, Kota Jambi, Selasa (18/11) pagi, harga BBM jenis premium mencapai Rp 10.000/liter.
Harga premium tersebut naik Rp 2.500/liter atau sekitar 33 % dari harga premium eceran sbelumnya Rp 7.500/liter. Bahkan di kios pengecer BBM pinggiran Kota Jambi, harga premium ada yang mencapai Rp 12.000/liter.
Syahrul (35), pengecer BBM di Jalan Pangeran Hidayat, Paal V, Kota Jambi kepada SP, Selasa (18/11) pagi mengatakan, dirinya menjual premium Rp 10.000/liter karena harga premium di SPBU sebesar Rp 8.500/liter.
Sebelum kenaikan harga BBM, Syahrul biasanya menjual premium Rp 7.500/liter atau selisih Rp 1.000/liter dari harga premium di SPBU sebesar Rp 6.500/liter.
Sementara itu, antrean panjang untuk mendapatkan BBM di SPBU Kota Jambi, Selasa (18/11) pagi tidak terjadi lagi. Antrean panjang kendaraan untuk mendapatkan BBM sempat terjadi di seluruh SPBU Kota Jambi, Senin (17/11) malam.
Aksi borong tersebut terjadi menyusul pengumuman kenaikan harga BBM yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (17/11) malam.
Setelah mengetahui kenaikan BBM mulai Selasa (18/11) dini hari, seluruh stasiun pengisian bahan bakar minyak untuk umum (SPBU) di Kota Jambi diserbu warga.
Arief (40), seorang warga yang antre di SPBU Jalan Pattimura, Kota Jambi, Senin (17/11) malam mengaku kecewa karena SPBU tersebut sudah tutup pukul 22.00 WIB.
Dia sudah antre hampir setengah jam untuk mengisi BBM sepeda motor. Namun SPBU Pattimura tersebut langsung tutup kendati antrean untuk mendapatkan BBM masih panjang.
Menurut Arief, SPBU di Kota Jambi banyak yang cepat tutup setelah pengumuman kenaikan harga BBM karena kehabisan persediaan. Persediaan BBM di SPBU cepat habis karena adanya aksi borong yang dilakukan warga masyarakat.
Aksi borong tersebut sebagian besar diduga dilakukan para spekulan dengan menggunakan mobil.
Sementara Hiswana Migas Jambi, Selasa (18/11) langsung melakukan rapat sosialisasi kebijakan perubahan harga BBM PSO Bengkulu dan Jambi.
Anggota Hiswana Migas Jambi, Awal J Damanik mengatakan, BBM jenis solar seharusnya naik lebih tinggi karena saat ini Solar non subsidi Rp 12 ribu sehingga masih sangat menggoda untuk diselewengkan.
Disebutkan, di Vietnam,Singapura, Malaysia dan sejumlah negara lain harga BBM sudah diatas Rp 11 ribu. “Dengan kenaikan harga BBM kini, pemerintah tinggal memberantas koruptor seperti Atut, Nazarudin dan lainnya sehingga APBN dan APBD bisa benar mengalir ke masyarakat. Semoga,” sumber
HARIANJAMBI.COM, JAMBI
Pantauan Harian Jambi di kios pengecer BBM Jalan Pangeran Hidayat, Paal V, Kota Jambi, Selasa (18/11) pagi, harga BBM jenis premium mencapai Rp 10.000/liter.
Harga premium tersebut naik Rp 2.500/liter atau sekitar 33 % dari harga premium eceran sbelumnya Rp 7.500/liter. Bahkan di kios pengecer BBM pinggiran Kota Jambi, harga premium ada yang mencapai Rp 12.000/liter.
Syahrul (35), pengecer BBM di Jalan Pangeran Hidayat, Paal V, Kota Jambi kepada SP, Selasa (18/11) pagi mengatakan, dirinya menjual premium Rp 10.000/liter karena harga premium di SPBU sebesar Rp 8.500/liter.
Sebelum kenaikan harga BBM, Syahrul biasanya menjual premium Rp 7.500/liter atau selisih Rp 1.000/liter dari harga premium di SPBU sebesar Rp 6.500/liter.
Sementara itu, antrean panjang untuk mendapatkan BBM di SPBU Kota Jambi, Selasa (18/11) pagi tidak terjadi lagi. Antrean panjang kendaraan untuk mendapatkan BBM sempat terjadi di seluruh SPBU Kota Jambi, Senin (17/11) malam.
Aksi borong tersebut terjadi menyusul pengumuman kenaikan harga BBM yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (17/11) malam.
Setelah mengetahui kenaikan BBM mulai Selasa (18/11) dini hari, seluruh stasiun pengisian bahan bakar minyak untuk umum (SPBU) di Kota Jambi diserbu warga.
Arief (40), seorang warga yang antre di SPBU Jalan Pattimura, Kota Jambi, Senin (17/11) malam mengaku kecewa karena SPBU tersebut sudah tutup pukul 22.00 WIB.
Dia sudah antre hampir setengah jam untuk mengisi BBM sepeda motor. Namun SPBU Pattimura tersebut langsung tutup kendati antrean untuk mendapatkan BBM masih panjang.
Menurut Arief, SPBU di Kota Jambi banyak yang cepat tutup setelah pengumuman kenaikan harga BBM karena kehabisan persediaan. Persediaan BBM di SPBU cepat habis karena adanya aksi borong yang dilakukan warga masyarakat.
Aksi borong tersebut sebagian besar diduga dilakukan para spekulan dengan menggunakan mobil.
Sementara Hiswana Migas Jambi, Selasa (18/11) langsung melakukan rapat sosialisasi kebijakan perubahan harga BBM PSO Bengkulu dan Jambi.
Anggota Hiswana Migas Jambi, Awal J Damanik mengatakan, BBM jenis solar seharusnya naik lebih tinggi karena saat ini Solar non subsidi Rp 12 ribu sehingga masih sangat menggoda untuk diselewengkan.
Disebutkan, di Vietnam,Singapura, Malaysia dan sejumlah negara lain harga BBM sudah diatas Rp 11 ribu. “Dengan kenaikan harga BBM kini, pemerintah tinggal memberantas koruptor seperti Atut, Nazarudin dan lainnya sehingga APBN dan APBD bisa benar mengalir ke masyarakat. Semoga,” sumber
HARIANJAMBI.COM, JAMBI
Selasa, 18 November 2014
Radio News Muaro Jambi sukses mengikuti Afiliasiasi VOA 2014 Di bandung
setiap dua tahun VOA (Voice of America) mengadakan Konferensi untuk
semua Afiliasinya yang tersebar di seluruh Indonesia, Baik itu Radio,
TV pun media lainnya. Tahun ini mengambil tema Audience Engangement in
The 21st Century dan dilaksanakan pada tanggal 29, 30 September sampai 1
Oktober 2014, di Hotel Clarity Bandung.
Pertemuan ini disamping saling sharing tentang karya-karya media bersama VOA, sekaligus juga belajar tentang cerita sukses baik dari para pakar maupun praktisi media entah itu radio pun jejaring sosial lainnya. Mereka itu, al. Bpk. Errol Jonathans, Direktur Suara Surabaya Media, Bpk. Enda Nasution, penggagas Koin Prita, Mas Shafiq Pontoh, relawan JOKOWI-JK
Radio News Muaro JAmbi , Radio Digital 2.0 sebagai salah satu peserta sukses mengikuti seluruh rangkaian Konferensi dan membawa pulang 1 buah IPOD karena menjadi peng-tweet terbanyak. Maklum dalam selama kegiatan oleh Panitia diadakan lomba tweet terbanyak untuk mengomentari seluruh kegiatan.
Berikut, welcome speech dari Noorman Goodman VOA Indonesian Service, Washington DC.
Pertemuan ini disamping saling sharing tentang karya-karya media bersama VOA, sekaligus juga belajar tentang cerita sukses baik dari para pakar maupun praktisi media entah itu radio pun jejaring sosial lainnya. Mereka itu, al. Bpk. Errol Jonathans, Direktur Suara Surabaya Media, Bpk. Enda Nasution, penggagas Koin Prita, Mas Shafiq Pontoh, relawan JOKOWI-JK
Radio News Muaro JAmbi , Radio Digital 2.0 sebagai salah satu peserta sukses mengikuti seluruh rangkaian Konferensi dan membawa pulang 1 buah IPOD karena menjadi peng-tweet terbanyak. Maklum dalam selama kegiatan oleh Panitia diadakan lomba tweet terbanyak untuk mengomentari seluruh kegiatan.
Berikut, welcome speech dari Noorman Goodman VOA Indonesian Service, Washington DC.
Minggu, 16 November 2014
SEJARAH DESA LAMBUR TANJUNG JABUNG TIMUR
Sejarah Desa Lambur Kec.Muara Sabak Timur
Sejarah Desa Lambur
Konon
pada tahun 1954 sebuah perahu lambo (perahu kayu) terdampar dikuala
sungai kemudian daerah ini diberi nama Lamboro oleh seorang petuah
kampung bernama H.Podang yang waktu itu masih berdomisili di Kampung
Laut. Lamboro yang kemudian lebih dikenal dengan nama Lambur
mengandung pengertian melimpah, sangat banyak, melambung tinggi. Daerah
ini menurut orang yang pertama kali menggali anak sungai (parit 1)
H.Juma (Alm) mengatakan di Lambur tempat gudang rejeki, daerah makmur,
subur dan kaya akan sumber daya alam sehingga dikatakan dalam sebuah
kata berbunyi : Dikepalamu ada beras dikakimu ada ikan
semboyan inilah yang terus dipertahankan masyarakat Lambur sampai saat
ini sehingga desa ini memang dikenal daerah lumbung padi dan hasil laut
yang cukup diandalkan sebagai mata pencaharian untuk meningkatkan
kesejateraan masyarakat
Desa Lambur pada tahun 1956
telah disahkan menjadi sebuah desa defenitif yang dinahkodai oleh
seorang mangku bernama Abdul Rasyid dari kepemimpinan Abdul Rasyid
dilanjutkan dengan mangku yang lain seperti : Muhammad Amin, Zainal CH
dan Ngatta Mamma. Selanjutnya pada tahun 1972 Desa Lambur sudah dipimpin
oleh seorang Kepala Desa bernama Harun Thaib yang diangkat/penetapan
dari seorang polisi aktif dengan masa tugas sampai tahun 1989 setelah
berjalan kepemimpinan beliau selama 17 tahun. Pada tahun 1989 sedang
digemborkan pemilihan lansung kepala desa maka LMD (Lemabaga Masyarakat
Desa) membentuk Panitia PILKADES untuk melaksanakan penyaringan dan
pencalonan kepala Desa dari hasil penyaringan yang dilakukan oleh
panitia maka didapatkan 3 (tiga) orang yang akan ikut bertarung
diantaranya : (1) H.Rajab, (2) Ngatta Mamma dan (3) Harun Thaib dari ketiga pasang calon kepala desa yang mendapat suara terbanyak adalah Harun Thaib untuk priode 1989-1998.
Namun
2 (dua) tahun menjelang masa jabatan Harun Thaib habis, kerena faktor
usia dan kesehatan tidak memungkingkan lagi untuk melanjutkan
pemerintahan maka ditunjuklah M.Syargawi amin yang pada
waktu itu menjabat sebagai Sekretaris Desa untuk melanjutkan
pemerintahan sampai diadakan pemilihan Kepala Desa berikutnya.
Pada
tahun 1998 maka diadakanlah Pemilihan Kepala Desa yang kedua kalinya
yang diikuti 2 (dua) orang calon yang ikut bertarung untuk merebut
posisi orang nomor satu di Desa Lambur yakni M.Syargawi Amin dan Andi
Panna.
Dari pertarungan ini yang
mendapat nasib baik dan dukungan dan suara terbanyak dari masyarakat
adalah M.Syargawi Amin, dengan masa jabatan selama 8 (delapan) tahun,
setahun setelah terpilihnya M.Syargawi Amin tepatnya pada tahun 1999
seiring dengan Otonomi Daerah maka wilayah Tanjung Jabung dimekarkan
menjadi 2 wilayah yakni Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur,
sementara jabatan M.Syargawi Amin selaku Kepala Desa Lambur masih terus
dijabat sampai tahun 2006.
Seiring
dengan otonomi daerah tersebut, Tepatnya pada tahun 2004 Pemerintah
Kabupaten Tanjung jabung Timur memekarkan Desa Lambur menjadi 2 (dua)
Desa yakni Desa Lambur dan Desa Kota Harapan. Dengan dimekarkannya Desa
Lambur menjadi 2 (dua) Desa maka secara geografis dan luas daerah secara
otomatis berubah, maka sistem aparatur desapun kembali dibenali. Dan
pada tahun 2007 kembali masyarakat Lambur melaksanakan pesta demokrasi
untuk pemilihan Kepala Desa Berikutnya. Karena jiwa kepemimpinan dan
kepeduliannya terhadap pembangunan Desa Lambur, maka masyarakat kembali
memilih M.Syargawi Amin sebagai Kepala Desa Lambur dengan masa jabatan
enam tahun ( 2007-2013) dari pesaingnya adalah H.Budi Amin.
Melihat
dari awal berdirinya Desa Lambur pada tahun 1956 yang secara
administrasi masih satu wilayah dengan Kampung Laut yang dipimpin oleh
seorang Mangku karena jarak antara Lambur dengan Kampung Laut cukup jauh
sehingga pemerintahan tidak berjalan dengan baik dan efektif. Pada
tahun 1971 Desa Lambur berpisah dari wilayah Kampung Laut dan telah
memiliki Kepala Desa sendiri dengan maksud dan tujuan agar pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan berjalan dengan baik. Sejalan dengan itu
dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan masyarakat maka pada tahun
1970 Datuk Harun Taib bersama perangkatnya dan masyarakat membangun
Kantor Desa sendiri secara swadaya dan alhamdullillah sampai sekarang
kantor tersebut masih berdiri kokoh.
Penduduk desa pertama kali
adalah para pendatang dari Sulawesi (Suku Bugis) sekitar tahun 1960an,
tepatnya di muara Sungai Sepucuk Nipah. Kelompok pendatang ini kemudian
mendirikan pemukiman di sekitar sungai dan beberapa saat kemudian
diikuti dengan kelompok keluarga lain, baik yang langsung dari Pulau
Sulawesi maupun orang-orang Bugis yang telah berdomisili di Nipah
Panjang, Muara Sabak, Kota Jambi dan lainnya, serta suku lain terutama
suku Jawa, Cina, Kerinci, Batak, Melayu Jambi, dan lainnya.
Maksud
kedatangan penduduk ke desa ini pertama kali adalah sebagai nelayan
yang memerlukan lokasi tempat berlabuh bagi perahu dayung yang mereka
gunakan sebagai sarana menangkap ikan. Pada saat menetap inilah dalam
memenuhi kebutuhan hidup keluarga akan beras, kemudian mereka mulai
mengolah lahan untuk tanaman pangan (padi) dan selanjutnya menanam
kelapa yang ternyata hasilnya cukup baik dan berkembang sampai saat
sekarang. Perkembangan penduduk desa mengalami arus turun naik dari
periode ke periode seperti pada akhir tahun 1970an dan awal 1980an
jumlah penduduk datang cukup banyak, tetapi mulai tahun 1990an jumlah
pendatang semakin sedikit dan bahkan sebagian kembali ke Sulawesi.
Penduduk yang meninggalkan desa sampai saat masih memiliki lahan dan
tidak diolah sehingga menjadi semak dan belukar terutama pada parit 7.
Pada lokasi ini masih ditemukan bekas lahan persawahan yang sudah
ditumbuhi semak dan belukar.
INFO DI KAB.TAJUNG JABUNG TIMUR
Muara Sabak adalah sebuah bekas kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, Indonesia. Kini Muara Sabak dimekarkan menjadi 2 kecamatan, yaitu Muara Sabak Barat dan Muara Sabak Timur.
Makanan Penyebab Bau Badan
Gaya Hidup
Makanan Penyebab Bau Badan
Di Indonesia, dikenal pete, jengkol dan durian sebagian
makanan yang menimbulkan bau, tapi ada pula jenis makanan lain yang
bikin bau badan.
Sabtu, 15 November 2014
JaKoz Beyik
...::: JaKoz Beyik :::...
Selamat Bersua di Pabrik Oleh2 Berbumbu Jambi
Selamat datang...
Selamat berjumpa...
Selamat bersua...
Selamat Singgah...
Di Jambi hanya di Pabrik Oleh-oleh Berbumbu Jambi
ANDE-ANDE LUMUT
Ande Ande Lumut (variasi ejaan: Ande-ande Lumut) adalah cerita rakyat yang berasal dari Jawa. Cerita ini dikenal dalam berbagai versi. Versi yang banyak dikenal dan "tradisional" adalah yang mengaitkannya dengan bersatunya (kembali) Kerajaan Jenggala dan Kediri.
Cerita ini mengisahkan tentang Pangeran Kusumayuda (dianggap sebagai personifikasi Kamesywara, raja Kadiri) yang bertemu dengan Kleting Kuning (bahasa Jawa: Klething Kuning), si bungsu dari empat bersaudara anak seorang janda yang tinggal di salah satu desa bawahan ayah Pangeran Kusumayuda memerintah. Kleting Kuning sebenarnya adalah anak angkat, yaitu putri dari Kerajaan Jenggala, yang kelak dikenal sebagai Dewi Candrakirana. Diam-diam mereka saling mengingat. Dalam hati, Pangeran Kusumayuda tahu, gadis seharum bunga mawar itu adalah calon permaisuri Kerajaan Banyuarum yang paling sempurna. Sayang, mereka tak pernah bertemu lagi.
Beberapa tahun kemudian, seorang pemuda tampan bernama Ande Ande Lumut mengumumkan bahwa dia sedang mencari istri. Tak seperti gadis-gadis desa lain, termasuk juga saudara-saudara Kleting Kuning, Kleting Kuning enggan pergi sebab dia masih mengingat Pangeran Kusumayuda. Namun berkat nasihat dari bangau ajaib penolongnya, maka akhirnya Kleting Kuning pun turut serta.
Dalam perjalanannya, ternyata mereka harus menyeberangi sungai yang lebar. Pada saat itu, muncullah penjaga sungai berwujud yuyu raksasa bernama Yuyu Kangkang. Yuyu Kangkang menawarkan jasa untuk menyeberangkan mereka dengan catatan diberi imbalan bersedia dicium olehnya setelah diseberangkan. Karena terburu-terburu, semua gadis-gadis desa yang lain segera saja menyetujuinya, dengan pemikiran bahwa sang pangeran tidak akan mengetahuinya. Hanya si bungsu Kleting Kuning yang menolak untuk dicium Yuyu Kangkang. Ketika Yuyu Kangkang bermaksud memangsanya, Kleting Kuning melawannya dengan senjata yang dititipkan oleh ibunya. Karena hanya si bungsu yang tidak dicium Yuyu Kangkang, jadilah Ande Ande Lumut memilih si bungsu sebagai pendampingnya. Barulah saat itu Kleting Kuning menyadari bahwa pemuda Ande Ande Lumut adalah Pangeran Kusumayuda, pemuda idamannya.
Kisah Ande Ande Lumut banyak didokumentasikan, meskipun kisah ini sebelumnya diwariskan secara lisan. Diduga kisah ini berasal dari era Majapahit. Berbagai buku cerita untuk anak memuat banyak versi kisah ini. Demikian pula di majalah-majalah kisah ini ditulis ulang. Rekaman dalam bentuk kaset juga pernah dibuat (oleh Sanggar Prativi)
Langganan:
Postingan (Atom)
Mengapa selalu dengar radio
-
Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus memerah sapi Radio News Muaro Jambi- Budidaya sapi perah ber dikembangkan di Jambi. Pasaln...
-
Spot 30 detik : Rp. 22.000,- Spot 60 detik : Rp. 35.000,- Adlibs : Rp. 25.000,- Spo...