Minggu, 18 Oktober 2015

Radio Masuk Desa

Jurus paling ampuh Informasih di perdesaaan adalah radio masuk desa
Berdasarkan dari hal tersebut diatas dan mengingat  media radio sangat efektif dan cocok dinikmati sambil melaksanakan aktifitas tanpa menganggu aktifitas itu sendiri, kami berkeyakinan kedepan Radio News Muaro JAmbi  Fm mampu membawa misi sebagai media informasi, hiburan dan media pendidikan.

Target Audiance

Usia                     : 25 – 50 TAHUN

Jenis Kelamin       : a. LAKI;LAKI 50 % ( 60 % DEWASA, 40 % ANAK MUDA )
                             b. PEREMPUAN 50 % ( 60 % DEWASA, 40% ANAK MUDA )


SES
A & B > 60 % - Fokus sasaran pendengan standar pendidikan sarjana, pendapatan  perbulannya minimal Rp. 1.500.000,- berprofesi sebagai pelaku bisnis dan pekerja kantoran, tani, bergaya hidup sebagai penikmat pasar (mall)

Tarif Iklan

Spot 30 detik            : Rp. 22.000,-
Spot 60 detik            : Rp. 35.000,-
Adlibs                      : Rp. 25.000,-

Sponsor Program 30 menit (1kali siar)    Rp. 250.000,-
Sponsor Program 60 menit (1kali siar)    Rp. 500.000,-
Sponsor Program 90 menit (1kali siar)    Rp. 750.000,-

Selasa, 13 Oktober 2015

Wayang Indonesia Carangan, Lakon

Carangan, Lakon

LAKON CARANGAN, atau cerita carangan adalah lakon wayang yang keluar dari jalur pakem (standar) kisah Mahabarata atau Ramayana. Namun, para pemeran dan tempat-tempat dalam cerita carangan itu tetap menggunakan tokoh-tokoh Wayang Purwa yang berdasarkan Mahabarata atau Ramayana seperti biasanya. Biasanya cerita carangan semacam ini dilakukan untuk memenuhi pesanan dari pihak yang nanggap, atau untuk misi penerangan pemerintah.
Sebagian ahli wayang berpendapat bahwa sebaiknya tidak diadakan pemisahan antara lakon wayang yang pakem dan yang carangan. Alasannya, sebenarnya semua lakon wayang adalah karangan manusia. Sebuh lakon yang semula dianggap sebagai carangan bisa saja menjadi baku atau pakem, bilamana cerita atau lakon itu ternyata diterima masyarakat sehingga sering dipertunjukkan.
ASKI, Akademi Seni Karawitan Indonesia, sebuah lembaga pendidikan kesenian di Surakarta pernah mengadakan penelitian dan pengumpulan data mengenai lakon carangan ini. Pada bulan Oktober 1988, ASKI diubah statusnya menjadi STSI atau Sekolah Tinggi Seni Indonesia, Surakarta.
Lakon carangan yang sudah terlalu jauh keluar dari jalur pakem, biasanya disebut lakon sempalan. Selain itu, dalam Wayang Purwa dikenal juga adanya lakon banjaran, yakni lakon yang khusus digubah oleh Ki Dalang tentang riwayat hidup lengkap (biografi) seorang tokoh wayang.
Di antara tema lakon carangan, yang terbanyak adalah yang menyangkut hidup perkawinan Arjuna dengan Subadra. Biasanya ceritanya berkisar pada peristiwa, karena Arjuna pergi bertapa, banyak pihak yang mengambil kesempatan untuk mengambil alih istri Arjuna itu. Cerita yang temanya demikian, di antaranya adalah lakon Sinusena, Cekel Endralaya, Sidajati-Sidalamong, dan sebagainya.
Cukup banyak lakon carangan kuna yang kurang sesuai dengan selera masyarakat penonton, akhirnya juga punah, tidak lagi dipergelarkan orang. Misalnya, beberapa lakon carangan yang menyangkut tokoh Bima: Bima Kacep, Bima Tulak, dan Bima Medamel.
Pada lakon-lakon itu diceritakan tentang Bima yang berbuat selingkuh dengan Dewi Uma; tentang Bima yang bertelanjang  berkeliling sawah dengan alat kelamin memancarkan sinar terang, dan Bima yang menanam ketan gondil agar dapat menurunkan raja-raja di Tanah Jawa.
Tema cerita lakon-lakon itu tidak sesuai dengan imajinasi masyarakat terhadap Bima, sehingga tidak diminati orang.
Lakon Carangan di Surakarta
Lakon carangan yang beredar di daerah Surakarta dapat digolongkan menjadi tujuh golongan yakni:
  1. Lampahan Raben (cerita perkawinan) contohnya: lakon Rabinipun Dursasana (perkawinan Dursasana); lampahan Rabinipun Wisanggeni (Perkawinan Wisanggeni) dan sebagainya.
  2. Lampahan Wahyon (cerita wahyu) contohnya: Wahyu Pancadarma; Wahyu Tri Marga Jaya; Wahyu Widayat Pitu, Wahyu Triwibawa dan sebagainya.
  3. Lampahan Malih-malihan (cerita perubahan wujud) contohnya: lakon Doraweca; Jayeng Katong; Samba Warangka; Suryadadari; Peksi Mas Merak; Rasatali-Talirasa dan sebagainya.
  4. Lampahan Lahir-lahiran (cerita kelahiran) contohnya: lakon Lahiripun Danankusuma; Lahiripun Bambang Danasalira, Lahiripun Petruk, dan sebagainya.
  5. Lampahan Murcan (cerita menghilang) contohnya: lakon Partawarayang; Jaka Brongsong; Turanggajati; Jongke Asmara Cipta, dan sebagainya.
  6. Lampahan Lucon (cerita humor) contohnya lakon Petruk Kelangan Petel; Gareng Tetak; Bagong Dadi Ratu; Kresnadenta; Gareng Dadi Ratu, dan sebagainya.
  7. Lampahan Wejangan (cerita tentang mistik) contohnya: lakon Senalodra; Gatotkaca Dados Guru; Pendawa Pitu; Arjuna Pitu; Arjuna Pingit; Mayangkara, dan sebagainya.
Prof. Dr. Soetarno salah seorang pengamat budaya wayang dari Surakarta mengatakan bahwa seluruh lakon Wayang Kulit gayaSurakarta dapat dibagi ke dalam dua bagian, yakni lakon pokok dan lakon carangan. Lakon carangan dibagi menjadi tiga kategori yaitu: lakon carangan kadapur, lakon carangan, dan lakon sempalan.
  1. Lakon Pokok juga disebut lakon dapur, lakon jejer atau lakon lugu; menggambarkan cerita versi tradisional seperti yang dibawakan dalam Ramayana dan Mahabarata. Contohnya lakon Pandu Lahir.
  2. Lakon Carangan tokoh-tokohnya mengambil dari lakon pokok, tetapi alur ceritanya sama sekali dibuat baru. Pada umumnya lakon-lakon tersebut disusun oleh para ahli pewayangan atau seniman dalang dan mempunyai fungsi pedagogis, dan kadang-kadang memuat kritik sosial atau ajaran spiritual.
Lakon Carangan dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu:
  1. Lakon Carangan Kadapur yang masih ada hubungannya dengan lakon pokok, berpegang pada tema yang sama dan menggunakan silsilah tokoh-tokoh yang sama. Jenis lakon ini kurang lebih sifatnya seperti lakon-lakon pokok. Contohnya lakon Jaladara Rabi,  menceritakan perkawinan antara Kakrasana dengan Dewi Erawati. Lakon Utara dan Wiratsangka Krama, menceritakan perkawinan utara dan Wiratsangka putera raja Matswapati. Lakon Wirata Parwa, menceritakan pemunculan lagi para Pandawa di Wirata setelah mengalami pembuangan selama dua belas tahun.
  2. Lakon Carangan adalah suatu cerita yang tidak ada sambungannya lagi dengan lakon-lakon pokok, dan ini benar-benar merupakan ciptaan baru. Contohnya lakon Dasa Warna, yang menceritakan Petruk menjadi raja di tanah sabrang; lakon Mustakaweni, yang menceritakan perkawinan antara Priyambada putra Arjuna dengan Mustakaweni.
  3. Lakon Sempalan adalah jenis lakon yang mengambil tokoh utamanya sama dengan lakon pokok, tetapi temanya dirubah. Contohnya lakon Pregiwa Pregiwati yang menceritakan Endang Pregiwa dan Pregiwati mencari ayahnya dan pertemuan mereka dengan Gatotkaca, putra Bima; lakon Gatotkaca Sungging yang mengisahkan perkawinan antara Gatotkaca dengan Dewi Dahanawati anak Prabu Dahanamukti dari Kerajaan Dahanapura; lakon Swarga Bandang, yang mengisahkan Srikandi menyamar sebagai penari untuk mencari Arjuna di Swarga Bandang; lakon Dewa Ruci, menceritakan pertemuan Bima dan Dewa Ruci atau Bima mencari Tirta Pawitra (air kehidupan).
Tradisi pedalangan Surakarta juga terdapat jenis lakon pasemon (sindiran) atau gambaran terhadap peristiwa pada zaman kerajaan di Jawa. Lakon-lakon itu antara lain: lakon Swarga Bandang, yang dibuat pada zaman Panembahan Senapati di Mataram, merupakan penggambaran pada waktu bedah Mangir; lakon Rajamala, dibuat zaman kekuasaan Senapati di Mataram. Lakon ini pasemon terbunuhnya Arya Panangsang di Jipang Panolan; lakon Mustakaweni sampai lakon Petruk Dadi Ratu adalah pasemon kehidupan Paku Buwana I di Surakarta; lakon Gilingwesi (Werkudara Dadi Ratu) dibuat zaman Paku Buwana II, adalah pasemon bedahnya Keraton Kartasura; lakon Wijanarka ditulis pada zaman Paku Buwana III di Surakarta, adalah pasemon kembalinya Paku Buwana II dari Ponorogo setelah menjadi menantunya Anom Besari; lakon Suryaputra Maling dibuat pada zaman Paku Buwana III di Surakarta, adalah pasemon Pangeran Singasari menjadi pencuri; lakon Kresna Kembang dicipta pada zaman Paku Buwana IV di Surakarta, merupakan pasemon percintaan Ratu Pembayun dengan Raden Mas Hario Natawijaya.
Juragan Wayang Wong, yakni pengelola bisnis Wayang Orang adalah sebab utama membanjirnya lakon-lakon carangan baru, yang sering kali tidak memperhatikan soal logika cerita dan filsafat wayang. Sebagai juragan, dengan tujuan menarik penonton sebanyak mungkin, kadang kala mereka mengarang cerita carangan baru. Padahal para juragan itu minim sekali pengetahuannya tentang balungan lakon wayang, pakem wayang, bahkan sering kali buta mengenai filsafatnya. Para pemainnya tidak ada yang berani mengoreksi, walaupun itu salah.
Mereka inilah yang pada tahun 1925-an sampai sekitar tahun 1945-an, menyebabkan lakon-lakon Wayang Purwa menjadi simpang siur, dangkal filsafatnya, dan juga terkadang malahan tidak masuk akal.
Baca juga BANJARAN; LAKON.

Senin, 05 Oktober 2015

DPT Muaro Jambi Berjumlah 272.428

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Muaro Jambi telah menggelar rapat pleno penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi Jambi, dan DPRD Kabupaten Muaro Jambi. DPT yang ditetapkan berjumlah 272.428 pemilih, dengan rincian 140.401 laki-laki dan 132.027 perempuan.

Pemilih terbanyak ada di Kecamatan Sungai Gelam dengan jumlah 47.361 pemilih. Sedangkan pemilih paling sedikit ada di Kecamatan Taman Rajo, dengan jumlah 9.242 pemilih.

Komisioner KPU Kabupaten Muaro Jambi, Suparmin, mengatakan jumlah DPT tersebut telah diplenokan hari Sabtu (12/10) lalu, dan selanjutnya akan diserahkan kepada partai politik tingkat kabupaten, serta kecamatan, PPK dan PPS. “Besok kita serahkan data tersebut kepada parpol tingkat kabupaten, serta pihak kecamatan, PPK serta PPS. Jumat (18/10) akan ditempelkan oleh PPS disetiap desa atau kelurahan,” kata Suparmin.

Ditambahkannya, apabila ada masyarakat yang belum masuk dalam DPT, masih bisa di data di daftar pemilih tambahan dan pemilih khusus. “Pemilih tambahan sampai H-3 pencoblosan dan untuk khusus H-7 hari pencoblosan yang ditetapkan,” jelasnya.

“Kalau masih juga terdapat masyarakat yang belum masuh di DPT dan pemilih tambahan maupun khusus, masih bisa dengan menunjukkan KTP dan KK ke TPS pada hari pencoblosan,” pungkasnya.

sumber metro jambi  Reporter : Khusnizar

Sabtu, 03 Oktober 2015

Sejarah karawitan jawa

Karawitan berasal dari bahasa jawa rawit berarti rumit, berbelit – belit, tetapi rawit juga berarti halus, indah-indah. Sedangkan kata ngrawit berarti suatu karya seni yang memiliki sifat-sifat yang halus, rumit, dan indah
Kata jawa karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan, musik Indonesia yang bersistem nada nondiatonis ( dalam laras slendro dan pelog ) yang garapan-garapannya menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi, pathet dan aturan garap yang tampak nyata dalam sajian gending, baik itu yang berbentuk sajian instrumentalia, vokalia dan campuran yang indah didengar. mengandung nilai-nilai histories dan filsofis bagi bangsa Indonesia, maupun asesoris lainnya.
Definisiseni karawitan sendiri adalah musik Indonesia yang berlaras non diatonis (dalam laras slendro dan pelog) yang garapan-garapannya sudah menggunakan sistim notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi, sifat pathet, dan aturan garap dalam bentuk instrumentalia, vokalis dan campuran, enak didengar untuk dirinya maupun orang lain (Suhastjarja,1984)
LARAS
Perangkat gamelan yang digunakan dalam seni karawitan memiliki 2 yaitu Laras slendro dan pelog. Laras slendro dan pelog adalah salah satu dari dua unsur utama yang mencirikan karawitan.
a. Laras Slendro   
   Sistem urutan nada-nada yang terdiri dari lima nada dalam satu gembyang dengan pola jarak yang hampir  sama rata. Sedangkan laras ( nada-nada ) yang digunakan dalam laras slendro adalah:
1. Penunggul, atau sering juga disebut barang, diberi simbol 1(angka arab satu), dan dibaca siji atau ji.
2. Gulu, atau jangga (kromo jw.), diberi simbol 2 (angka arab dua), dibaca loro atau disingkat ro
3. Dhodho, atau jaja atau tengah, diberi simbol 3 (angka arab tiga), dan dibaca telu atau dibaca singkat lu.
4. Lima, diberi simbol 5 (angka arab lima ), dibaca lima , atau mo sebagai bacaan singkatnya.
5. Nem, diberisimbol 6 (angka arab enam), dibaca nem.
    Selain lima nada pokok tersebut juga sering disebut beberapa nama laras atau nada , seperti:
1. Barang, yaitu nada gembyangan dari penungggul, diberi simbol 1(angka arab satu dengan titik diatas angka), dibaca ji atau siji.
2. Manis, yaitu nada gembyangan gulu, diberi simbol angka 2 ( angka arab dua dengan titik diatas). Manis hanya digunakan untuk laras kenong dan kempul.
b. Laras Pelog.
Sistem urutan nada-nada yang terdiri dari lima nada (atau tujuh) nada dalam satu gembyang dengan menggunakan satu pola jarak nada yang tidak sama rat, yaitu tiga (atau lima) jarak dekat dan dua jauh.
Dalam penyajian, memang sering terdapat beberapa gendhing yang disajikan dalam laras pelog dengan hanya menggunakan lima nada saja, terutama dalam kasus penyajian gendhing pelog sebagai hasil alih laras slendro, yaitu gendhing yang biasanya atau “aslinya” disajikan dalam laras slendro, kemudian disajikan dalam dalam laras pelog.  Suatu hal yang biasa dalam karawitan Jawa bahwa suatu gendhing dapat dan boleh disajikan dalam dua laras yang berbeda.
Perangkat Gamelan
Dalam seni karawitan terdapat berbagai jenis perangkat gamelan yang di bedakan menurut jenis,jumlah dan fungsinya di masyarakat yang sejak dulu dan sampai sekarang masih dilestarikan antara lain:
1. Gamelan Kodhok Ngorek
Gamelan ini hanya dimiliki oleh kalangan keraton dan masyarakat umum tidak dibenarkan memiliki perangkat gamelan sejenis gamelan ini biasanya digunakan untuk:
- Hajatan atau peristiwa perningkahan(temu penganten)
- Upacara(grebeg puasa,bakda,mulud)
- Tanda atau berita tentang adannya kelahiran bayi perempuan

Berikut ini komposisi gamelan Kodhok Ngorek:
- Sepasang kendang alit dan kendang ageng
- Satu atau dua rancak bonang yang terdiri dari delapan pencon
- Satu rancak rijal yang terdiri dari delapan pencon
- Dua buah gong
- Sepasang penontong
- Sepasang rojeh
- Sepasang kenong
- Serancak kecer
- Serancak gender barung
- Serancak gambang gangsa
Repertoar gending yang biasanya digunakan dalam perangkat gamelan ini ,yaitu Dhendha santi, pedaringan kebak dan Dhendha gedhe. Kebanyakan orang menyebut bahwa gamelan kodhok ngorek adalah gamelan dua nada dan berlaras pelok. Adapun lagu pokok kodhok ngorek yang terdapat pada gamelan ageng adalah sebagai berikut:
            7.76 7.76 7.76 7.76 untuk gamelan tumbuk nem
            6.65 6.65 6.65 6.65 untuk gamelan tumbuk lima
Gendhing ini disajikan dari irama seseg (cepat),kemudian tamban atau dados (lambat) kembali lagi keseseg lalu suwuk (selesai)
2. Gamelan Monggang
Gamelan ini memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari gamelan kodhok ngorek, walau dari segi umur gamelan ini lebih muda.kedudukan ini dicapai karena fungsi dan perannya yang lebih banyak dan lebih penting (tinggi). Fungsi perangkat gamelan ini antara lain:
-Memberi tanda pada berbagai upacara(penobatan,jumenengan raja)
-Mengiringi gunungan pada berbagai upacara grebeg
-Menengarai berbagai peristiwa penting
-Mengiringi adon-adon (aduan,sabungan)
-Mengiringi latihan perang
-Menengarai bayi laki-laki dari keluarga raja
-Menengarai kemangkatan(meninggalnya raja)
Gamelan Monggang memiliki komposisi ricikan sebagai berikut:
-Serancak bonang yang terdiri dari empat bagian
-Satu atau lebih rancak bonang.berisi enam pencon yang terdiri tiga nada
-Tiga rancak kecer
-Satu gayor penonthong terdiri dari dua pencon yang larasnya berbeda
-Sepasang kendang
-Sepasang gong ageng
-Sepasang  rancak kenong (japan)
Gamelan monggang juga disebut dengan gamelan patigan, artinya gamelan yang memiliki tiga nada pokok. Gamelan ini juga berlaras pelok dan slendro, adapun pola tabuhannya sebagai berikut:
1615 / 3231 / 2726
Nada pertama adalah dua nada diatas seleh
Nada kedua adalah satu nada diatas seleh
Nada ketiga adalah nada seleh
Gendhing ini disajikan dari irama seseg (cepat), kemudian tamban atau dados (lambat) kembali lagi keseseg lalu suwuk (selesai).
3. Gamelan Carabalen
Gamelan Carabalen adalah gamelan dari jenis pakumartan, yang paling banyak dimiliki oleh masyarakat atau lembaga diluar keraton. Gamelan ini memiliki fungsi yang pasti, yaitu untuk menghormati kedatang para tamu. Gamelan ini memiliki komposisi ricikan sebagai berikut:
- Sepasang kendang (lanang dan wadon)
- Satu rancak gambyong (terdiri dari empat pencon bonang)
- Satu rancak bonang yang berfungsi sebagai klenang dan kenut
- Sebuah penontong
- Sebuah kenong (japan)
- Sebuah kempul dan gang dalam satu gayor
Gamelan ini memiliki empat nada pokok dan memiliki lebih dari satu gendhing pada repertoarnya. gendhing-gendhing tersebut antara lain:
- Lancaran Gangsaran
- Lancaran Klumpuk
- Lancaran Glagah Kanginan
- Lancaran Bali-Balen
- Ketawang Pisang Bali
- Ladrang Babad Kenceng
4. Gamelan Sekaten
Gamelan ini dianggap paling terkait dengan upacara islam (sebagai syiar agama islam) dan gamelan ini ditabuh atau dibunyikan pada pekan sekatenan atau grebeg mulud pada setiap bulan kelahira Nabi Muhamad S.A.W. Serta pada setiap acara grebeg-grebeg yang lain. Keraton Surakarta memiliki dua perangkat gamelan sekaten (Gamelan Sekaten Kyai Guntur Sari dan Kyai Guntur Madu) dan kedua gamelan ini berlaras pelok. Gamelan ini sengaja dibuat dengan ukuran yang besar supaya berbeda dengan gamelan yang lain.
Berikut ini adalah komposisi  ricikan yang dapat dilihat dan digunakan pada kedua perangkat
gamelan sekaten yang terdapat pada Keraton Surakarta. Masing-masing adalah:
- Satu rancak bonang (penembung)
- Dua rancak saron demung
- Dua rancak saron barung
- Dua rancak saron penerus
- Satu rancak kempyang(berisi dua pencon)
- Sebuah bedhug
- Sepasang atau dua buah gong besar
Semua perangkat gamelan ini dibuat dari bahan perunggu dan larasan gamelannya yang kebanyakan tidak berada pada wilayah jangkauan atau ambitus suara normal maka dengan itu tidak melibatkan vokal dalam penyajiannya. Gendhing yang biasa disajikan antara lain:
- Ladrang Rambu dan Rangkung laras pelok patet lima
- Ladrang Barang Miring laras pelok patet barang
Konon gamelan ini berasal dari satu perangkat gamelan yang sama, yang dulunya terdapat dan digunakan pada pekan sekaten di Demak. Kemudian tradisi ini dilanjutkan di Mataram (Surakarta dan Yogyakarta). gamelan ini biasanya ditempatkan di depan halaman Masjid Agung, yang masing-masing gamelan mempunyai tempat sendiri-sendiri (bangsal), kemudin disebut bangsal Pagongan.
5. Gamelan Ageng
Perangkat gamelan standar (lengkap jenis ricikannya) dengan berbagai jenis kombinasi dan di dalam kehidupan sehari-hari hampir selalu di gunakan untuk berbagai keperluan, dari ritual masyarakat yang paling profan dan untuk hiburan (komersial). Dari perangkat gamelan ini dapat di bentuk perangkat gamelan lainnya dengan komposisi, nama dan kegunaan yang bervariasi. Diantarannya: perangkat klenengan, wayangan, gadhon, cokekan, siteran dan sebagainya serta di dalam perangkat gamelan ini juga terdapat gamelan Super. Gamelan ini adalah salah satu bentuk pengembangan ukuran, jenis, dan jumlah dari unsur, terutama ricikan perangkat gamelan ageng {bila gamelan ageng cukup memiliki dua buah saron barung , satu saron penerus dan satu demung tetapi kalau  pada perangkat gamelan super memiliki dua kalinya gamelan ageng (balungan) jumlah tersebut masih di kembangkan dengan di tambahnya beberapa kempul, kenong, gong, dan sebagainya pada masing-masing  laras (slendro dan pelok) yang jumlahnya relatif dan menurut selera sipemesan gamelan.
Perkembangan dan pengembangan perangkat gamelan menjadi semakin meningkat dan beragam baik kualitas maupun kuantitasnya. Seperti instrumen dan permainan musik dari luar dunia gamelan (terompet, drum set, keyboard, dan lain-lain).
Bagi masyarakat Jawa, perangkat gamelan dalam seni karawitan mempunyai fungsi estetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral dan spiritual. Sebagai bangsa yang memiliki kultur budaya jawa, kita harus bangga memiliki alat kesenian tradisional gamelan. Keagungan gamelan sudah jelas ada. Duniapun mengakui bahwa gamelan adalah alat musik tradisional timur yang dapat mengimbangi alat musik barat yang serba besar. Di dalam suasana bagaimanapun suara gamelan mendapat tempat di hati masyarakat.
Gamelan dapat digunakan untuk mendidik rasa keindahan seseorang. Orang yang biasa berkecimpung dalam dunia karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapa halus, tingkah laku sopan. Semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus gendhing-gendhing (Trimanto, 1984).

***dari berbagai sumber


Minggu, 27 September 2015

Sampek Engtay adalah legenda dari Tiongko

 Engtay adalah seorang gadis muda dari Shangyu, Zhejiang, putri tunggal dari sebuah keluarga kaya. Ia menyamar sebagai seorang laki-laki dan pergi ke Hangzhou untuk belajar. Dalam perjalanannya, ia berkenalan dengan Sampek, yang berasal dari Kuaiji. Mereka memutuskan diri menjadi saudara angkat. Di sekolah Engtay mulai jatuh cinta dengan Sampek.
Tiga tahun kemudian, Engtay menerima surat dari ayahnya yang meminta ia agar pulang secepatnya. Sebelum pergi, ia membuka kedoknya pada istri kepala sekolahnya, dan meminta agar ia memberikan sebuah kalung kepada Sampek sebagai hadiah pertunangan. Sampek mengantar Engtay pulang sejauh 18 mil. Dalam perjalanan, Engtay mendapat ide untuk menjodohkan Sampek dengan "adik perempuan"nya. Ia meminta Sampek untuk datang ke rumahnya agar ia dapat diperkenalkan dengan adik tersebut.
Ketika Sampek tiba di rumah Engtay, ia akhirnya mengetahui rahasianya. Namun orangtua Engtay memaksanya untuk menikahi orang lain. Sampek sakit hati dan akhirnya meninggal dunia. Pada hari pernikahan Engtay, mereka tidak dapat pergi ke rumah mempelai laki-laki karena terhadang badai di dekat kuburan Sampek. Engtay pergi ke kuburan tersebut dan meminta agar kuburan tersebut terbuka. Tiba-tiba hal ini terjadi dan Engtay meloncat ke dalam kuburan dan bergabung dengan Sampek. Jiwa mereka dilahirkan kembali sebagai sepasang kupu-kupu yang terbang bersama.

Sabtu, 19 September 2015

Cerita Wayang Karno Tanding

Cerita Wayang Karno Tanding

Karno tanding adalah pertempuran terbesar dalam perang Bharatayudha. Pertempuran antara adipati Karno disatu sisi melawan Arjuna disisi lain.
Arjuna dan adipati Karno sebenarnya adalah saudara sekandung berlainan ayah. Dilahirkan dari ibu bernama Kunti Nalibronto, Arjuna merupakan anak dari Pandu Dewanata.
Sedangkan adipati Karno lahir karena kesalahan Kunti dimasa mudanya yang telah menyalahgunakan Ajian Pameling untuk memanggil dewa Surya. Oleh dewa Surya, Kunti diberi seorang anak yang dititipkan ke rahimnya.
Merasa malu karena hamil tanpa adanya suami, akhirnya anak yang lahir lewat telinga Kunti tersebut di larung ke sungai Gangga. Kelak anak yang bernama Basukarno tersebut ditemukan oleh seorang kusir kerajaan bernama Adiroto
Karno tanding adalah pertempuran dua saudara kandung berlainan ayah yang mempunyai kepandaian dan kesaktian yang seimbang. Sebelum pertempuran bharatayudha, Kunti telah mempertemukan keduanya dan memohon kepada adipati Karno agar mau bergabung dengan Pandawa untuk melawan Kurawa.  Namun permintaan tersebut ditolak oleh Adipati Karno. Sebagai satriya yang telah dibesarkan dan diangkat derajatnya oleh Duryudana, tidak sepantasnya Karno berkhianat. Adipati Karno merasa telah banyak berhutang budi. Dan kewajiban dia sebagai satriya untuk membalasnya.
"Ibu...Saya tidak dendam kepada ibu yang telah membuang saya ke sungai gangga ketika masih bayi. Itu semua adalah takdir yang harus saya jalani. Namun demikian saya tidak dapat mengabulkan permohonan ibu untuk bergabung dengan saudara-saudara saya Pandawa. Bukan karena saya tidak mencintai mereka. Tapi lebih dikarenakan saya telah berhutang budi kepada Kurawa, khususnya Duryudana. Duryudanalah yang telah membesarkan saya dan mengangkat derajat saya. Saya tidak mau menjadi satriya pengecut yang hanya muncul disaat-saat senang dan lari ketika mereka membutuhkan saya. Apa kata Dewata jika saya melakukan itu. Ma'afkan saya, Ibu..." demikian adipati Karno memberikan penjelasannya.
Seketika suasana haru menyelimuti dada mereka. Tidak ada kata yang terucap selain hanya airmata yang membasahi pipi. Mereka berpelukan lama.
Akhirnya perang Bharatayudhapun pecah. Adipati Karno muncul dengan kereta perangnya dengan prabu Salya sebagai kusirnya. Sementara di pihak lain, Arjuna muncul dengan kereta perang yang dikusiri prabu Kresna.
Ketika pertempuran terjadi, keduanya saling menghujankan anak panah. Tetapi tak satupun mengenai keduanya. Sepertinya keduanya sama-sama tidak tega melukai lawannya. Kadang kala hujan panah antara keduanya berhenti sesaat hanya untuk sekedar saling beradu pandang.
Mengetahui gelagat seperti itu, prabu Kresna yang menjadi sais kereta perang Arjuna mengambil strategi. Ketika Arjuna mulai memasang senjata andalannya panah pasopati ke gendewanya, sontak prabu Kresna menyentak tali kekang kudanya hingga kuda itu bergerak maju kedepan laksana terbang. Seketika panah pasopati melesat tepat menebas leher adipati Karno. Gugurlah anak dewa Surya itu tersungkur ke bumi.
Arjuna marah besar kepada prabu Kresna karena perbuatannya. Karena Arjuna memang tidak pernah berniat untuk mengarahkan pasopati ke adipati Karno.
" Ketika pertempuran semakin lama, akan semakin banyak memakan korban dari kedua belah pihak. Berarti rakyat pula yang nantinya akan menderita.
Ini pertempuran, Dimas. Ketika ada senopati yang gugur, itulah tugas mulia yang telah diembannya." prabu Kresna bertutur dengan bijak.
Pada akhirnya Arjunapun harus pasrah menerima takdir hidupnya sebagai senopati yang telah membunuh saudara kandungnya sendiri.
Inilah perang. Dalam perang selalu akan ada pihak yang tersingkir. Tidak peduli siapa yang benar. Karena kebenaran yang hakiki hanyalah milik Allah SWT semata. Wallahu'alam bishowab.

Rabu, 16 September 2015

LKP Radio Mergi Muaro Jambi Bidang Usaha Pelatihan Pembenihan


INFO MUARO JAMBI RADIO//  Sejarah Berdirinya
Sektor perikanan memiliki kemampuan untuk menciptakan peluang usaha guna Mengurangi kemiskinan dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan serta sekaligus mampu sebagai tumpuan pijakan bagi pertumbuhan ekonomi nasional
LKP Radio Mergi Muaro Jambi Bidang Usaha Pelatihan Pembenihan Dan Budidaya Perikanan Air Tawar adalah sebuah lembaga Kursus yang bergerak dibidang pelatihan kemasyarakatan dibawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muaro Jambi yang dibentuk untuk membantu program pemerintah di Bidang Perikanan darat dan Laut, Dan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dalam membina, mengembangkan, meningkatkan produksi, distribusi dan pemasaran benih ikan air tawar.
LKP Radio Mergi Muaro Jambi Bidang Usaha Pelatihan Pembenihan Dan Budidaya Perikanan Air Tawar terletak di Rt.03 Rw. 01 Bukit Cinto Kenang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Dengan adanya cikal bakal pembangunannya yang diawali dengan pembuatan kolam percontohan pada tahun 2009, yang kemudian seiring dengan berkembangnya usaha budidaya ikan di perairan umum, terutama budidaya ikan Lele, Patin, Nila, dan lain-lain pada tahun 2009, maka untuk menunjang pemenuhan kebutuhan benih ikan, dibangunlah LKP Radio Mergi Muaro Jambi Bidang Usaha Pelatihan Pembenihan Dan Budidaya Perikanan Air Tawar pada tahun 2010 secara bertahap sampai sekarang dengan sumber dana secara swadaya dari pengurus, dan beberapa orang donator serta dari hasil penjualan benih yang telah dihasilkan. Adapun luas lahan yang menjadi pusat pembenihan ikan ini adalah ± 2 (Dua) hektar.



1.2 Visi
LKP Radio Mergi Muaro Jambi Bidang Usaha Pelatihan Pembenihan Dan Budidaya Perikanan Air Tawar merupakan usaha pembenihan lokal terdepan penghasil benih ikan air tawar yang unggul, produktif, bermutu dan penerapannya dilakukan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu dengan Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB) dan Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) serta optimalisasi kawasan produksi perikanan dalam rangka mendukung kegiatan pembangunan di Muaro Jambi khususnya sektor perikanan.

1.3 Misi
1. Mengembangkan potensi perikanan atas dasar sumber daya alam dan Sumber Daya Manusia
2. Meningkatkan aktifitas ekonomi di bidang perikanan.
3. Menghasilkan benih ikan air tawar yang unggul dan baik.
4. Sarana transfer teknologi perikanan budidaya air tawar bagi masyarakat dan petani.
5. Pelayanan jasa informasi perikanan budidaya air tawar.

Minggu, 13 September 2015

WATAK BERDASARKAN WETON

Info Muaro Jambi Radio // WATAK BERDASARKAN WETON
Menurut kepercayaan Jawa, arti dari suatu peristiwa (dan karakter dari seseorang yang lahir dalam hari tertentu) dapat ditentukan dengan menelaah saat terjadinya peristiwa tersebut menurut berbagai macam perputaran kalender tradisional. Salah satu penggunaan yang umum dari metode ramalan ini dapat ditemukan dalam sistem hari kelahiran Jawa yang disebut wetonan.
Weton anda merupakan gabungan dari tujuh hari dalam seminggu (Senin, Selasa, dll.) dengan lima hari pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon). Perputaran ini berulang setiap 35 (7 x 5) hari, sehingga menurut perhitungan Jawa hari kelahiran anda berulang setiap lima minggu dimulai dari hari kelahiran anda.

Senin, 07 September 2015

SUKU DALAM DI JAMBI

Foto Yayak Supriyadi.Info Muaro JAmbi Radio // Provinsi Jambi Layak nya pulau paling timur di papua sana yang bangga akan suku asamatnya, pulau kalimantan yang terkenal dengan suku dayaknya. Kota kecil ku ini juga memiliki suku yang terbilang asli kepemilikannya dan hak patennya milik Jambi sepenuhnya. Suku anak dalam atau suku kubu atau anak rimba beragam julukan dan istilah namun masih tetap menunjuk kepada suku asli yang di miliki oleh tanah "Sepucuk Jambi Sembilan Lurah" provinsi Jambi ini.

Sabtu, 05 September 2015

Puisi “Secangkir Kopi”

Info Muaro Jambi Radio // Ulis Zuska adalah nama pena dari Arjuliska Zuska. Lahir di dataran tinggi Gayo (Aceh Tengah), 10 Juli 1965. Anak ke empat dari pasangan Saifoeddin Kadir dan Zubaidah menggeluti dunia seni sejak masih kecil. Darah seni dari sang Ayah dan sifat religi sang ibu membuatnya menjadi seniman yang lemah gemulai dalam bekarya. Ulis dikenal sebagai penari, penyanyi, pembaca puisi dan presenter. Karya puisinya dapat ditemui di media cetak maupun media online hingga saat ini. Bersama belasan penyair Aceh, karya puisinya terkumpul dalam antologi puisi Penyair Perempuan Aceh, Lampion (Lapena, 2007). Salah satu puisinya yang berjudul ‘Tuan’, dijadikan CD GIFT, pada upacara peringatan 2 tahun MOU Helsinki di Banda Aceh.
Puisi Ulis Zuska telah lulus seleksi tahap pertama dan berhak menjadi nominator karya yang akan dimuat dalam Buku Antologi Puisi “Secangkir Kopi” terbitan oleh The Gayo Institute (TGI) dengan Kurator Fikar W Eda dan Salman Yoga S

Jumat, 04 September 2015

PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN LELE DUMBO


 
Info Muaro Jambi Radio // Lele dumbo merupakan jenis ikan tidak besisik sehingga lendir merupakan salahsatu pelindung dari gangguan lingkungan. Akibatnya  bila terluka dengan sangat mudah terjadi pengeluaran lendir yang berlebihan dari tubuhnya. Lendir ini dapat dijadikan media hidup bakteri, dan dengan menempelnya bakteri pada lendir, maka dengan segera kuman penyakit masuk hingga kedalam tubuh lele dumbo. Terjadinya luka inilah yang menjadikan ketahanan tubuh lele dumbo menurun dan menyebabkan sakit.  Namun kebanyakan patogen yang terlibat biasanya bersifat fakultatif yaitu organisme yang hanya menimbulkan penyakit dalam kondisi tertentu saja. Organisme semacam ini secara normal memang hidup dan berada pada berbagai jenis perairan, dan hanya menyebabkan terjadinya penyakit bila daya tahan tubuh lele dumbo menurun atau kelimpahan mahluk tersebut kelewat tinggi. Daya tahan tubuh lele dumbo  biasanya berkurang bila ada dalam kondisi stress yang diakibatkan berbagai faktor terutama lingkungan yang meliputi faktor fisik, kimiawi maupun biologis. Dengan demikian terjadinya wabah sebetulnya merupakan akibat interaksi yang tidak seimbang antara ikan sebagai subyek patogen, patogen itu sendiri serta kondisi lingkungan. Sebenarnya, semua jenis ikan mempunyai kekebalan terhadap penyakit selama ikan tersebut hidup dalam kondisi lingkungan yang baik dan tidak ada faktor yang memperlemah badannya. Penyakit ikan dapat berkembang akibat bermacam macam faktor antara lain trauma pengangkutan, kekurangan pakan, perubahan sifat fisika dan kimia air serta epidemi dari suatu penyakit. Untuk mencegah dan mengobati suatu penyakit maka perlu diketahui hal- hal yang berkaitan dengan timbulnya penyakit, cara cara dan dosispengobatan yang tepat agar diperoleh hasil yang baik.
UPAYA PENCEGAHAN
         Tindakan pencegahan terutama ditujukan untuk mencegah masuknya wabah penyakit kedalam tempat budidaya ikan,  atau mencegah meluasnya wilayah yang terkena serangan penyakit dalam upaya mengurangi kerugian produksi akibat timbulnya wabah penyakit.
Beberapa tindakan upaya pencegahan antara lain melalui sanitasi kolam, alat-alat, ikan yang akan dipelihara serta lingkungan tempat budidaya.
a.  Sanitasi kolam
     Sanitasi kolam dilaksanakan melalui pengeringan, pemjemuran dan pengapuran dengan kapur tohor atau kapur pertanian sebanyak 50-100 gram/m2  yang ditebar secara merata dipermukaan tanah dasar kolam dan sekeliling pematang kolam. Setelah dikapur biarkan dalam keadaan kering selama 3-5 hari, baru kemudian kolam dipupuk dan diairi. Bahan lain yang bisa digunakan untuk sanitasi kolam diantaranya kalium permanganat (PK) yang ditebarkan pada kolam yang telah diairi sebanyak 10-20 gram/m3 air dan dibiarkan selama 2 jam, baru kemudian dimasukan air baru dan ditebari ikan setelah kondisi air normal kembali.
b.  Sanitasi perlengkapan dan peralatan.
Perlengkapan dan peralatan kerja sebaiknya selalu dalam keadaaan suci hama, dengan cara merendamnya dalam larutan PK atau larutan kaporit selam 30-60 menit. Pengunjung dari luarpun sebaiknya tidak sembarangan memegang dan atau mencelupkan bagian tubuh kedalam media air pemeliharaan sebelum disuci hamakan.
c.  Sanitasi Ikan tebaran
Lele dumbo yang akan ditebarkan sebaiknya selalu diperiksa dahulu. Bila menunjukan gejala kelainan atau sakit maka lele tersebut harus dikarantinakan terlebih dahulu untuk diobati. Namun lele dumbo yang akan ditebar dan dianggap sehat pun, sebelum ditebar sebaiknya direndam dahulu dalam larutan PK dengan dosisi 20 gr/m3 air, atau dalam larutan methylin blue 20 ppm, atau dengan formalin 1cc/10 liter air, masing – masing selama 10 -15 menit. Bila sanitasi ikan tebaran akan menggunakan obat-obatan alami dapat dilakukan dengan cara merendam lele dumbo yang akan di tebar dalam ektrak cair sambiloto dengan dosis 25 ppm, atau dalam ektrak cair rimpang kunyit dengan dosis 15 ppm atau dapat juga menggunkan ektrak cair daun dewa dengan dosis 25 ppm, perendaman masing masing selama 30 -60 menit. 
d. Menjaga lingkungan tempat budidaya
     Upaya perlindungan gangguan dari penyakit lele dumbo adalah dengan menjaga kondisi lingkungan atau kondisi ekologis perairan dengan cara setiap kolam /bak pemeliharaan lele dumbo diusahakan mendapat air yang baru dan masih segar, telah melalui sistem filtrasi dan diusahakan agar bahan- bahan organik seperti sampah yag memungkinkan masuk kedalam kolam sedapat mungkin dihindari.
UPAYA PENGOBATAN
Gejala –gejala klinis
         Manifestasi klinis dari proses penyakit, baik yang infektif maupun non infektif dalam suatu populasi sering menunjukan tanda-tanda/petunjuk pertama terhadap suatu masalah penyakit walaupun ikan jarang atau hampir tidak pernah memperlihatkan tanda-tanda yang menciri (Pathogonomonic) oleh karena itu diagnosa yang tepat berdasarkan gejala klinis membutuhkan pengalaman dan keterampilan mengobservasi berbagai perubahan klinis. Beberapa perubahan atau tanda-tanda klinis yang perlu diamati antara lain tingkah laku, sikap, keseimbanga warna reflex, pergerakan, pernapasan, kerusakan / luka-luka pada kulit luar dll.
a.    Tingkah laku
         Lele dumbo yang sakit biasanya memperlhatkan tingkah laku menyimpang, misalnya sering menggosok-gosokan badannya pada benda- benda yang ada didalam kolam seperti batu, tanaman air atau kepinggiran kolam/ pematang. Pada kasus lain, ikan lele kehilangan keseimbangan tubuh sehingga gerakannya seprti tidak terkontrol, dan pada ahirnya ikan lele diam didasar kolam dengan sirip dada terbuka atau sekali-kali muncul kepermukaan air seperti menggantung. Ada pula lele sakit yang membuka kedua tutup insangnya lebih lebar dari biasanya, prekuensi pernafasannya meningkat dan tampak terengah-engah. Selain itu ada yang menunjukan gejal mogok makan akibat  kehilangan nafsu makan.
b.   Kelainan warna tubuh
         Jika tubuh lele dumbo mulai terlihat pucat maka harus dicurigai karena kemungkinan sudah mulai ditempeli parasit tertentu. Namun perubahan warna tubuh bisa juga disebabkan stress akibat terjadinya intesitas cahaya gelap keterang. Jika hal ini terjadi biasanya warna lele dumbo kembali normal  dalam waktu yang tidak terlalu lama. Perubahan warna juga sering terjadi jika lele dumbo dalam keadaan takut atau sesaat setelah atau sebelum memijah. Dengan demikian berdasarkan kejadian tersebut, maka perubahan warna pada lele dumbo dapat dianggap sebagai gejala dari suatu penyakit bila tidak ada penyebab lain seperti takut, stress atau setelah dan sebelum memijah. Perubahan warna yang disebabkan oleh penyakit biasanya belangsung lama atau bersifat permanen.
c.    Produksi Lendir
         Lele dumbo yang sakit seringkali memproduksi lendir yang berlebihan. Hal ini cukup terlihat jelas karena lele dumbo berwarna gelap. Produksi lendir yang berlebihan biasanya disebabkan oleh parasit yang menyerang bagian kulit. Banyaknya lendir tersebut tergantung pada intensitas serangan penyakit.
d.   Kelainan bentuk organ tubuh.
13
 
         Serangan tertentu dapat juga menimbulkan kelainan pada organ –organ tubuh tertentu, misalnya terdapat bintik –bintik putih atau merah pada bagian sirip, sisik atau bagian tubuh lainnya. Kelainan bentuk juga dapat terjadi bila serangan sangat hebat dan terjadi infeksi yang parah sehingga mengakibatkan tonjolan – tonjolan   semacam tumor pada insang, mata dan bagian kepala.  
Cara dan teknik mengobati ikan sakit
Tindakan penanggulangan penyakit ikan melalui pengobatan diupayakan agar lele dumbo sembuh tanpa membahayakan keselamatannya karena keracunan obat. Untuk itu perlu diketahui gejala – gejala umum yang timbul kemudian dilakukan diagnosis  untuk menemukan faktor penyebabnya. Setelah itu barulah ditentukan cara pengobatannya. Setelah secara pasti faktor penyebabnya diketahui kemudian ditentukan pula jenis obat yang akan digunakan serta dosisnya yang tepat sehingga tercapai efesiensi penggunaan obat dan efektifitas pemberantasannya. Beberapa teknik pengobatan yang dianjurkan dan biasa diterapkan dalam mengobati ikan terinfeksi suatu penyakit antara lain
a. Pencelupan
         Pencelupan adalah cara pengobatan menggunakan obat obatan alami atau bahan kimia  pada konsentrasi tinggi ( ratus atau ribuan ppm) dan waktu pengobatan sangat pendek. ( 30 detik ) Pengobatan dengan cara pencelupan biasanya menggunakan larutan obat dengan konsentrasi tinggi ( daya racun tinggi ). Bila kondisi ikan sudah terlalu lemah sedang daya racun obat sangat tinggi. Maka ikan bisa mati.Untuk pengobatan cara ini,  lele dumbo yang terinfeksi ditangkap menggunakan serok kemudian lele bersama serokannya dicelupkan kedalam larutan obat yang telah disiapkan selama 30 - 60 detik.  Lele dumbo yang telah diobati dipindahkan ketempat penampungan sambil diberi airasi dan air mengalir.
b.  Perendaman
Pengobatan ini adalah dengan cara memandikan ikan – ikan yang sakit dalam suatu larutan obat tertentu dengan konsentrasi tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam waktu antara 15 -60 menit. Teknis pengobatan dengan cara peandian yaitu ikan – ikan yang terinfeksi di kumpulkan dan secara langsung dimasukan/dilepaskan kedalam larutan obat yang telah disediakan setelah mencapai batas waktu yang telah ditentukan ikan ditangkap kemudian dipindah ketempat penampungan sementara dengan aliran air bersih.
c. Perendaman
         Pengobatan melalui perendaman biasanya menggunakan larutan obat tertentu pada konsentrasi relatif rendah, waktu yang digunakan untuk perendaman cukup panjang yaitu sampai 24 jam. Pengobatan dengan teknik perendaman ini dilakukan 3-5 kali berturut-turut selama 3-5 hari. Setiap kali selesai mengobati, ikan dipindahkan ketempat yang berisi air bersih sambil diberi pakan.
d.  Usapan / Olesan.
         Pengobatan ini biasanya hanya dilakukan pada lele dumbo yang luka. Lele dumbo yang luka diolesi obat tepat pada bagian yang luka, selanjutnya dipindahkan ketempat berair mengalir agar sisa obat yang beracun bagi ikan cepat tercuci.
e.  Pemberian pakan.
         Pengobatan ini terutama ditujukan bagi lele dumbo yang terinfeksi bakteri pada organ tubuh bagian dalam. Obat yang akan digunakan dicampur kedalam pakan ikan sesuai dosis yang dianjurkan. Pakan yang telah dicampuri obat diberikan kepada lele dumbo yang akan diobati sebanyak 2-3% biomas, diberikan 3 kali perhari.
JENIS-JENIS OBAT
A. OBAT ALAMI/TRADISIONAL
1.    Kunyit  (Curcuma longa Linn)
*      Nama daerah: Kunyir, Koneng, Kunyit, Alawahu, Nikwai Pagidon.
*      Sifat kimiawi dan efek farmakologis : Bau khas aromatik, rasa agak pahit, sedikit pedas, tidak beracun. Berkhasiat sebagai anti radang ( anti inflamasi) dan anti bakteri.
*      Kandungan kimia : Rimpang mengandung minyak atsiri 3-5 %, turmeron, zingberene, sesquiterpen, alkohol pati , tanin dan damar.
*      Cara pemakaian : Perendaman dan oles.
2.    Lengkuas (Alpinia galanga L willd)
*      Nama daerah : Langkueh, halawas, lengkuas, lawas, laja, langkuwasa.
*      Sifat kimiawi dan efek farmakologis: Rasanya pedas dan hangat. Berkhasiat untuk, menetralkan racun, Meningatkan napsu makan( stomakik) dan sebagai obat jamur kulit.
*      Kandungan kimia: Rimpang mengandung minyak atsiri 1% metilsinamat, kamfer, galangin dan eugenol. Sedangkan buah mengandung, methyl ether, kaemferide, galangin dan dimethoxyflavone.
*      Cara pemakaian : melalui perendaman dan dioles.
3.    Daun Dewa ( Gynura pseudochina DC.)
*      Nama daerah : Beluntas cina, Daun dewa.
*      Sifat kimiawi dan efek farmakologis Daunnya dapat dikonsumsi dengan cara dilalap atau dijus. Berkhasiat sebagai anti radang, Penghilang nyeri (analgesik), obat luka bakar, luka bekas gigitan hewan berbisa, anti kanker dan peradangan pada jaringan tubuh.
*      Kandungan kimia: Batang, daun dan umbinya mengandung minyakatsiri, saponin , teranoid, tanin dan tekalora.
*      Cara pemakaian : melalui perendaman dan dioles.
4.    Mahkota dewa (phaleria macrocarpa)
*      Sifat kimiawi dan efek farmakologis : Jika dikonsumsi manusia dalam keadaan segar bisa menyebabkan keracunan. Berkhasiat untuk mengobati kanker, anti oksidan, bersifat analgesik, antipiretik, dan anti radang.
*      Kandungan kimia: Daging buah dan cangkang biji mahkota dewa mengandung alkaloid, flavonoid, senyawa politenol dan tanin.
*      Cara pemakaian : melalui perendaman dan dioles.
*     
19
 
Berhasiat sebagai penambah napsu makan, menetralisir racun ( anti toksik), menghilangkan gumpalan darah dan mengobati cacing ( Vermifuge ).
*      Kandungan Kimia : Batang dan daun mengandung : Minyak atsiri, tanin, lemak, phytosterol dan calcium oxalate.
*      Cara pemakaian :  melalui perendaman atau dioles
6.      Jarak Ulung ( Jatropha gossipifolia L )
*      Nama daerah  : Jarak kosta merah, Jarak cina, jarak ulung.
*      Sifat kimiawi dan efek farmakologi : Getahnya bersabun, biji mengandung minyak. Bagian yang bisa dipakai adalah daun dan biji. Berkhasiat untuk meningkatkan napsu makan, mengobati pembengkakan dan penyakit kulit.
*      Kandungan kimia. : Akar mengandung  alkaloid. Daun dan batang mengandung  tanin, calcium oxalate, dan sulfur.
*      Cara pemakaian : Perendaman dan oles


17
 


Cara membuat obat alami/tradisional.
a.      Ekstrak.
         Ekstrak adalah obat alami dalam bentuk kering, kental atau cair yang dibuat dengan cara mengambil sari simplisia (bahan obat ) menurut cara yang cocok tanpa pengaruh cahaya matahari langsung. Wadah untuk menyari, merendam atau merebus simplisia bisa berupa panci stainlees atau toples kaca dan pengaduk dari kayu. Sedangkan simplisia yang digunakan berupa daun, buah, batang maupun rempang yang masih segar atau simplisia yang telah dikeringkan dan telah diawetkan sebelumnya.
         Salah satu cara ekstraksi yang biasa dilakukan adalah dengan cara memasak air sampai mendidih, kemudian simplisia direbus selama sekitar 30 menit. Selanjutnya bahan rebusan tersebut disaring dengan kain atau kawat kasa. Setelah itu air rebusan di panaskan lagi sampai mengental, dan didinginkan.
            Ekstrak ini merupakan bahan dasar untuk pembuatan obat dalam bentuk serbuk atau dalam bentuk salep/krim atau dapat juga digunakan langsung untuk pengobatan dengan cara perendaman, pemandian maupun pengusapan/oles dengan cara mencampur dengan air bersih sesuai dosis yang dianjurkan.
b.      Obat serbuk     
         Obat serbuk dibuat dengan cara mencampur ekstrak kental dengan saccarum lactis ( gula susu), sedikit demi sedikit sampai terbentuk adonan yang dapat dibentuk lempengan. Selanjutnya lempengan tersebut di jemur sampai kering lalu digiling dan hasil gilingannya disaring dengan kawat kasa sehingga didapatkan serbuk halus yang berukuran seragam.
         Obat serbuk ini dapat digunakan untuk pengobatan dengan cara perendaman, pemandian, pengolesan dan pengobatan melalui pakan.
c.       Obat oles ( krim/ Lulur )
         Obat oles biasanya berupa salep yang merupakan campuran minyak tumbuhan dengan bahan-bahan yang telah berbentuk ekstrak. Minyak tumbuhan yang digunakan untuk mencampur adalah minyak kelapa atau minyak zaitun dicampur bahan pengemulsi(emulgator) seperti gom arab, acacia dan tragacanth. Pembuatannya dilakukan dengan cara mencampur, minyak, ektrak kental dan emulgator dengan perbandingan 2 : 4 : 1 diaduk dengan cepat hingga menjadi bentuk krim emulsi. Pembuatan obat oles ini tidak boleh dipanaskan karena dapat memisahkan minyak dan air yang telah bercampur. Krim atau lulur ini dapat digunakan untuk pengobatan luka atau borok yang terinfeksi bakteri atau parasit. Dengan cara dioleskan tepat pada bagian yang luka.
d.      Ramuan
          Ramuan adalah campuran berbagai macam bahan obat-obatan segar atau yang telah diawetkan untuk mengobati penyakit tertentu, sehingga perbandingan jumlah bahannya disesuaikan dengan kebutuhan kandungan bahan kimia dalam bahan yang akan digunakan. Cara pembuatanya, semua bahan dirajang kecil-kecil kemudian direbus hingga air rebusan tersisa separuhnya. Air rebusan tersebut selanjutnya digunakan untuk pengobatan.
OBAT KIMIA
         Obat-obatan kimia yang lazim digunakan dalam pengobatan penyakit ikan banyak sekali jenisnya. Ada yang berbentuk serbuk ada pula yang berbentuk cairan. Semuanya merupakan bahan kimia. Berdasarkan sifatnya jenis-jenis obat obatan tersebut dapat dikelompkan menjadi  obat anti biotik, desinfektan , insektisida obat oles dan obat obat lain.
a.      Obat serbuk
         Umumnya obat antibiotik digunakan untuk penyakit bakterial yang diaflikasikan dengan cara perendaman, penyuntikan maupun pengobatan melalui pakan. Contoh obat antibiotik adalah Tetrasiklin. Kemisitin, oksitetracyclin hcl, streptomisin, sulfamerizin sulfanomid.
b.      Obat oles
         Obat oles yaitu obat- obatan yangdigunakan manusia terutama untuk mengobati luka luka. Obat ini berbentuk cairan, penggunaannya dalam pengobatan ikan harus diencerkan dahulu hinga sepuluh kali. Cara penggunaannya dioleskan dengan bantuan kapas tepat pada luka ditubuh ikan yang terinfeksi penyakit bakterial atau parasit lainnya yang bisa menyebabkan luka atau borok pada tubuh ikan. Contohnya adalah obat merah ( jodium tinktur, mercurochrome ) kecuali itu ada lagi bedak talk yang penggunaannya juga dioleskan, terutama untuk melepaskan jenis ektoparasites seperti argulus sp, yang menempel ketat pada tubuh ikan.
c.       Obat- obat lain
         Justru obat- obatan inilah yang paling sering dimanfaatkan dalam pengobatan lele dumbo, sebagian besar berbentuk serbuk, bersifat racun, dan harganya relatif mahal. Obat ini mudah diperoleh ditoko- toko kimia atau di afotik. Obat – obat dimaksud yang sudah dikenal luas adalah malchyt green, methyline blue, cooper sulfat, PK, rivanol, bromex, formalin, Hcl quinine, Chinine trifaplafin, garam amonia dan kalium bikromat.
JENIS  PENYAKIT LELE DUMBO
         Bila dilihat berdasarkan biotaksonominya, parasit penyebab penyakit pada lele dumbo, digolongkan dalam dua golongan yaitu zoo-parasites dan Phytoparasites.
Zoo parasites
         Parasit yang secara biotaksonomi tergolong dalam dunia hewan   ( animal kingdom) diantaranya sebagai berikut.
a.      Cyclochaeta ( Trichodina sp )
         Cyclochaeta atau lebih dikenal dengan Trichodina, berkembang biak dengan cara membelah diri dan selama hidupnya berada pada tubuh ikan. Bagian bawahnya terdapat mulut yang dilingkari suatu alat dari zat kitin berjumlah 20 – 30 buah, berfungsi sebagai alat untuk menempel pada tubuh atau insang, sekaligus sebagai alat pengisap. Parasit ini sering menempel pada lele yang telah terjangkit parasit lain. Bagian badan yang diserang  menjadi
pucat, terkadang disertai dengan pendarahan. Bagian tubuh yang terinfeksi banyak mengeluarkan lendir
*              Siklus hidup
         Berdasrkan siklus hidupnya ,cyclochaeta termasuk parasit onligat yaitu selama hidupnya berfungsi penuh sebagai parasit dan tidak pernah melepaskan diri dari inangnya ( ikan ) sehingga parasit ini tidak bisa hidup tanpa ikan. Penularannya akan terjadi apabila ada kontak langsung antara ikan yang terjangkit dengan ikan sehat
*              Gejala infeksi
         Tubuh lele dumbo bagian luar yang terkena infeksi menjadi pucat, banyak mengeluarkan lendir, serta kemerah merahan karena terjadi pendarahan. Warna tubuh pucat dan tingkah laku tidak normal   ( ikan menjadi lemah terjadi penurunan berat tubuh, terjadi iritasi pada kulit )
*              Pencegahan       : Memelihara kondisi lingkungan, Kolam didesinfekstan sebelum penebaran ikan. Kalau memungkinkan, copepoda harus dihambat agar tidak masuk kekolam. Populasi lele dumbo dijaga serendah mungkin, makanan harus tersedia dalam jumlah dan mutu yang cukup
b.      Bintik Putih (white spot)
         Parasit ini sering dijumpai pada lele dumbo dan terlihat seperti bintik- bintik putih sehingga disebut penyakit bintik putih ( White spot). Parasit tersebut menyerang lele dumbo secara berkelompok membentuk koloni yang bersarang pada lapisan lendir kulit, sirip hingga lapisan insang.
         Parasit yang dapat menyebabkan pendarahan ini termasuk protozoa yang sangat ganas, sesuai namanya ichtioptirius berarti penghancur ikan, yang mampu berkembang biak dalam waktu yang sangat singkat.
*              Siklus hidup
         Didaerah tropis siklus hidup nya lebih pendek dari pada didaerah sub tropis ( sedang) . Metabolismenya sangat cepat pada suhu yang hangat sehingga perkembang biakannya pun pesat sekali. Penyakit
Bintik putih agak sulit diberantas karena pada tahap parasiter hidup terbungkus selaput sel lendir ikan. Larutan obat tidak akan meresap mengenai parasit tanpa merusak selaput lendir ikan. Namun demikian cara memutuskan siklus hidupnya, parsit ini dapat diberantas secara efektif.
         Siklus hidup Ichtyoptihirius multifilis dibagi menjadi empat fase yaitu :
1.      Fase parasiter , ketika hidup pada ikan
1.             Fase pra kista : Setelah dewasa dan melepaskan diri dari tubuh ikan, tetapia belum membentuk kista
2.             Fase kista : Selama terjadi proses membelah diri, terbungkus dinding lendir  melekat padaa suatu benndda didalamair.
3.              Fase paskakista : Berupa benih- benih parasit yang baru keluar dari kista.
         Pada fase parasiter parasit ini melekat padad tubuh ikan selama lebih kurang 8 hari, setelah itu melepaskan diri dan hidup bersifat planktonis ( melayang-layang) didalam air untuk beberapa saat lamanya. ( fase prakista). Saat itulah kesempatan paling tepat untuk mengobati lele yang sakit sekaligus membunuh parasit. Kesempatan kedua terjadi pada saat parasit baru keluar dari kista dan masih berupa benih parasit ( fase paskakista)
*              Gejala Infeksi
         Bagian tubuh lele dumbo yang menjadi sasarannya adalah sel- sel pigmen, sel- sel darah, dan sel- sel lendir. Bila yang diserang bagian kepala, terutama permukaan insang, lele dumbo biasanya megap- megap seperti sesak nafas, lama kelamaan mati. Serangan yang ringan pada selaput lendir mengakibatkan lele gatal- gatal, jika serangan
menghebat tak jarang terjadi pendarahan. Sering juga terjadi lele dumbo yang diserang penyakit bintik putih banyak mengeluarkan lendir, tubuhnya pucat, serta pertumbuhannya lambat.Terjadi iritasi, lele menggosok gosokan tubuhnya ketepi kolam. Pada lele dumbo yang terinfeksi lebih lanjut, akan terlihat meloncat loncat kepermukaan air dan megap megap untuk mengambil udara, nafsu makan berkurang, terjadi perubahan warna, geraka nmenjadi lamban dan tidak responsip terhadap rangsangan.
Penyakit bakteri
a.      Aeromonas ( Bercak merah)
         Bakteri Aeromonas termasuk patogen terhadap ikan. Dari genus aeromonas terdapat 3 spesies yaitu Aeromonas punctata, Aeromonas Hydrophilla  dan Aeromonas liquifaciens.
29
 
         Terlepas dari adanya perbedaan dalam hal klasifikasi, yang jelas bakteri terdapat di dalam tanah maupun didalam alat pencernaan ikan. Habitatnya adalah air tawar terutama yang mengandung kadar bahan organik tinggi. Khusus bakteri Aeromonas hydrophilla biasanya merupakan
penyerang kedua setelah terinfeksi parasit lain ataujika ikan menderita stress.
*              Gejala Infeksi
         Ikan  lele yang terserang bakteri Aeromonas warna tubuhnya berubah menjadi gelap, kulitnya kesat karena kehilangan banyak lendir diikuti pendarahan dan luka/borok. Selain itu ikan berenang sangat lemah , napasnya megap- megap,sering timbul atau menggantung  dipermukaan air. Bila menyerang organ dalam biasanya ginjal dan limpanya bengkak atau terkadang terjadi pendarahan
Faktor penunjang : Kualitas air buruk, terutama bila bahan organik tinggi karena perubahan musim. Temperatur air berfluktuasi tinggi antara siang dan malam serta kadar oksigen sangat rendah.
*              Pencegahan      
 -       Sanitasi air dan wadah/kolam.
-           Desinfeksi peralatan
-           Karantina ikan yang baru
Phyto-parasites
         Phyto- parasites adalah parasit yang secara biotaksonomi tergolong dalam dunia tanaman ( plant kingdom ). Dari golongan phyto parasites terdapat dua genus jamur ( fungi) yang paling dikenal didunia perikanan yaitu jamur achliya dan saprolegnia.
         Kedu parasit ini memiliki bentuk yang hampir sama yaitu menyerupai benang- benang halus. Jamur achliya dan saprolegnia cukup berbahaya bagi benih dan telur ikan. Ikan dewasa yang badannya mengalami luka fisik juga akan mudah menjadi mangsa parasit ini.
*              Siklus hidup
         Meskipun siklus jamur ini belum diketahui secara pasti, tetapi wabah achliya dan saprolegnia umumnya terjadi pada kondisi lingkungan yang banyak mengandung bahan organik terutama bila sedang terjadi proses pembusukan. Dalam keadaan suhu relatif rendah, serangannya juga bisa menghebat. Ikan yang tubuhnya lemah atau menderita luka akibat  terkena serangan parasit lain akan cepat dijangkiti jamur ini sebagai infeksi kedua.
*              Gejala infeksi
         Ciri khas akibat serangan jamur pada badan lele dumbo terdapat benang – benang halus berwarna putih seperti kapas. Kalau tidak segera ditangani lama kelamaan lele dumbo menjadi kurus dan akhirnya mati karena jamur mampu menerobos kulit bagian dalam terus masuk keotot daging bahkan sampai ketulang. Sasaran penyakit jamur bukan saja benih atau ikan dewasa tetapi telur pun sangat mudah terinfeksi. Penyerangan terjadi terutama pada lele yang sebelumnya sudah terjangkit parasit lain atau mengalami luka fisik sehingga penyerangan jamur ini merupakan infeksi kedua. Mewabahnya penyakit ini sering terjadi pada kondisi lingkungan yang banyak mengandung bahan-bahan organik dan sedang terjadi pembusukan. Serangannya sangat menghebat bila terjadi penurunan suhu air.
PENGOBATAN/PENGENDALIAN PENYAKIT
NO
JENIS PENYAKIT
PENGOBATAN/PEMBERANTASN
ALAMI
KIMIA
1
Tricodina/
cyclochaeta
1. Perendaman dalam  20 gr serbuk sambiloto dalam 100 liter air bersih selama 12 jam. Sebanyak 3 kali berturut – turut selama 3 hari. 
1. Dimandikan dalam larutan garam dapur (NaCl) 2.5 % atau 2.5 gr Na CL dalam 100 ml Air bersih sebanyak 3 kali berturut – turut selama 3 hari
2. Perendaman dalam ramuan, buah mahkota dewa 20 gram, Rempang kunyit 30 gram dan daun miana 25 gram. Semua bahan direbus dalam 1 liter air sampai tersisa 500 cc. Air rebusan dicampur 100 liter air bersih untuk peren daman selama 24 jam. Pengobatan dilakkan 3 kali berturut-turut.
2. Perendaman dengan formalin konsentrasi 25 mg/l atau 2,5 gr formalin dalam 100 liter air bersih. Perendaman dilakukan selama 10 menit ditempat yang teduh. Pengobatan diulangi 2 -3 kali dalam jangka waktu 2-3 hari.
2
Bintik Putih  (white spot)
1. Perendaman dengan serbuk kunyit 50 gram dalam air 100 liter, dengan suhu air 28-30oC selama 24 jam. Pengobatan dilakukan 3 kali berturut-turut. 
1.Perendaman dalam larutan metil biru 0.1 gr dalam 100 ml air bersih Masukan ikan yang sakit dan biarkan selama 24 jam
2. Perendaman dalam ramuan segar daun dewa 30 gram, daun sambiloto 25 gram, buah mahkota dewa 30 gram dan daun jarak ulung 25 gram. Semua bahan direjang kecil-kecil, direbus dalam air 1 liter sampai tersisa 500 cc. Air rebusan dicampur 100 liter air bersih dengan suhu 28-30oC. Untuk perendaman selama 24 jam. Pengobtan dilaku kan 3 kali berturut-turut.
2. Perendaman dalam larutan chinine tripaflavin dan vinanol, dosis nya 10 ppm ( 10 mg/l air ) selama tiga hari berturut turut. menit.
3
Aeromonas (Bercak merah)
1. Perendaman dalam ekstrak cair lengkuas 25 ppm selama 24 jam. Perendaman dilakukan berulang-ulang sampai ikan sembuh.
1. Perendaman dalam nitrofuran 5-10 ppm selama 12-24 jam.
2. Perendaman dalam irisan buah mahkota dewa segar sebanyak 40 gram dalam air 100 liter selama 24. jam. Pengobatan dilakukan berulang-ulang.
2.Perendaman dalam PK 10 – 20 ppm selama 30-60 menit atau 3-5 ppm selama 12-24 jam
3. Ramuan serbuk daun dewa 15 gram, serbuk daun sambiloto 20 gr dan serbuk daun jalak ulung  15 gram dicampur dalam setiap  kilogram makanan. Diberikan selama 1-2 minggu sebanyak 3% biomas/hari.
3.Perendaman dengan oxytetra cyclin 5 ppm selama 24 jam, imequyl 5 ppm selama 24 jam, bytril 5-8 ml/m3 selama waktu tak terbatas.
4
Phyto-parasites/ jamur
Telur yang akan ditetaskan direndam terlebih dahulu dalam ekstrak cair sambiloto sebanyak 25 gram, atau ekstrak cair daun miana sebanyak 25 gram dalam air 100 liter selama 60 menit.
Telur yang akan ditetaskan sebaiknya direndam dahulu dlm larutan malachite green 0.15 ppm selama 30 -60 menit. Larutan tersebut dapat dibuat dari 150 mg malachyte green dicampur kedalam 1000 l air bersih
2. Untuk lele berukuran besar dapat diobati dengan olesan obat oles/krim daun dewa, atau krim sambiloto. Sebelum dioles, terlebih dahulu jamur dicabut atau dipotong dari tubuh ikan.
3.Olesan bisa dilakukan pada ikan berukuran besar dengan obat merah 2 % yang diencerkan 10 kali ( 1 bagian obat dicampur dengan 9 bagian air )
DAFTAR PUSTAKA
Darti S.L , Penyakit ikan hias, Penebar swadaya, Jakarta
Prihartono Eko, Juansyah R, dan Usni Arie, Mengatasi Permasalahan   Budidaya Lele dumbo. Penebar swadaya, cet 3, Jakarta   2001.
Susanto, H. Ikan Lele. Kanisius Yogyakarta
Sudewo, Bambang. Tanaman Obat Populer, Agro Media Pustaka, Jakarta. 2004.

Syambas M. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Lele Dumbo Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Mengapa selalu dengar radio