Senin, 12 Januari 2015

BUDAYA




        Malang dikenal memiliki dialek khas yang disebut Boso Walikan, yaitu cara pengucapan kata secara terbalik, misalnya Malang menjadi Ngalam, bakso menjadi Oskab, dan contoh lain seperti “saya bangga arema menang” menjadi “ayas bangga arema nganem”. Gaya bahasa masyarakat Malang terkenal egaliter dan blak-blakan yang menunjukkan sikap masyarakatnya yang tegas, lugas, dan tidak mengenal basa-basi. Boso Walikan Malang merupakan sebuah fenomena sosial budaya yang ada di dalam masyarakat Kota Malang. Boso Walikan yang merupakan buah pemikiran dari para pejuang Kota Malang pada zaman penjajahan, kini telah beralih fungsi menjadi bahasa sehari-hari dan menjadi identitas Kota Malang.
Terciptanya Boso Walikan berawal dari ide para pejuang di era perjuangan sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Boso Walikan sudah lama menjadi sandi-sandi khusus para pejuang untuk berkomunikasi antar sesama pejuang dan penduduk pribumi. Boso Walikan digunakan untuk mengelabuhi para penjajah di zaman Kolonial Belanda, karena pada saat itu mulai banyak warga Belanda yang mengerti bahasa Indonesia dan bahasa Jawa, sehingga mudah bagi mereka untuk mencuri pembicaraan pejuang tentang strategi penyerangan kepada mereka.
            Kini Boso Walikan sudah membaur menjadi satu dengan Bahasa Malangan atau bahasa Jawa dengan dialeg khas Malang. Boso Walikan kini tidak ubahnya menjadi bahasa gaul di kalangan masyarakat Malang yang digunakan diberbagai kalangan usia dan tingkatan social. Aremania yang merupakan supporter tim sepak bola Malang, Arema merupakan komunitas yang sudah membumi dengan Boso Walikan. Sekitar 80% dari Aremania menggunakan Boso Walikan. Hal tersebut dilakukan atas dasar perasaan bangga terhadap tradisinya sendiri, terlebih jika mereka sedang menonton pertandingan tim kesayangannya di luar daerah. Hal yang menarik Boso Walikan bahkan menjadi pengikat dan penghubung rasa kekeluargaan ketika digunakan untuk berkomunikasi antar warga Malang saat di luar Kota Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengapa selalu dengar radio