Senin, 16 Desember 2013
KAPAL MOTOR KAYU RIWAYATMU KINI
Pada Tahun 1984-1999 transportasi jambi muara sabak ,teluk Buan,kota gandis .puding simpang dan sekitar nya menuju jambi mengunakan kapal MOTOR kayu dari angso duo jambi.
onkos pada waktu itu RP.12.000,- hingga Rp 15,000,- dari angso dua jambi menuju kampungku Sidomukti kecamatan Dendan1 Yang dulu orang nyebut KUALA (teluk Buan) mebutuhkan waktu semalam ,sebelum berangkat kapal motor ""INTANG UWEK" mereka sabar menunggu penumpang yang selalu jadi langanan
berguliunya waktu pada tahun 1999 otonomi daerah tanjung jabung di mekarkan menjadi dua daerah tajabbarat dan timur .kapal motor yang dulunya jadi primadona transportasi Laut berlahan - lahan Sepi.
karena tidak ada penumpang melainakan sakarang jadi kenangan . pada masa itu perjalanan di tyempunh satu malam denga pembanguan jalan dari lintas timur 3 jamb dan dari jalur uarduri 2 bisa di tembus dengan waktu kurang lebih satu jam.
Tim.radio mjn
Pelaksana Seismik Sepakat Ganti Kerugian Korban
SENGETI - Warga yang merupakan korban kerusakan rumah akibat program seismik yang dilakukan Pertamina melalui pihak ketiga akan menerima ganti rugi sesuai dengan jenis kerusakan akibat getaran ledakan survey seismik.
‘’Namun, ganti kerugian ini sendiri tidak akan berupa uang tunai, melainkan diperbaiki oleh pihak kontraktor dengan perbaikan seperti keaadan semula, seperti perbaikan keretakan rumah, pondasi atau lainnya,’’ sebut Kadis ESDM Muarojambi, Firmansyah SKM Mkm.
Dikatakannya, pelaksanaan seismik ini sendiri bertujuan untuk memetakan kondisi migas di Muarojambi yang sudah sejak puluhan tahun lalu belum dilakukan pemetaan Pemerintah Pusat. "Kabupaten ini belum pernah dilakukan pemetaaan migas, terakhir pada tahun 1931, saat itu masih menyatu dengan Kabupaten Batanghari, jadi ketika dimekarkan kami minta dilakukan pemetaan khusus untuk Muarojambi dan ususlan itu diterima dan saat ini sedang dilangsungkan," tuturnya.
Survey seismik ini, katanya, malah membawa keuntungan yang besar untuk masyarakat Muarojambi kedepan. Betapa tidak, setelah dilakukan pemetaan akan diketahui lokasi Migas yang ada di Bumi Muarojambi, sehingga kedepan PAD akan meningkats eiring dengan bertambahnya lokasi Migas di Muarojambi. "Untuk penggantian korban sendiri akan dilakukan beberapa hari setelah pelaksanaan Seismik selesai, dan saya jami semua korban akan dapat ganti rugi perbaikan kerusakan," janji Firman.
(era)
SULITNYA MENGATUR POLITISI
MEMANG susah mengatur politisi kita. Dan memang, politisi kita belum dewasa menyikapi dan mematuhi ketentuan dan aturan yang terkait pelaksanaan pemilihan umum yang bersih, jujur dan adil. Selagi ada celah yang mau diabaikan, pasti diabaikan.
Kali ini, ulah tidak pedulinya politisi kita terhadap penyelenggaraan pemilihan umum terlihat dari jumlah partai politik yang melaporkan rekening ke KPU. Untuk Pemilu 2014, parpol memang diwajibkan menyerahkan nomor rekening dana kampanye --yang berbeda dari rekening parpol-- selain melaporkan sumber dan pemanfaatannya per tiga bulan sekali.
Semestinya, tiga hari setelah ditetapkan sebagai peserta kampanye, para pengurus parpol sudah harus menyerahkan rekening dana kampanye mereka. Sedangkan pelaporan dana kampanye ditentukan dua tahap, dengan tahap awal paling lambat 27 Desember 2013.
Namun, sampai dua hari lalu, baru lima parpol yang menyampaikan rekening khusus dana kampanyenya ke KPU Provinsi Jambi.
Ini baru yang melaporkan nomor rekening khusus dana kampanye. Sedangkan yang melaporkan sumber dan pemanfaatan dananya baru tiga parpol. Sementara calon anggota DPD yang menyerahkan rekening baru delapan orang dari 32 total jumlah calon DPD dari Jambi. Selebihnya membangkang.
Fakta-fakta itu menunjukkan tipisnya kepedulian peserta pemilu terhadap suksesnya pelaksaan pesta demokrasi lima tahunan ini. Padahal, apa sih sulitnya membuka rekening di bank dan apa pula susahnya menyerahkan nomor rekening dan membuat laporan pemanfaatan dana kampanye ke KPU. Khusus untuk membuat laporan, ada pihak sekretariat yang siap membantu bila para pengurus parpol masih kesulitan.
Ada sejumlah kemungkinan yang membuat para politisi itu tidak kunjung menyerahkan nomor rekening dan laporan pengelolaan dana kampanye ke KPU. Pertama, mereka tidak peduli dengan aturan itu. Ini tipe politisi atau pengurus parpol yang terbelakang dalam berdemokrasi di negara yang terus berkembang maju ini. Apalagi bila sanksi bagi pelanggar ketentuan tersebut lemah. Mereka akan cuek bebek.
Alasan kedua, masih ada niat melakukan kecurangan sehingga menganggap riskan bila cepat-cepat menyerahkan nomor rekening dan laporan dana kampanye. Ini tipe politisi dan pengurus parpol yang benar-benar tidak menginginkan kemajuan dalam bedemokrasi. Politisi seperti ini biasanya hanya mementingkan diri sendiri, yang biasa bermain curang di setiap pemilu.
Padahal, bila keterbukaan di dalam pemilu dipatuhi, salah satunya melalui keterbukaan sumber dan pemanfaatan dana kampanye, maka kualitas pemilu yang jujur dan adil akan tercapai. Bila demokrasi kita berkualitas, maka akan lahir bangsa dan pemerintahan yang berkualitas pula.
Tetapi bila semua politisi dan pengurus parpol kita masih berniat main curang, takut keterbukaan, maka alamat kan sulit kita mencapai bangsa yang berkualitas.(*)
"Doyan” Nongkrong di Kafe, dari Trend hingga Lahirnya Inspirasi
Tak dapat dipungkiri, budaya nongkrong remaja masa kini semakin diminati. Walaupun ada hal yang positif yang dilakukan oleh para kaum remaja, tapi tetap saja bagi masyarakat awam, akan selalu beranggapan remaja nongkrong di kafe seuatu hal yang negatif.
Pagi itu, waktu menunjukkan pukul 10.30 WIB. Sekelompok anak remaja yang masih mengenakan seragam sekolah tampak asyik bercerita di salah satu resto Amerika di Jambi. Mereka tampak gembira dengan canda tawa sembari minum aroma soda. Remaja lainnya tampak serius menikmati sajian ala Negeri Paman Sam.
Gaya remaja seperti itu, tak lagi jarang kita jumpai saat ini, khususnya di Kota Jambi. Gaya ala kebarat-baratan kerap merasuki remaja-remaja masa kini. Kalau tidak seperti itu, katanya dibilang tak gaul.
Kota Jambi dikenal juga sebagai kota yang berkembang dan salah satu menjadi pusat pendidikan yang cukup dikenal bagus di semua kalangan masyrakat, bukan saja dikenal di kalangan masyarakat Jambi. Tetapi juga dikenal di berbagai daerah lain, contohnya Povinsi Riau, Sumatera Selatan dan sebagainya.
Sehingga para generasi muda yang menuntut ilmu pendidikan di Jambi, kebanyakan anak-anak yang di luar daerah. Dengan demikian, didukung dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan kemajuan modernisasi, sehingga pola pikir para generasi muda berubah baik dari segi tingkah laku maupun dari segi pergaulan.
Ketua Komunitas Indonesia Bass Family Chapter Jambi Gono mengatakan, dengan perkembangan teknologi dan modernisasi seperti saat ini, para generasi muda, mau tidak mau harus mengikuti perkembangan itu.
“Karena hal yamg seperti ini juga, merupakan sebuah demokrasi bagi generasi muda, dalam artian bukan kebebasan yang sifatnya ke arah negatif. Melainkan kebebasan dalam berkreasi, salah satu contohnya anak-anak band,” kata Gono.
Pada saat ini, para pemuda Jambi, memiliki hobi yang baru, yaitu membentuk sebuah komunitas baik komunitas anak band maupun komunitas yang bersifat oragnisasi kepemudaan. Dan salah satu cara para komunitas untuk selalu bisa berkumpul dengan para anggota komunitasnya masing-masing.
Mereka sering kali mengadakan pertemuan di tempat- tempat yang mereka anggap sederhana, seperti di kafe-kafe yang ada di Kota Jambi. Menurut Gono, yang mengatakan seluruh komunitas anak-anak Jambi, sering kali nongkrong di kafe-kafe, contohnya di kafe The Trees Kafe, Warung Tuka Late, Jambi Milk dan masih banyak yang lainya dan rata-rata anak muda yang nongkrong di kafe kebanyakan para komunitas anak band,” kata Gono.
Menurut Gono, kafe bukan saja dijadikan sebagai tempat untuk berkumpul ataupun makan-makan, tetapi para generasi muda khususnya yang memiliki komunitas anak band, mereka lebih cenderung menggunakan kafe.
Kafe sebagai Tempat Inspirasi
Sebagai tempat inspirasi untuk bisa berkreasi. Kafe bisa dijadikan tempat untuk mengeluarkan ide-ide dalam membuat sebuah karya lagu maupun musik, dan kafe juga kebanyakan telah memiliki sarana dan prasaran yang cukup memadai untuk bisa dipergunakan oleh para generasi muda khususnya anak band yang ingin menampilkan karyanya.
Hal ini juga disampaikan Gono. “Kafe bukanlah tempat hanya sekedar untuk ngmpul-ngmpul atau makan-makan dengan kawan-kawan, tetapi kafe kami jadikan sebagai tempat inspirasi kami, di saat kami ingin membuat sebuah karya,” kata Gono.
Dengan perkembangan saat ini, kafe-kafe bukanlah tempat yang tersembunyi bagi masyarakat, karena pada zaman dulu, kafe selalu identik dengan hal-hal yang negatif. Tapi saat ini kafe dan warung biasa tidak jauh berbeda.
“Hanya membedakan adalah dari segi sarana-prasarana yang ada di dalamnya. Keberadaan kafe bukan saja hanya ada di kota-kota besar. Kafe untuk saat ini telah berada di setiap daerah dan di daerah pedesaan,” katanya.
Jimmy, salah satu teman Gono, mengatakan, dengan perkembangan zaman modernisasi, kafe-kafe pun mulai berkembang di kalangan masyarakat, dan dulu orangtua-orangtua kita, kafe itu adalah tempat yang tidak baik.
“Mereka selalu memandang kafe itu negatif, tapi untuk saat ini, di kalangan orangtua pun banyak nongkrong di kafe,” kata Jimmy.
Saat ditanya, biasanya para generasi muda yang nongkrong di kafe identik dengan anak-anak yang memiliki sifat yang hedonis, Gono mengatakan bahwa, apabila ada orang yang beranggapan demikian, maka itu anggapan yang salah.
“Karena kenyataannya berbeda, karena kami yang sering nongkrong di kafe, juga sering tidak memiliki uang yang banyak untuk bisa nongkrong di kafe. Karena kami tidak menjadikan kafe itu sebagai tempat untuk foya-foya, tapi kami jadikan kafe itu sebagai sarana untuk menambah pergaulan,” katanya.
Kafe meluangkan ide-ide kami untuk membuat sebuah karya, begitu juga dengan teman-teman yang lain, komunitas-komunitas yang lain seperti komunitas yang identik dengan otomotif, malah kita berbagi ilmu, antara komunitas yang satu ke komunitas yang lain.
Untuk berkumpunya mereka tidak selalu setiap hari, dan biasanya mereka berkumpul pada waktu-waktu yang tidak mengganggu jam kuliah, bagi yang kuliah, dan tidak mengganggu kerjaan, bagi yang kerja, sehingga aktivitas yang dimiliki oleh para personel komunitas tidak terganggu.
Jimmy menambahkan, pihaknya nongkrong di kafe tidak selalu setiap hari. “Kami juga memiliki aktivitas masing-masing. Ada yang kuliah dan ada yang sudah bekerja dan telah memiliki keluarga, sehingga kami mencari waktu yang tepat untuk bisa berkumpul dengan tidak menganggu jam aktivitas para anggota,” Jimmy.
Bagaimana dari perkembangan segi pendidikan, apakah ada dampak yang negatif bagi teman-teman yang masih duduk di lembaga pendidikan khususnya bagi teman-teman yang masih duduk di bangku perkuliahan?
Gono menegaskan, dampak yang ditimbulkan dari berbagai aktivitas komunitas pasti ada. Namun itu tidak mejadikan kendala dalam berkarya. Karena hal yang seperti itu bersifat kepada individual, tergantung orangnya.
“Karena dalam komunitas tidak ada paksaan dalam melaksanakan sebuah pertujukan ataupun dalam melaksanakan sesi latihan. Dalam komuntas, sebuah kebersamaan dan komunikasi yang baik. Hal seperti inilah harus dijaga dan dipertahankan demi terciptanya sebuah hubungan yang harmonis antara komunitas sendiri maupun teman-teman komunitas yang lainnya,” kata Gono.
Disebutkan, tradisi anak-anak nongkrong, itu sudah merupakan hal yang tidak dipungkiri di kalangan remaja. Banyak sebenarnya tempat-tempat tongkrongan para anak muda, khususnya di Kota Jambi.
“Baik tempat-tempat eksklusif seperti kafe, diskotik dan malah sekarang yang menjamur di Jambi adalah warung-warung bandrek yang buka di setiap jalan trotoar. Tapi para komunitas kebanyakan nongkrong di kafe,” kata Jimmy.(*)
Langganan:
Postingan (Atom)
Mengapa selalu dengar radio
-
Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus memerah sapi Radio News Muaro Jambi- Budidaya sapi perah ber dikembangkan di Jambi. Pasaln...
-
Spot 30 detik : Rp. 22.000,- Spot 60 detik : Rp. 35.000,- Adlibs : Rp. 25.000,- Spo...