Info Muaro Jambi Radio // Dalam rangka mendukung Program Industrialisasi Perikanan Budidaya
Berbasis Blue Ekonomi dan Mendukung Peningkatan Produksi serta Menyerap
Tenaga Kerja, Menteri Kelautan dan Perikanan telah melakukan panen ikan
patin di Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Hulu, Muaro jambi, Jambi, pada 6
april 2013 lalu.
Dalam kata sambutannya Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP),Sharif Cicip. Sutardjo mengatakan,
bahwa alasan penetapan patin sebagai salah satu komoditas perikanan
dalam program percepatan industrialisasi dari jenis komoditas perikanan
budidaya, selain untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, komoditas
ikan patin juga ditargetkan menjadi produk unggulan untuk ekspor, karena
kebutuhan pasar patin sangat besar, tidak hanya di dalam negeri
melainkan juga di pasar internasional.
Diungkapkan pula oleh MKP, untuk memenuhi kebutuhan konsumen seperti di
perhotelan dan restoran dibutuhkan patin kualitas super dengan jumlah
mencapai kurang lebih 100 ton per bulan. Beberapa tahun yang lalu
kebutuhan ini dicukupi melalui impor dari Vietnam. Kendala utama dalam
produksi patin dalam negeri adalah faktor penguasaan teknologi,
karateristik sumber daya alam dan efisiensi produksi yang rendah. “Oleh
karena itu untuk mengatasi kendala ini Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) melakukan upaya penelitian dan pengembangan teknologi
budidaya dan pascapanen agar mutu patin lokal dapat memiliki kualitas
yang sama dengan patin impor.
Patin Vietnam dengan kualitas bagus dan harga murah tentu menjadi
ancaman serius bagi patin lokal. Apabila impor patin terus-menerus
dibiarkan, patin lokal tidak akan memiliki daya saing. Untuk itu, KKP
melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 15 Tahun 2011,
telah melakukan pengendalian terhadap impor produk filet patin.
Dengan adanya kebijakan ini, MKP berharap, industri patin lokal menjadi bergairah dan segmentasi pasar
patin yang selama ini diisi patin impor dapat dipasok oleh para
pembudidaya dan industri pengolahan filet patin dalam negeri. Kebijakan
ini juga akan mendorong para pelaku usaha untuk semakin meningkatkan
produksi, terutama dalam memenuhi kebutuhan pasar domestik. Di masa
mendatang bila memungkinkan hasil produksi patin juga akan dieskpor.
Diungkapkan pula, kebutuhan patin yang sangat besar untuk pasar domestik
harus dapat dipenuhi dari produksi sendiri. Oleh karena itu pemerintah
terus mendorong dan memacu para pemangku kepentingan untuk meningkatkan
produksi patin dengan target produksi tahun 2013 sebesar 1,1 juta ton.
Target ini naik dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu
sebesar 651 ribu ton. Sedangkan produksi patin hingga Maret 2013 telah
mencapai 300.000 ton.
Sementara itu Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (Dirjen PB), Dr. Slamet Soebjakto, M.Si, yang
ikut dalam acara tersebut mengungkapkan, Komoditas patin merupakan
salah satu komoditas industrialisasi perikanan budidaya disamping udang,
bandeng dan udang. Patin cukup memiliki potensi pengambangan yang besar
dan dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami kemajuan pesat
terutama di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Melimpahnya sumberdaya perairan seperti sungai, danau, waduk maupun
perkolaman, kegemaran masyarakat yang suka mengkonsumsi ikan patin serta
peluang pasar ekspor yang cukup besar, menjadikan patin sebagai
komoditas yang pantas dikembangkan dan dibesarkan melalui program
industrialisasi, ungkap Dirjen PB.
Hadir pada kesempatan tersebut Gubernur Provinsi Jambi, Bupati Muaro
Jambi, , Para Penasehat dan Staf Khusus MKP, Anggota DPRD Provinsi
Jambi, Anggota DPRD Kabupaten Muaro Jambi, SKPD Provinsi Jambi dan
Kabupaten Muaro Jambi, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi
Jambi, stakeholders kelautan dan perikanan, serta para Pejabat Eselon I dan II lingkup KKP (rd)
[Sumber : Ditjen PB (rd)] http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=848
Tidak ada komentar:
Posting Komentar