Jumat, 04 September 2015

PATIN JAMBI MENJADI PRODUK UNGGULAN


Info Muaro Jambi Radio // Dalam rangka mendukung Program Industrialisasi Perikanan Budidaya  Berbasis Blue Ekonomi dan Mendukung Peningkatan Produksi serta Menyerap Tenaga Kerja, Menteri Kelautan dan Perikanan telah melakukan panen ikan patin di Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Hulu, Muaro jambi, Jambi, pada 6 april 2013 lalu.
Dalam kata sambutannya Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP),Sharif Cicip. Sutardjo mengatakan, bahwa alasan penetapan patin sebagai salah satu komoditas perikanan dalam program percepatan industrialisasi dari jenis komoditas perikanan budidaya, selain untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, komoditas ikan patin juga ditargetkan menjadi produk unggulan untuk ekspor, karena kebutuhan pasar patin sangat besar, tidak hanya di dalam negeri melainkan juga di pasar internasional.
Diungkapkan pula oleh MKP, untuk memenuhi kebutuhan konsumen seperti di perhotelan dan restoran dibutuhkan patin kualitas super dengan jumlah mencapai kurang lebih 100 ton per bulan. Beberapa tahun yang lalu kebutuhan ini dicukupi melalui impor dari Vietnam. Kendala utama dalam produksi patin dalam negeri adalah faktor penguasaan teknologi, karateristik sumber daya alam dan efisiensi produksi yang rendah. “Oleh karena itu untuk mengatasi kendala ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan upaya penelitian dan pengembangan teknologi budidaya dan pascapanen  agar mutu patin lokal dapat memiliki kualitas yang sama dengan patin impor.
Patin Vietnam dengan kualitas bagus dan harga murah tentu menjadi ancaman serius bagi patin lokal. Apabila impor patin terus-menerus dibiarkan, patin lokal tidak akan memiliki daya saing.  Untuk itu, KKP melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 15 Tahun 2011, telah melakukan pengendalian terhadap impor produk filet patin.
Dengan adanya kebijakan ini, MKP berharap, industri patin lokal menjadi bergairah dan segmentasi pasar patin yang selama ini diisi patin impor dapat dipasok oleh para pembudidaya dan industri pengolahan filet patin dalam negeri. Kebijakan ini juga akan mendorong para pelaku usaha untuk semakin meningkatkan produksi, terutama dalam memenuhi kebutuhan pasar domestik. Di masa mendatang bila memungkinkan hasil produksi patin juga akan dieskpor.
Diungkapkan pula, kebutuhan patin yang sangat besar untuk pasar domestik harus dapat dipenuhi dari produksi sendiri. Oleh karena itu pemerintah terus mendorong dan  memacu para pemangku kepentingan untuk meningkatkan produksi patin dengan  target produksi tahun 2013 sebesar 1,1 juta ton. Target ini naik dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu sebesar 651 ribu ton. Sedangkan produksi patin hingga Maret 2013 telah mencapai 300.000 ton.
Sementara itu Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (Dirjen PB), Dr. Slamet Soebjakto, M.Si, yang ikut dalam acara tersebut mengungkapkan, Komoditas patin merupakan salah satu komoditas industrialisasi perikanan budidaya disamping udang, bandeng dan udang. Patin cukup memiliki potensi pengambangan yang besar dan dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami kemajuan pesat terutama di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Melimpahnya sumberdaya perairan seperti sungai, danau, waduk maupun perkolaman, kegemaran masyarakat yang suka mengkonsumsi ikan patin serta peluang pasar ekspor yang cukup besar, menjadikan patin sebagai komoditas yang pantas dikembangkan dan dibesarkan melalui program industrialisasi, ungkap Dirjen PB.
Hadir pada kesempatan tersebut Gubernur Provinsi Jambi, Bupati Muaro Jambi, , Para Penasehat dan Staf Khusus MKP, Anggota DPRD Provinsi Jambi, Anggota DPRD Kabupaten Muaro Jambi, SKPD Provinsi Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jambi, stakeholders kelautan dan perikanan,  serta para Pejabat Eselon I dan II lingkup KKP (rd)

[Sumber : Ditjen PB (rd) http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=848

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengapa selalu dengar radio