Senin, 24 Juni 2013
Jumat, 21 Juni 2013
MENDEKATI HARI PENCOBLOSAN SUM MAULANA PILWAKO JAMBI
Mendekati hari pencoblosan, Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai salah
satu partai pengusung Sum Indra-Maulana semakin yakin dan percaya diri
akan kemenangan pada Pilwako tanggal 29 Juni. Ini tak lepas dari
elektabilitas dan popularitas SIMPATIK (Sum Indra-Maulana Pemimpin
Amanah Tablig Intelektual Kharismatik) yang terus meningkat dan jauh
meninggalkan kandidat lainnya.
Ini terlihat saat ketua DPW PAN H Hazrin Nurdin memimpin langsung
kampanye SIMPATIK di rumah alm Nurdin Hamzah, Kampung Manggis. Seluruh
pengurus DPW PAN, DPD PAN Kota, bacaleg dari PAN dan kader, hadir
memberikan dorongan moril dengan all out kepada Sum Indra-Maulana. Hadir
dr Maulana didampingi istri. Tak kurang 2.000 ribu akar rumput PAN
hadir.
Suasana keakraban diantara undangan yang hadir, menggambarkan kekompakkan tim suskes pemenangan pimpinan Wiwid Ishwara ini.
H Hazrin Nurdin dalam sambutannya, mengingatkan para undangan agar pada
tanggal 29 Juni, untuk mencoblos dan memenangkan SIMPATIK. dr Maulana
sendiri menyampaikan visi dan misi secara mantap dan singkat.
“Kesejahteraan rakyat, ekonomi maju, pendidikan dan kesehatan menjadi
prioritas Sum Indra-Maulana jika nanti terpilih,” tegas dr Maulana.
Suasana semakin meriah saat H Hazrin Nurdin bersama istri dan seluruh
undangan, bernyanyi bersama.
Diakhir acara, H Hazrin Nurdin
bersama dr Maulana mencoblos secara simulasi kertas suara M Sum Indra-dr
Maulana dihadapan ribuan undangan. Pekik kemenanganpun terus menggema
sepanjang acara.(***)
Sumber: Jambi Independent
Foto: Rolanda Hasibuan
Mendekati hari pencoblosan, Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai salah
satu partai pengusung Sum Indra-Maulana semakin yakin dan percaya diri
akan kemenangan pada Pilwako tanggal 29 Juni. Ini tak lepas dari
elektabilitas dan popularitas SIMPATIK (Sum Indra-Maulana Pemimpin
Amanah Tablig Intelektual Kharismatik) yang terus meningkat dan jauh
meninggalkan kandidat lainnya.
Ini terlihat saat ketua DPW PAN H Hazrin Nurdin memimpin langsung kampanye SIMPATIK di rumah alm Nurdin Hamzah, Kampung Manggis. Seluruh pengurus DPW PAN, DPD PAN Kota, bacaleg dari PAN dan kader, hadir memberikan dorongan moril dengan all out kepada Sum Indra-Maulana. Hadir dr Maulana didampingi istri. Tak kurang 2.000 ribu akar rumput PAN hadir.
Suasana keakraban diantara undangan yang hadir, menggambarkan kekompakkan tim suskes pemenangan pimpinan Wiwid Ishwara ini.
H Hazrin Nurdin dalam sambutannya, mengingatkan para undangan agar pada tanggal 29 Juni, untuk mencoblos dan memenangkan SIMPATIK. dr Maulana sendiri menyampaikan visi dan misi secara mantap dan singkat.
“Kesejahteraan rakyat, ekonomi maju, pendidikan dan kesehatan menjadi prioritas Sum Indra-Maulana jika nanti terpilih,” tegas dr Maulana. Suasana semakin meriah saat H Hazrin Nurdin bersama istri dan seluruh undangan, bernyanyi bersama.
Diakhir acara, H Hazrin Nurdin bersama dr Maulana mencoblos secara simulasi kertas suara M Sum Indra-dr Maulana dihadapan ribuan undangan. Pekik kemenanganpun terus menggema sepanjang acara.(***)
Sumber: Jambi Independent
Foto: Rolanda Hasibuan
Ini terlihat saat ketua DPW PAN H Hazrin Nurdin memimpin langsung kampanye SIMPATIK di rumah alm Nurdin Hamzah, Kampung Manggis. Seluruh pengurus DPW PAN, DPD PAN Kota, bacaleg dari PAN dan kader, hadir memberikan dorongan moril dengan all out kepada Sum Indra-Maulana. Hadir dr Maulana didampingi istri. Tak kurang 2.000 ribu akar rumput PAN hadir.
Suasana keakraban diantara undangan yang hadir, menggambarkan kekompakkan tim suskes pemenangan pimpinan Wiwid Ishwara ini.
H Hazrin Nurdin dalam sambutannya, mengingatkan para undangan agar pada tanggal 29 Juni, untuk mencoblos dan memenangkan SIMPATIK. dr Maulana sendiri menyampaikan visi dan misi secara mantap dan singkat.
“Kesejahteraan rakyat, ekonomi maju, pendidikan dan kesehatan menjadi prioritas Sum Indra-Maulana jika nanti terpilih,” tegas dr Maulana. Suasana semakin meriah saat H Hazrin Nurdin bersama istri dan seluruh undangan, bernyanyi bersama.
Diakhir acara, H Hazrin Nurdin bersama dr Maulana mencoblos secara simulasi kertas suara M Sum Indra-dr Maulana dihadapan ribuan undangan. Pekik kemenanganpun terus menggema sepanjang acara.(***)
Sumber: Jambi Independent
Foto: Rolanda Hasibuan
SEJARAH MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN MUARO JAMBI
Sejarah Asal Usul Masyarakat Muara Jambi
Masyarakat Desa Muara Jambi merupakan masyarakat yang berasal dari perkembangan Marga Maro Sebo yang
telah lama hidup dan berkembang di wilayah ini. Perkembangan Marga Maro
Sebo diyakini oleh masyarakat telah berlangsung sebelum berdirinya
kompleks percandian di daerah ini. Namun jika dilihat lebih jauh
hubungan ini belum dapat dijawab dan diperkuat dengan temuan-temuan yang
telah berhasil ditemukan. Dilihat dari hubungan nilai-nilai budaya
masyarakat Muara Jambi saat ini yang berlandaskan nila-nilai islam
berbeda dengan nilai-nilai Budha.
*Dalam
perspesifikasi masyarakat Muara Jambi, Maro diartikan maju. Sementara
itu muara dalam pengetahuan mereka diartikan sebagai daerah yang menjadi
pusat aktivitas sehari-hari mereka, seperti: tempat berkumpun, MCK,
sarana transportasi dan lain-lain.
Bangunan candi dan benda purbakala yang ditemukan. Perlu dilakukan kajian yang lebih lanjut untuk mengetahui jawaban pertanyaan ini.
Perkembangan
kehidupan masyarakat Marga Muaro Sebo pada awalnya berkembang di
beberapa wilayah kampong asli antara lain: Kunangan, Talang Duku, Tebat
Patah, Kemingking Dalam, Teluk Jambu, Dusun Mudo, Sekumbung dan Muara
Jambi. Dalam struktur pemerintahan marga di wilayah persekutuan adat
Marga Muaro Sebo dipimpin oleh seorang Pesirah. Kependudukan Pesirah
dalam pemerintahan Marga Muaro Sebo berpusat di Kampung Muara Jambi.
2.3.2. Sejarah Pemerintahan di Muara Jambi
Dalam
sejarah pemerintahan di persekutukan adat Marga Sebo di Muara Jambi
telah dipimpin oleh beberapa orang pesirah.beberapa pemerintahan Pesirah
yang telah menerima antara lain adalah:
a. a. Pesirah Usman
b. b. Pesirah Bakar
c. c. Pesirah Mingking
d. d. Penghulu Kitun (A.Manas)
e. e. Penghulu Abdullahntaha
Catatan
sejarah tentang pemeritahan pesirah yang telah berlangsung di Muara
Jambi diperkirakan berlangsung hingga masa penjajahan colonial Belanda.
Catatan peristiwa dan kejadian-kejadian yang berlangsung dalam masa
pemerintahan pesirah tidak terwarisi secara baik pada generasi sekarang.
Pada masa
kemerdekaan terjadi peralihan dalam system pemerintahan adat daerah ini.
Penamaan Pesirah untuk pemimpin pemerintahan diganti dengan sebutan
Penghulu. Pengunaan istilah penghulu ini digunakan hingga diterapkannya
kebijakan tentang system pemerintahan desa sebagai pemerintahan terendah
di Pesirah/Penghulu sebagai system pemerintahan adat di Jambi,
khususnya di Muara Jambi berganti ke bentuk pemerintahan desa.
Palembang,
Kerinci, Riau dan Curup. Kelompok etnis pendatang yang paling banyak
adalah jawa. Banyaknya penduduk dari Jawa di desa Muara Jambi dilator
belakangi oleh pengaruh hubungan kekerabatan. Orang Jawa yang terlebih
dahulu masuk ke Desa Muara Jambi dan telah mempunyai kehidupan yang
sudah mapan (punya rumah dan kebun). Pada saat pulang ke Jawa
(lebaran/acara keluarga0, ketika kembali lagi mereka membawa serta
kerabatnya datang ke Muara Jambi. Pola migrasi seperti ini tidak berlaku
di Muara Jambi saja. Pada umumnya di propinsi Jambi, migrasi penduduk
dari jawa memperlihatkan intensitas yang tinggi. Semakin sempitnya lahan
yang sebanding lagi dengan perkebunan penduduk menjadi factor utama
terjadinya migrasi tersebut.
Dalam
kehidupan sehari-hari, interaksi dan hubungan social yang berlangsung
dengan menggunakan bahasa Melayu. Nilai-nilai Agama Islam sangat kuat
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Pada umumnya masyarakat Desa Muara
Jambi merupakan pemeluk Agama Islam.
Pada
saat in kehidupan kepala keluarga yang ada di Desa Muara Jambi lebih
kurang 600 kepala keluarga diperkirakan jumlah penduduk desa sekitar
2119 jiwa, dari jumlah ini penduduk Desa Muara Jambi yang berjenis
kelamin perempua berjumlah 1059 jiwa.
Berdasarkan
data kependudukan yang dimiliki oleh pemerintah Desa Muara Jambi.
Komposisi penduduk yang dibagi atas klasifikasi usia dapat dilihat
melalui table berikut ini
Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Muara Jambi
Berdasarkan Pengolahan Usia 2009
NO
|
Usia
|
Jumlah
|
1
|
Bayi 0 – 12 bulan
|
44 jiwa
|
2
|
Balita 1 – 5 tahun
|
199 jiwa
|
3
|
Anak 6 – 12 tahun
|
316 jiwa
|
4
|
Remaja 13 – 21 tahun
|
377 jiwa
|
5
|
Dewasa 22 – 59 tahun
|
1102 jiwa
|
Penerapan
bentuk system pemerintahan ini berdampak dengan dipecahnya wilayah
pemerintahan adapt Marga Maro Sebo dalam beberapa wilayah. Marga Maro
Sebo yang awalnya terdiri atas delapan kampung dirubah menjadi
pemerintahan desa yang memiliki pemerintahan semdiri. Hai ini secara
tidak langsung berpengaruh ter hadap kehidupan social masyarakat.
Hubungan social dan integrasi kehidupan masyarakat yang selama ini fsatu
kesatuan berdasarkan kepada kesatuan adapt terpecah belah karena
dibatasi oleh wilayah administrasi desa yang berbeda. Peralihan struktur
kepemimpinan pun beralih, dari kepemimpinan seorang penghulu yang
menjadi symbol penyatu dan pemimpin masyarakat yang tersebar di delapan
kampung berganti dengan kepemimpinan Kepala Desa yang memerintah di
kampung yang berubah menjadi wilayah desa. Semenjak beralij ke
pemerintahan desa di Desa Muara Jambi telah memerintah beberapa Kepala
Desa anatara lain :
a. Sarkowi
b. Penghulu Abdullah
c. Penghulu Ibrahim ( 1986-2001)
d. Kepala Desa Ramli (2001- sekarang)
Sumber:
Draf Nominasi Daftar World Heritage, UNESCO - Situs Percandian
Muarajambi (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, 2009)
Diskusi Sejarah Jawa Suriname
Radio News Muaro jambi . Dari satu segi
orang Jawa itu bersifat “nrimo”, tapi di segi lain juga otoriter.
Demikian ucapan yang menonjol pada acara ceramah dan diskusi yang
diselenggarakan oleh warga asal Jawa di Belanda pada hari Ahad 26 Mei 2013 lalu.
Ceramah dan
diskusi yang menggunakan bahasa Belanda ini digelar oleh Stg Setiga Jawa
ing Flevoland (SJiF) di Almere, kota yang dibangun di atas tanah hasil
reklamasi yang terletak 30 meter di Utara Amsterdam.
Pembicara utama adalah Edward Moedjito Redjopawiro, seorang warga Suriname asal Jawa yang tengah menulis disertasinya di bidang hukum.
Dalam sambutannya
ketua SJiF, Kaboel Karso, mengatakan pertemuan ini adalah bagian dari
kegiatan mensosialisaskan budaya dan sejarah orang Jawa.
Dalam ceramahnya,
yang dihadiri warga Jawa dari berbagai penjuru Belanda itu, Edward
mengajak para hadirin untuk meninjau kembali sejarah imigrasi warga Jawa
ke Suriname.
Pertama “wong
Jowo” Suriname yang pernah mengikuti pendidikan militer di Kuba ini
mempertanyakan apakah imigrasi itu bisa dikatakan imigrasi orang Jawa. Karena
para buruh kontrak yang bertolak ke Suriname itu tidak semuanya dari
suku Jawa, katanya. Banyak juga orang dari suku Sunda, Madura dan juga
orang Sumatra. Selain itu ada pula yang tidak seratus persen berdarah
Jawa, tambahnya. Contohnya dirinya sendiri.
“Nenek saya berasal dari Papua dan hidung saya agak mancung,“ guyonnya yang disambut ketawa publik.
Tahun kedatangan migran Jawa ke Surinma juga dipertanyakan. Apakah hijrah warga Jawa itu dimulai pada tahun 1890 atau 1853?
Menurut catatan
resmi, rombongan pertama buruh kontrak asal Jawa tiba di Paramaribo, ibu
kota Suriname, pada tanggal 9 Agustus 1890. Sementara 20-Oktober 1853
dikenal sebagai tanggal kedatangan migran Cina, yang dikatakan bertolak
langsung dari negeri leluhur mereka.
Edward meragukan
1890 sebagai tahun kedatangan rombongan pertama orang Jawa ke Suriname.
Pasalnya puluhan tahun sebelum itu sudah ada orang Jawa di Suriname,
Edward berargumen.
Masalah-masalah
lain yang dibicarakan dalam ceramah itu adalah keinginan warga Jawa
untuk pulang ke tanah leluhur atas dorongan apa yang disebutnya dalam
bahasa Belanda terugkeerideologie atau ideologi pulang kampung.
Edward
menceritakan pula, mayoritas orang Jawa yang hijrah ke Suriname adalah
karena terpaksa. Mereka merasa kecewa. Maka pada tahun lima puluhan abad
lalu banyak yang ingin pulang ke Indonesia yang waktu itu baru merdeka.
Akhirnya memang
ada yang pulang, tapi mereka dipaksa Soekarno untuk tinggal di Sumatra,
tidak di pulau Jawa seperti yang mereka inginkan. Dan ini adalah
kekecewaan kedua kalinya. “Mereka tidak menemukan syurga yang mereka
rindukan,” tandas Edward.
Topik yang juga banyak dibicarakan dalam ceramah itu adalah adat atau dalam bahasa Belandanya gewoonterecht.
Kebiasaan Jawa yang mereka bahwa ke Suriname misalnya tradisi atau
kepercayaan yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa penting seperti
kelahiran, perkawinan dan tradisi Jawa lainnya.
Yang dibahas
panjang lebar terutama adalah adat gotong royong. Kebiasaan ini masih
terjadi di kampung-kampung orang Jawa di Suriname seperti gotong royong
panen di sawah, membangun rumah dan sebagainya.
Seusai ceramah muncul diskusi sengit. Dan masalah yang sangat banyak ditanggapi selain soal
gotong royong juga budaya ‘nrimo”. Dalam diskusi yang dipimpin Johan
Raksowidjojo itu, seorang anggoa panel Anne Sastromedjo mengatakan,
bahwa budaya “nrimo ayem” itu menghambat kemajuan orang Jawa.
Dari publik muncul
suara yang mengungkap karakter orang Jawa sebagai berikut. “Dari satu
segi mereka nrimo, tapi di segi lain otoriter,” katanya.
Anne Sastromedjo,
yang bekerja sebagai senior advisor di pemkot Amsterdam itu juga
menyayangkan terjadinya perpecahan di kalangan warga Jawa Suriname, yang
disebabkan oleh para kiai yang menyalahgunakan kekuasaanya. Proses
konservatisme muslim di kalangan masyarakat Jawa Suriname itu disebutnya
dalam bahasa Belanda “hadijinisering” atau hajinisasi. Ini menyebabkan perpecahan di masyarakat Jawa, katanya.
Seorang anggota panel diskusi muda berpendapat tradisi Jawa gotong royong itu bisa diterapkan dalam kehidupan individualistik sekarang. Ia mengusulkan agar hukum adat yang tersirat itu dijadikan hukum tersurat.
Ketika diwawancara
seusai acara ceramah dan diskusi Edward bercerita tentang kakeknya.
“Kakek saya bernama Tokariyo asal Ponorogo. Ia termasuk orang-orang Jawa
yang berangkat ke Suriname sebagai kuli kontrak. Sebab mereka mendengar
bahwa kerja kontrak di Suriname bisa cepat kaya,” katanya dalam bahasa
Jawa.
Ditanya tentang
peranan Indonesia bagi warga Jawa Suriname Edward mengatakan: “Indonesia
sangat berarti bagi orang Jawa Suriname. Ada keterkaitan karena
imigrasi dan juga hubungan keluarga dan budaya. Anak muda juga mewarisi
rasa keterikatan itu. Generasi muda Jawa Suriname menyukai pop Jawa,
dangdut dan lain-lain”
Yang terakhir ini memang terbukti benarnya. Ketika saya mau pergi, seorang pemuda Jawa memberi saya flyer
konser dangdut yang digelar Juni nanti di Belanda. Konser ini antara
lain menampilkan artis dari Indonesia yaitu Didi Kempot dan Lia Amelia.
ditulis oleh Mantan jurnalis Radio Nederland siaran Bahasa Indonesia. Kini bekerja sebagai relawan di www.indoradio.nl
Senin, 17 Juni 2013
PENUHI KEBUTUHAN WARGA ,SEMPATIK TERUS LAKUKAN PROGRAM PRO RAKYAT
Radio News Muaro Jambi , Program pro rakyat yang intens digulirkan pasangan Sum
Indra – Maulana (SIMPATIK) hampir dua tahun belakangan ini dirasa sudah
memenuhi apa yang menjadi kebutuhan warga. Karenanya, diharapkan program
– program yang menyentuh langsung tersebut bisa terus berkesinambungan
tidak hanya berhenti sampai hari pemilihan walikota dan wakil walikota
Jambi saja.
Seperti halnya
pengobatan dan USG gratis yang dulunya hampir mustahil bisa dijangkau
masyarakat menengah ke bawah lantaran keterbatasan dana, kini sudah bisa
mereka nikmati. Begitu juga dengan layanan ambulans, bus, operasi bibir
sumbing, pemberian kaca mata hingga persalinan, diberikan secara gratis
oleh pasangan Sum Indra – Maulana bagi seluruh warga Kota Jambi.
‘’Kami harap nian apo yang dilakukan (program) pak Sum dan pak Maulana
ni biso terus dilakukan secara terus menerus. Karno apo yang digelar ko
memang yang diharapkan dan dibutuhkan wargo selamo ni. Kalau wargo sudah
senang dalam arti kato kebutuhan mereka terpenuhi, tentunyo pemimpin
yang semacam nilah yang dicari selamo ni,’’ ujar Abdurrahman, salah
seorang warga dengan logat Jambinya yang kental.
Tidak hanya
dari segi pelayanan kesehatan, Sum Indra – Maulana juga perhatian penuh
dengan masalah kebersihan. Hal itu tercermin dari kegiatan gotong-royong
yang telah rutin digelar. Program gotong-royong Sum – Maulana yang
mengajak masyarakat peduli kebersihan lingkungannya sendiri akhirnya
menuai hasil. Timbul kepedulian masyarakat akan pentingnya hidup bersih
dan sehat. Hasilnya kini Kota Jambi dianugerahi Piala Adipura yang
merupakan ikon kota bersih.
‘’Hidup bersih ternyato banyak
dampaknyo. Dari mulai kesehatan kito terjago hinggo lingkungan kito
menjadi asri. Gerakan gotong-royong yang dibuat SIMPATIK ni baru kami
rasokan manfaatnyo sekarang. Hidup keluargo kami jadi sehat, nah kini tu
pulo Kota Jambi akhirnyo mendapat Piala Adipura. Terimo kasih nianlah
pak Sum dengan pak Maulana, disamping memperhatikan wargonyo jugo
memperhatikan Kota Jambi tercinta ko,’’ timpal Hasan warga Jambi
Selatan.
Sementara itu, dari sekian banyak program yang telah
dijalankan, M Sum Indra SE MMSi – dr H Maulana MKM juga telah menyiapkan
program lanjutan apabila keduanya terpilih nanti sebagai walikota dan
wakil walikota Jambi periode 2013 – 2018. ‘’Program sosialisasi yang
sudah kami lakukan memang didasari oleh apa yang dibutuhkan warga.
Sehingga, untuk ke depannya kita tinggal meningkatkan saja,’’ ungkap Sum
Indra.
Peningkatan pelayanan tersebut, lanjut Sum, diharapkan
bisa mewujudkan Kota Jambi sebagai kota pelayanan yang bermartabat.
‘’Yakni bersih, mandiri, tertib, aman dan sejahtera, Insya Allah,’’
pungkasnya .
Radio News Muaro Jambi , Program pro rakyat yang intens digulirkan pasangan Sum
Indra – Maulana (SIMPATIK) hampir dua tahun belakangan ini dirasa sudah
memenuhi apa yang menjadi kebutuhan warga. Karenanya, diharapkan program
– program yang menyentuh langsung tersebut bisa terus berkesinambungan
tidak hanya berhenti sampai hari pemilihan walikota dan wakil walikota
Jambi saja.
Seperti halnya pengobatan dan USG gratis yang dulunya hampir mustahil bisa dijangkau masyarakat menengah ke bawah lantaran keterbatasan dana, kini sudah bisa mereka nikmati. Begitu juga dengan layanan ambulans, bus, operasi bibir sumbing, pemberian kaca mata hingga persalinan, diberikan secara gratis oleh pasangan Sum Indra – Maulana bagi seluruh warga Kota Jambi.
‘’Kami harap nian apo yang dilakukan (program) pak Sum dan pak Maulana ni biso terus dilakukan secara terus menerus. Karno apo yang digelar ko memang yang diharapkan dan dibutuhkan wargo selamo ni. Kalau wargo sudah senang dalam arti kato kebutuhan mereka terpenuhi, tentunyo pemimpin yang semacam nilah yang dicari selamo ni,’’ ujar Abdurrahman, salah seorang warga dengan logat Jambinya yang kental.
Tidak hanya dari segi pelayanan kesehatan, Sum Indra – Maulana juga perhatian penuh dengan masalah kebersihan. Hal itu tercermin dari kegiatan gotong-royong yang telah rutin digelar. Program gotong-royong Sum – Maulana yang mengajak masyarakat peduli kebersihan lingkungannya sendiri akhirnya menuai hasil. Timbul kepedulian masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat. Hasilnya kini Kota Jambi dianugerahi Piala Adipura yang merupakan ikon kota bersih.
‘’Hidup bersih ternyato banyak dampaknyo. Dari mulai kesehatan kito terjago hinggo lingkungan kito menjadi asri. Gerakan gotong-royong yang dibuat SIMPATIK ni baru kami rasokan manfaatnyo sekarang. Hidup keluargo kami jadi sehat, nah kini tu pulo Kota Jambi akhirnyo mendapat Piala Adipura. Terimo kasih nianlah pak Sum dengan pak Maulana, disamping memperhatikan wargonyo jugo memperhatikan Kota Jambi tercinta ko,’’ timpal Hasan warga Jambi Selatan.
Sementara itu, dari sekian banyak program yang telah dijalankan, M Sum Indra SE MMSi – dr H Maulana MKM juga telah menyiapkan program lanjutan apabila keduanya terpilih nanti sebagai walikota dan wakil walikota Jambi periode 2013 – 2018. ‘’Program sosialisasi yang sudah kami lakukan memang didasari oleh apa yang dibutuhkan warga. Sehingga, untuk ke depannya kita tinggal meningkatkan saja,’’ ungkap Sum Indra.
Peningkatan pelayanan tersebut, lanjut Sum, diharapkan bisa mewujudkan Kota Jambi sebagai kota pelayanan yang bermartabat. ‘’Yakni bersih, mandiri, tertib, aman dan sejahtera, Insya Allah,’’ pungkasnya .
Seperti halnya pengobatan dan USG gratis yang dulunya hampir mustahil bisa dijangkau masyarakat menengah ke bawah lantaran keterbatasan dana, kini sudah bisa mereka nikmati. Begitu juga dengan layanan ambulans, bus, operasi bibir sumbing, pemberian kaca mata hingga persalinan, diberikan secara gratis oleh pasangan Sum Indra – Maulana bagi seluruh warga Kota Jambi.
‘’Kami harap nian apo yang dilakukan (program) pak Sum dan pak Maulana ni biso terus dilakukan secara terus menerus. Karno apo yang digelar ko memang yang diharapkan dan dibutuhkan wargo selamo ni. Kalau wargo sudah senang dalam arti kato kebutuhan mereka terpenuhi, tentunyo pemimpin yang semacam nilah yang dicari selamo ni,’’ ujar Abdurrahman, salah seorang warga dengan logat Jambinya yang kental.
Tidak hanya dari segi pelayanan kesehatan, Sum Indra – Maulana juga perhatian penuh dengan masalah kebersihan. Hal itu tercermin dari kegiatan gotong-royong yang telah rutin digelar. Program gotong-royong Sum – Maulana yang mengajak masyarakat peduli kebersihan lingkungannya sendiri akhirnya menuai hasil. Timbul kepedulian masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat. Hasilnya kini Kota Jambi dianugerahi Piala Adipura yang merupakan ikon kota bersih.
‘’Hidup bersih ternyato banyak dampaknyo. Dari mulai kesehatan kito terjago hinggo lingkungan kito menjadi asri. Gerakan gotong-royong yang dibuat SIMPATIK ni baru kami rasokan manfaatnyo sekarang. Hidup keluargo kami jadi sehat, nah kini tu pulo Kota Jambi akhirnyo mendapat Piala Adipura. Terimo kasih nianlah pak Sum dengan pak Maulana, disamping memperhatikan wargonyo jugo memperhatikan Kota Jambi tercinta ko,’’ timpal Hasan warga Jambi Selatan.
Sementara itu, dari sekian banyak program yang telah dijalankan, M Sum Indra SE MMSi – dr H Maulana MKM juga telah menyiapkan program lanjutan apabila keduanya terpilih nanti sebagai walikota dan wakil walikota Jambi periode 2013 – 2018. ‘’Program sosialisasi yang sudah kami lakukan memang didasari oleh apa yang dibutuhkan warga. Sehingga, untuk ke depannya kita tinggal meningkatkan saja,’’ ungkap Sum Indra.
Peningkatan pelayanan tersebut, lanjut Sum, diharapkan bisa mewujudkan Kota Jambi sebagai kota pelayanan yang bermartabat. ‘’Yakni bersih, mandiri, tertib, aman dan sejahtera, Insya Allah,’’ pungkasnya .
Sabtu, 15 Juni 2013
Calon Walikota Jambi M Sum Indra menilai
Radio News Muaro Jambi. Calon Walikota Jambi M Sum Indra menilai, perhelatan Pilwako yang
sebentar lagi digelar adalah ajang pestanya rakyat. Dalam arti rakyat
dapat bersuka cita karena bisa dengan bebas dan leluasa memilih siapa
yang akan menjadi pemimpinnya. Hal tersebut diungkapkan Sum Indra saat
ditemui wartawan pada salah satu kegiatan rangkaian kampanye dirinya.
Ia menambahkan, selayaknya sebuah pesta maka pesta demokrasi juga harus
membuat semua pihak berbahagia. “Iya kita harus bahagia karena sebentar
lagi akan memiliki pemimpin baru, pemimpin yang diharapkan mampu
memenuhi keinginan masyarakat,” katanya.
Saat dimintai
pendapatnya mengenai para kandidat yang maju dalam Pilwako kali ini, Sum
menjawab diplomatis. “Semua orang memiliki konsep dengan kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Dalam demokrasi ini, tidak ada satu pihak
pun yang boleh merasa paling benar. Demokrasi selalu memberikan ruang
bagi siapapun untuk merasa dimengerti,” Kata Sum.
Oleh karena
itu, dirinya bersama dr. Maulana selalu berusaha untuk menjaga hubungan
baik dengan semua kandidat. “Semua kandidat itu saudara kami, bahkan
orang tua kami. Masalah hasil Pilwako ini, kita serahkan kepada warga
yang menilai dan Tuhan yang menentukan,” timpal dr. Maulana, Sabtu
(15/6).[]
Reporter: Teddyzeeous Anggadipradja
Radio News Muaro Jambi. Calon Walikota Jambi M Sum Indra menilai, perhelatan Pilwako yang
sebentar lagi digelar adalah ajang pestanya rakyat. Dalam arti rakyat
dapat bersuka cita karena bisa dengan bebas dan leluasa memilih siapa
yang akan menjadi pemimpinnya. Hal tersebut diungkapkan Sum Indra saat
ditemui wartawan pada salah satu kegiatan rangkaian kampanye dirinya.
Ia menambahkan, selayaknya sebuah pesta maka pesta demokrasi juga harus membuat semua pihak berbahagia. “Iya kita harus bahagia karena sebentar lagi akan memiliki pemimpin baru, pemimpin yang diharapkan mampu memenuhi keinginan masyarakat,” katanya.
Saat dimintai pendapatnya mengenai para kandidat yang maju dalam Pilwako kali ini, Sum menjawab diplomatis. “Semua orang memiliki konsep dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam demokrasi ini, tidak ada satu pihak pun yang boleh merasa paling benar. Demokrasi selalu memberikan ruang bagi siapapun untuk merasa dimengerti,” Kata Sum.
Oleh karena itu, dirinya bersama dr. Maulana selalu berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan semua kandidat. “Semua kandidat itu saudara kami, bahkan orang tua kami. Masalah hasil Pilwako ini, kita serahkan kepada warga yang menilai dan Tuhan yang menentukan,” timpal dr. Maulana, Sabtu (15/6).[]
Reporter: Teddyzeeous Anggadipradja
Ia menambahkan, selayaknya sebuah pesta maka pesta demokrasi juga harus membuat semua pihak berbahagia. “Iya kita harus bahagia karena sebentar lagi akan memiliki pemimpin baru, pemimpin yang diharapkan mampu memenuhi keinginan masyarakat,” katanya.
Saat dimintai pendapatnya mengenai para kandidat yang maju dalam Pilwako kali ini, Sum menjawab diplomatis. “Semua orang memiliki konsep dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam demokrasi ini, tidak ada satu pihak pun yang boleh merasa paling benar. Demokrasi selalu memberikan ruang bagi siapapun untuk merasa dimengerti,” Kata Sum.
Oleh karena itu, dirinya bersama dr. Maulana selalu berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan semua kandidat. “Semua kandidat itu saudara kami, bahkan orang tua kami. Masalah hasil Pilwako ini, kita serahkan kepada warga yang menilai dan Tuhan yang menentukan,” timpal dr. Maulana, Sabtu (15/6).[]
Reporter: Teddyzeeous Anggadipradja
JALAN MENUJU KECAMATAN DENDANG TANJABTIM RUSAK BERAT
Radio News Muaro Jambi, Jalan Teluk Dawan
menuju Kecamatan Dendang rusak parah. Badan jalan yang beraspal pun
telah mengelupas dan berlobang. Kedalamannya diperkirakan mencapai 30 CM
yang berada di sekitar SK 6 hingga SK 10. Sedikitnya, ada empat titik
kerusakan jalan yang cukup parah dan menyebabkan pengguna jalan terpaksa
lebih berhati-hati melintasi keruskan tersebut.
Kultur tanah gambut dan diperparah dengan
lalulalang angkutan truk mengangkut sawit yang beratnya 6 ton hingga 8
ton, diduga yang menyebabkan kerusakan jalan kian parah. Setidaknya ada
40 truk bermuatan sawit yang lalulalang menggunakan jalan tersebut
mengangkut sawit dari Dendang menuju Jambi.
Camat
Dendang, Ibnu Hayat mengakui, kerusakan jalan ini mulai terjadi sejak
awal tahun 2009 hingga sekarang. Sejauh ini pemerintah kecamatan bersama
dengan masyarakat telah berupaya melakukan penimbunan dititik kerusakan
jalan yang parah. ‘’Perbaikan yang kami lakukan swadaya dari masyarakat
dengan menimbun jalan yang rusak dengan tanah dan batang kelapa,’’ kata
Hayat.
Bahkan pihak kecamatan juga telah
mengumpulkan para sopir truk dan mobil pengangkut tanah bersama
masyarakat guna mencari solusi perbaikan jalan tersebut.
Alhasil,
pemilik truk sawit bersedia menyumbangkan uang sebesar Rp.100 ribu per
mobil untuk perbaikan jalan tersebut. Meski belum maksimal, kerusakan
ini menyebabkan lalu lintas barang dan orang dari Dendang menuju Kota
Muarasabak tersendat. Selain dalam lobang yang cukup dalam dan licin,
dikhawatirkan kerusakan ini akan makin parah jika tidak segera
diperbaiki. ‘’Kami sudah sampaikan hal ini ke Dinas Pekerjaan Umum
Tanjab Timur untuk segera diperbaiki,’’ bebernya.
Tak hanya jalan yang rusak, salah satu jembatan kayu tepatnya depan
pasar Catur Rahayu pun rusak. Lantai jembatan yang telah rusak pun
terpaksa diganti dengan batang kelapa. ini meninjau lokasi
kerusakan jalan dan jembatan kemarin, tapak beberapa warga yang
berdiri di jembatan sedang memperbaiki lantai jembatan ini.
Selain
memperbaiki jembatan, warga ini juga meminta sumbangan seiklasnya dari
pengguna jalan yang melewati jembatan ini dengan menggunakan kotak atau
kaleng yang berada di kiri kanan jembatan.
Menurut Ibnu Hayat, guna mengatasi kerusakan jalan yang terus berlanjut
dengan alternatif memasang fortal jalan dianggap bukan jalan yang tepat.
Pasalnya, akan sangat dilematis dan berdampak merugikan warga khususnya
petani sawit. Hal ini karena akan menambah biaya operasional
pengangkutan. ‘’Ini cukup dilematis, kalau Dinas Perhubungan memasang Portal mereka akan berhadapan dengan masyarakat yang akan keberatan
dengan penambahan biaya angkut dengan menggunakan mobil yang lebih kecil
mengangkut sawit dari dalam,
Jumat, 14 Juni 2013
KOTA JAMBI TUAN RUMAH MTQ KE -44
RADIO NEWS MUARO JAMBI . Perhelatan akbar Musabaqoh Tilawatil Qur”an (MTQ) Ke 43 di Kabupaten
Muarojambi, berakhir. Muarojambi sebagai kontingen tuan rumah,
berhasil meraih predikat juara umum. Selanjutnya, MTQ ke-44 akan digelar
di Kota Jambi.
Sukses penyelenggaraan dan prestasi tentunya menjadi
hasil yang cukup fantastis. Dominasi Batanghari yang selama 5 tahun
berturut-turut menjadi Juara umum untuk kali ini harus merelakan gelar
tersebut ke “Saudara Kandungnya” Kabupaten Muarojambi.
Muarojambi ditetapkan sebagai Juara Umum pada MTQ setelah
mengumpulkan point tertinggi dari seluruh cabang yaitu sebanyak 80
point, sementara ditempat kedua ialah Kabupaten Batanghari dengan total
nilai sebanyak 64 point, ditempat ketiga ialah Kabupaten Tanjabtim
dengan total nilai 41 point, ditempat ke Empat ialah Tanjabbar dengan 37
point, sementara peringkat 5 besar yang terakhir diraih oleh Kabupaten
Sarolangun dengan 35 point.
Sementara posisi 6 ialah Kabupaten Tebo dengan Point 26, tempat ke 7
yaitu Kabupaten Bungo dengan 22, sementara tempat ke 8 ialah Kota Jambi
dengan 21 point, tempat ke 9 ialah Kabupaten Merangin dengan 19 point,
tempat ke 10 yaotu Kabupaten Kerinci dengan 9 point dan posisi buncit
ialah Kabupaten Sungai Penuh dengan 6 Point.
Hasil yang dibacakan oleh Ketua Dewan Hakim MTQ ke 43 Prof. Hadri
Hasan ini diumumkan pada malam penutupan di Arena Utama sekitar pukul
21.00 WIB, Muarojambi memperoleh 12 Juara 1 dan batanghari meraih 7
juara 1, total seluruh cabang yaitu 8 cabang dan 40 bidang/klasifikasi.
Sementara itu untuk perlombaan Kendaraan hias keluar sebagai terbaik 1
ialah Kabupaten Merangin, sementara kendaraan hias terbaik 2 ialah
kabupaten Tebo dan terbaik 3 ialah kendaraan hias Kabupaten Muarojambi.
Untuk perlombaan Bazar dinobatkan terbaik 1 pada Kabupaten Muarojambi
dan terbaik 2 ialah Kabupaten Tebo dan terbaik 3 kota Sungai Penuh.
Perhelatan akbar MTQ ini kemudian ditutup secara resmi oleh Sekda
Provinsi Jambi Ir. H. Syahrasaddin Msi ditandai dengan pemencetan sirene
oleh Sekda Provinsi bersama Bupati Muarojambi dan Unsur Muspida
lainnya.
Dalam sambutannya Sekda Provinsi mengatakan bahwa selamat atas
prestasi yang berhasil diraih oleh Kabupaten Muarojambi pada MTQ ke 43
dan terima kasih kepada seluruh pihak yang bekerja maksimal selama
acara. "Saya berharap agar pelaksanaan MTQ ke 43 ini dapat meninggalkan
kesan positif dan kenangan yang baik bagi seluruh Khafilah, serta tetap
terjalin silaturahmi yang baik antar peserta maunpun antar oficial,"ujar
Sekda Provinsi.
Bupati Muarojambi H. Burhanuddin Mahir SH ketika ditemui usai
pelaksanaan kegiatan mengungkapkan bahwa hasil ini merupakan sebuah
kejutan bagi Kabupaten Muarojambi sebab target utama ialah sukses
penyelenggaraan sebagai tuan rumah. "Ini merupakan sebuah kejutan dan
buah dari kerj keras para Khafilah Muarojambi yang telah selama 2 bulan
berlatih dan t
idak lupa kepada seluruh Oficial. Kegiatan yang telah
mensupport seluruh Kahfilah,"tutur Bupati
Lebih lanjut, Bupati mengatakan bahwa target selanjutnya ialah
mempertahankan gelar juara yang didapat melalui pembinaan yang
berkesinambungan oleh LPTQ Muarojambi. "Selanjutnya ialah meneruskan
prestasi ini kedepan agar tetap terjaga tradisinya, LPTQ harus segera
melakukan pembinaan ulang, para atlit yang berprestasi tentu akan
diberikan reward sebagai mana yang dijanjikan sebelumny,"janji Bupati.
Sekda Kabupaten Muarojambi Drs. Imbang Jaya ketika dikonfirmasi
mengatakan bahwa ucapan syukur Alhamdulillah pertama kali terucap atas
suskses prestasi yang didapat, dan ucapan terimakasih kepada seluruh
elemen yang telah ikut membantu mensukseskan kegiatan MTQ ke 43 ini.
"Syukur Alhamdulilah MTQ ke 43 telah sesuai target kami yaitu sukses
pelaksanaan dan sukses prestasi, terlebih dengan raihan Juara umum yang
berhasil direbut dari Kabupaten Batanghari," kontri Butor (ERA)
Kamis, 13 Juni 2013
KABUPATEN MUARO JAMBI JUARA UMUM DAERAH MTQ KE 43 TK PROVINSI JAMBI
KABUPATEN MUARO JAMBI JUARA UMUM DAERAH MTQ KE 43 TK PROVINSI JAMBI
Radio News Muaro Jambi . Sesuai dengan hasil pengumuman pada penutupan MTQ ke 43
Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2013 semalam Kamis (13/06) di Arena MTQ di
Kelurahan Jambi Kecil Kecamatan Maro Sebo Kab Muaro Jambi yang dibacakan
oleh Ketua Dewan Hakim DR. H. Hadri, MA bahwa Kabupaten Muaro Jambi
berhak mendapat piala bergilir MTQ Tingkat Provinsi Jambi sebagai Juara
Umum.
Setelah
menunggu selama 3 tahaun akhirnya kafilah MTQ Kab Muaro Jambi meraih
juara umum MTQ tk Prov Jambi yg diselenggarakan di Kab Muaro Jambi dgn
memperoleh nilai 80 mengunguli kafilah Kab Batanghari (64) dan kafilah
Kab Tanjabtim (41). Keberhasilan Kafilah Kab Muaro Jambi ini diraih
kembali setelah absen sebagai juara umum 6 kali berturut-turut yg
selamat dua thn belakangan ini diraih kafilah Kab Batanghari.
Sesuai
dengan Keputusan Dewan Hakim MTQ ke 43 Provinsi Jambi nomor 03 tahun
2013 tentang penetapan pemenang I,II,III, dan harapan pada MTQ, Hifzh
Al-Qur'an, Tafshir Al Qur'an, Fahm Al-Qur'an, Syarhil Al-Qur'an, Khath
Al-Qur'an, Musabaqah Makalah Ilmiah Al-Qur'an dan Barzanji Marhaba
sebagai berikut :
A. Cabang Tilawah
1. Golongan Dewasa Qori terbaaik I Abdullah Fikri (Sarolangun) Qoriah terbaik I Siska Afrianti, SE.I (Kerinci)
2. Golongan Remaja Qori terbaaik I Makmun Riansyah (Batanghari) Qoriah terbaik I Afrika Pertiwi (Muaro Jambi)
3. Golongan Anak-anak Qori terbaaik I M. Fhari (Bungo) Qoriah terbaik I Luthfi Latifhah Rizki (Muaro Jambi)
4. Golongan Cacat Netra Qori terbaaik I Rabak (Tanjabtim) Qoriah terbaik I Leni Marlinda (Tanjab Barat)
5. Golongan Qira'at Al-Qur'an Qori terbail I R. Harmoko (Muaro Jambi) Qoriah Hj. Siti Khadijah (Muaro Jambi)
6. Golongan Tartil Qori terbaaik I Al Fajri (Muaro Jambi) Qoriah terbaik I Fitri Handayani (Batanghari)
Setelah menunggu selama 3 th akhirnya kafilah MTQ Kab Muaro Jambi meraih juara umum MTQ tk Prov Jambi yg diselenggarakan di Kab Muaro Jambi dgn memperoleh nilai 80 mengunguli kafilah Kab Batanghari (64) dan kafilah Kab Tanjabtim (41). Keberhasilan Kafilah Kab Muaro Jambi ini diraih kembali setelah absen sebagai juara umum 6 kali berturut-turut yg selamat dua thn belakangan ini diraih kafilah Kab Batanghari
Setelah menunggu selama 3 th akhirnya kafilah MTQ Kab Muaro Jambi meraih juara umum MTQ tk Prov Jambi yg diselenggarakan di Kab Muaro Jambi dgn memperoleh nilai 80 mengunguli kafilah Kab Batanghari (64) dan kafilah Kab Tanjabtim (41). Keberhasilan Kafilah Kab Muaro Jambi ini diraih kembali setelah absen sebagai juara umum 6 kali berturut-turut yg selamat dua thn belakangan ini diraih kafilah Kab Batanghari
Rabu, 12 Juni 2013
BATANGHARI SIAP MEMPERTAHANKAN JUARA UMUM MTQ
Kabupaten
Batanghari siap mematahkan mitos dan meladeni tuan rumah, Kabupaten
Muaro Jambi pada pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) di
Kabupaten Muaro Jambi, Sabtu (8/6). Berbagai persiapan dilakukan mulai
dari Training Center (TC) hingga mendatangkan pelatih tingkat nasional.
Mampukah Batanghari mempertahankan supremasi sebagai juara umum berturut-turut dalam lima tahun terakhir di ajang MTQ Tingkat Provinsi ke-43 di Kabupaten Muara Jambi. Sebab, sudah lima tahun sejak 2003-2007 lalu, supremasi tertinggi itu pernah di tangan Muaro Jambi. Sebelum akhirnya direbut Kabupaten Batanghari pada 2008 di Batanghari.
Kini Muaro Jambi sebagai tuan rumah, tentu semangat menjadi tuan rumah dan keinginan merebut kembali posisi juara umum dari Batanghari cukup tinggi. Jika dirujuk pada pengalaman lima tahunan, ini merupakan kesempatan Muaro Jambi membalas kekalahan mereka untuk merebut supremasi ke-6 dari Batanghari.
Asisten II Pemkab Batanghari Damyuti saat dikonfirmasi mengatakan bahwa untuk memenangkan juara umum, upaya maksimal sudah dilakukan. Sehingga kini yang ada adalah keinginan untuk melihat hasil usaha yang telah dilakukan.
"Tentu kita ingin hasil terbaik, kita sudah berusaha dengan sekuat kemampuan dan berharap meraih hasil sesuai keinginan,"ujar Damyuti kepada Tribun, Sabtu (8/6).Dikatakannya saat ini adalah waktu untuk melihat hasil pembekalan yang telah dilakukan selama ini.
Kabag Kesra Batanghari H Bustomi sendiri saat dikonfirmasi mengatakan bahwa persiapan untuk membawa pulang supremasi tertinggi Tilawatil Quran tahunan ini sudah maksimal. Beberapa langkah yang telah dilakukan antara lain TC ke Pusat, TC berjalan dan TC terpusat.
"Kita sudah mengupayakan TC ke pusat dengan 9 tahapan. Kemudian TC berjalan ada 8 tahapan. Serta terakhir adalah TC terpusat dengan 8 tahapan,"ujar H Bustomi.
Untuk pembekalan terhadap Qori dan Qoriah Batanghari, melalui TC ke pusat, pemerintah Kabupaten memberangkatkan Qoriah untuk digembleng pelatih nasional di Jakarta dan Kota lainnya. Di sana mereka dibekali berbagai ilmu dan pengalaman untuk setiap bidang yang menjadi spesialisasi mereka.
Demikian pula pada TC berjalan, yang dilakukan dalam 8 tahapan. Para qori dan qoriah mendatangi langsung para pelatih tingkat provinsi Jambi dan Kabupaten. Pada TC terpusat ini dilakukan dalam 8 tahapan. Setiap tahapan dilaksanakan selama lima hari.
Bustomi sendiri mengatakan bahwa dengan upaya yang dilakukan seperti itu, diharapkan mampu membatah mitos angka lima dan mitos tuan rumah. Sehingga yang diperhatikan adalah kesiapan dan kesungguhan selama persiapan yang akan menentukan.
Mampukah Batanghari mempertahankan supremasi sebagai juara umum berturut-turut dalam lima tahun terakhir di ajang MTQ Tingkat Provinsi ke-43 di Kabupaten Muara Jambi. Sebab, sudah lima tahun sejak 2003-2007 lalu, supremasi tertinggi itu pernah di tangan Muaro Jambi. Sebelum akhirnya direbut Kabupaten Batanghari pada 2008 di Batanghari.
Kini Muaro Jambi sebagai tuan rumah, tentu semangat menjadi tuan rumah dan keinginan merebut kembali posisi juara umum dari Batanghari cukup tinggi. Jika dirujuk pada pengalaman lima tahunan, ini merupakan kesempatan Muaro Jambi membalas kekalahan mereka untuk merebut supremasi ke-6 dari Batanghari.
Asisten II Pemkab Batanghari Damyuti saat dikonfirmasi mengatakan bahwa untuk memenangkan juara umum, upaya maksimal sudah dilakukan. Sehingga kini yang ada adalah keinginan untuk melihat hasil usaha yang telah dilakukan.
"Tentu kita ingin hasil terbaik, kita sudah berusaha dengan sekuat kemampuan dan berharap meraih hasil sesuai keinginan,"ujar Damyuti kepada Tribun, Sabtu (8/6).Dikatakannya saat ini adalah waktu untuk melihat hasil pembekalan yang telah dilakukan selama ini.
Kabag Kesra Batanghari H Bustomi sendiri saat dikonfirmasi mengatakan bahwa persiapan untuk membawa pulang supremasi tertinggi Tilawatil Quran tahunan ini sudah maksimal. Beberapa langkah yang telah dilakukan antara lain TC ke Pusat, TC berjalan dan TC terpusat.
"Kita sudah mengupayakan TC ke pusat dengan 9 tahapan. Kemudian TC berjalan ada 8 tahapan. Serta terakhir adalah TC terpusat dengan 8 tahapan,"ujar H Bustomi.
Untuk pembekalan terhadap Qori dan Qoriah Batanghari, melalui TC ke pusat, pemerintah Kabupaten memberangkatkan Qoriah untuk digembleng pelatih nasional di Jakarta dan Kota lainnya. Di sana mereka dibekali berbagai ilmu dan pengalaman untuk setiap bidang yang menjadi spesialisasi mereka.
Demikian pula pada TC berjalan, yang dilakukan dalam 8 tahapan. Para qori dan qoriah mendatangi langsung para pelatih tingkat provinsi Jambi dan Kabupaten. Pada TC terpusat ini dilakukan dalam 8 tahapan. Setiap tahapan dilaksanakan selama lima hari.
Bustomi sendiri mengatakan bahwa dengan upaya yang dilakukan seperti itu, diharapkan mampu membatah mitos angka lima dan mitos tuan rumah. Sehingga yang diperhatikan adalah kesiapan dan kesungguhan selama persiapan yang akan menentukan.
GUNUNG SEMERU MALANG, JAWA TIMUR INDONESIA
Adalah
Gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru 3,676 meter.
Kawah gunung ini disebut Joggring Saloko. Gunung ini juga memiliki
kawasan hutan seperti Puncak Trikora di Pegunugan Jayawijaya yaitu:
Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane, Hutan
ericaceous atau Hutan Gunung.
Diperlukan waktu sekitar empat hari untuk pulang-pergi mendaki gunung
ini, untuk mendaki gunung ini dapat melalui Kota Malang dan Lumajang,
dari terminal Kota Malang dengan menggunakan angkutan umum menuju desa
Tumpang, setelah itu dapat di lanjutkan dengan menggunakan jip ataupun
truk sayuran dengan biaya Rp 20.000 per orang.Sebelum sampai di desa
terakhir di kaki semeru yaitu Ranu Pani,kita harus mendapatkan ijin
mendaki di Gubuklakah dengan rincian biaya Rp 6.000 (maksimal 10 orang),
Rp 2.000 untuk Karcis masuk taman, dan Rp 2.000 untuk Asuransi.Di Ranu
Pani juga terdapat Pos Pemeriksaan,Penginapan dan Warung.
Akan dikenakan biaya Rp 20.000 untuk pendaki yang membawa tenda, dan Rp
5000 untuk pendaki yang membawa kamera. Di Pos ini juga kita dapat
mencari pemandu yang kebanyakan warga lokal yang membantu kita untuk
menunjukkan arah atau rute pendakian,membawakan barang sampai memasak
yang disebut dengan Porter. Di Pos ini juga terdapat dua buah Danau yang
bisa kamu kunjungi antara lain Danau Ranu Pani dan Danau Ranu Regulo
terletak di ketinggian 2,200 meter.
Sesampainya di Gapura Selamat Datang akan ada dua jalur alternatif bagi
para pendaki, selain jalur yang biasa dilalui para pendaki ada pula
jalur pintas namun di jalur ini jalanya sangat terjal dan curam sangat
berbahaya untuk para pemula. Setelah berjalan sekitar 5 km kita akan
disuguhi pemandangan yang sangat indah dengan hamparan bunga edelwais
selain itu banyaknya pohon pinus dan cemara menjadikan udara di sini
jauh dari polusi masih sangat alami,segar dan sejuk. Untuk menuju Ranu
kumbolo masih harus berjalan 4,5 km, di sini terdapat pos penginapan
bagi para pendaki atau bisa juga mendirikan tenda sendiri, Di Ranu
Kumbolo terdapat danau yang airnya sangat jernih. Pemandangan terbaik di
sini bisa di nikmati pagi hari karena bisa melihat matahari terbit dari
sela-sela bukit.
Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru,
Taman Nasional ini terdiri dari Pegunugan dan Lembah seluas 50.273,3
Hektar. Terdapat beberapa Gunung dan Danau di kaldera Tengger yaitu:
- Gunung Bromo dengan ketinggian 2.392 meter
- Gunung Batok dengan ketinggian 2.470 meter
- Gunung Kursi dengan ketinggian 2,581 meter
- Gunung Watangan dengan ketinggian 2,662 meter
- Gunung Wididaren dengan ketinggian 2,650 meter
- Danau Ranu Pani
- Danau Ranu Kumbolo
- Danuau Regulo dan
- Danau Darungan
Di karenakan luasnya kawasan Taman Nasional ini dan masih sangat alami,
di sini juga dapat ditemukan aneka flora dan fauna antara lain: Cemara,
Akasia, Pinus, Jenis Jamuju, Kirinyuh, Alang-alang, Harendong, Anggrek
Endemik dan tentu saja Edelwais. Untuk Faunanya sendiri antara lain:
Macan kumbang,Budeng, Luwak,Kijang, Kancil, Belibis dll.
Untuk itu meskipun menempuh jalan terjal dan curam, pastinya akan terbayar dengan keindahan alam sekitar.Qiroat dan Tilawah Anak Muaro jambi Juara 1
Qiroat dan Tilawah Anak Muarojambi Juara 1
Sengeti – Optimisme kabupaten muarojambi untuk
dapat meraih gelar juara umum nampaknbya kian jelas. Pada cabang kiroat putra
dan putri Kabupaten Muarojambi, dipastikan meraih juara pertama. Selain itu
cabang tilawah anak-anak Muarojambi juga meraih juara pertama.
Wabup Muarojambi H Kemas Fuad mengatakan, dengan
hasil yang diperoleh para kafilah Muarojambi kemarin, dirinya optimis
Muarojambi bisa menjadi juara umum. “Informasi yang saya terima kafilah
Muarojambi yang masuk final sebanyak 23 orang. Dengan jumlah tersebut saya
yakin Muarojambi bisa menjadi juara umum,” ungkap wabup kemarin digedung DPRD
Muarojambi.
Wabup juga meminta semua element masyarakat,
untuk mendukung kafilah di Muarojambi dalam perlombaan MTQ ini. “Mari kita
dukung kafilah MTQ Mudah-udahan kita bisa menjadi juara. Dukungan dari semua
pihak sangatlah penting,” tukas Wabup.
Sebagai bentuk dukungan terhadap para khafilah
kabupaten muarojambi, wabup kemarin juga menyempatkan diri untuk melihat lokasi
pemondokan dari daerah lainnya. Wabup ingin melihat langsung keadaan para
khafilah dan juga pelayanan yang diberikan kepada para khafilah.
Dari hasil kunjungan tersebut wabup mendegar
keluh kesah yang dialami kafilah dari daerah lain itu. “Tadi saya mengunjungi beberapa
lokasi pemondokan kafilah serta mendengar aspirasi kafilah dari daerah lain.
Rata-rata kafilah ini merasa nyaman ketika berada dilokasi pemondokan,” kata
Wabup.
Selain mengunjungi pemondokan, wabup juga menyempatkan
diri mengunjungi lokasi lomba.Di lokasi lomba Wabup memberikan suport bagi yang
sedang menjalankan pertandingan. “Mari bertandingn dengan sportif,” timpal
Wabup.
Untuk diketahui, kabupaten muarojambi merupakan
kabupaten yang nomor dua terbanyak yang pesertanya lolos ke final setelah
kabupaten Batanghari yang jumlah pesertanya yang lolos ke final mencapai 29
orang. Sementara di urutan ke 3 ada kabupaten tanjabtimur yang memiliki peserta
yang lolos ke final sebanyak 15 peserta. (iis)
Bakri: Harus Yakin Apa yang di Inginkan Bisa Diwujudkan
"Apa-apa saya lakukan sendiri. Hidup mandiri memang bukan hal yang asing lagi buat saya," kenangnya.
Meski tinggal dengan sang kakak, tak lantas membuat Bakri bisa bermanja-manja. Justru Bakri di tempa untuk bisa menyelesaikan tugasnya sendirian. Kemandirian itulah yang kelak akan mewarnai kehidupan Bakri saat sudah menjelma menjadi sosok wakil rakyat saat ini.
"Intinya perjuangkan apa yang menjadi keinginan dan cit-cita kita. Harus yakin bahwa apa yang kita inginkan bisa di wujudkan. Karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini," jelas Bakri. Selanjutnya, Bakri menjelaskan bahwa segala sesuatunya harus kita serahkan kepada Tuhan untuk hasil yang terbaik.
Bakri sendiri mengaku tidak menyangka jika kelak namanya akan diingat dan lebih dikenal masyarakat luas. Cita-cita dimasa kecilnya ingin menjadi insinyur pembangunan alias arsitek belum sempat dia wujudkan.
"Melihat gedung menjulang tinggi, itu sesuatu yang menakjubkan bagi saya. Muncul rasa penasaran, bagaimana bisa membuatnya. Karena itu, saya berkeinginan menjadi insinyur pembangunan," kenangnya lagi.
Namun, entah mengapa cita-cita itu tidak kesampaian. Tapi tetap saja Bakri berkiprah dalam pembangunan, meski bukan membangun gedung tapi lebih dari itu membangun bangsa dan daerahnya.
Untuk sesama politisi, Bakri menghimbau agar para politisi dapat besikap dengan lebih santun. Jangan menuhankan tujuan sehingga menghalalkan segala cara demi tercapai tujuan sesaat.
"Berpolitiklah dengan santun, sehingga tujuan yang kelak dicapai juga dapat lebih terhormat," pungkasnya (MHD/TRA)
Selasa, 11 Juni 2013
ASAL USUL RAJA NEGRI JAMBI
Radio News Muaro Jambi . Jambi adalah salah satu nama provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Sumatera. Provinsi yang beribukota Jambi ini merupakan bekas wilayah Kesultanan Islam Melayu Jambi (1500-1901 M). Konon, jauh sebelum adanya wilayah kesultanan ini, di negeri Jambi telah berdiri lima buah desa, namun belum memiliki seorang pemimpin atau raja. Untuk itu, para sesepuh dari kelima desa tersebut bersepakat untuk mencari seorang raja yang dapat memimpin dan mempersatukan kelima desa tersebut. Setelah bermusyawarah, mereka bersepakat bahwa siapa pun dapat menjadi pemimpin, tapi dengan syarat harus lulus ujian. Ujian apakah yang harus ditempuh untuk menjadi pemimpin kelima desa tersebut? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Asal Usul Raja Negeri Jambi berikut ini
Pada zaman dahulu, wilayah Negeri Jambi terdiri dari lima buah desa dan belum memiliki seorang raja. Desa tersebut adalah Tujuh Koto, Sembilan Koto, Petajin, Muaro Sebo, dan Batin Duo Belas. Dari kelima desa tersebut, Desa Batin Duo Belaslah yang paling berpengaruh.
Semakin hari penduduk kelima desa tersebut semakin ramai dan kebutuhan hidup mereka pun semakin berkembang. Melihat perkembangan itu, maka muncullah suatu pemikiran di antara mereka bahwa hidup harus lebih teratur, harus ada seorang raja yang mampu memimpin dan mempersatukan mereka. Untuk itu, para sesepuh dari setiap desa berkumpul di Desa Batin Duo Belas yang terletak di kaki Bukit Siguntang (sekarang Dusun Mukomuko) untuk bermusyawarah.
”Sebelum kita memilih seorang raja di antara kita, bagaimana kalau terlebih dahulu kita tentukan kriteria raja yang akan kita pilih. Menurut kalian, apa kriteria raja yang baik itu?” tanya sesepuh dari Desa Batin Duo Belas membuka pembicaraan dalam pertemuan tersebut.
”Menurut saya, seorang raja harus memiliki kelebihan di antara kita,” jawab sesepuh dari Desa Tujuh Koto.
”Ya, Benar! Seorang raja harus lebih kuat, baik lahir maupun batin,” tambah sesepuh dari Desa Petajin.
”Saya sepakat dengan pendapat itu. Kita harus memilih raja yang disegani dan dihormati,” sahut sesepuh dari Desa Muaro Sebo.
”Apakah kalian semua setuju dengan pendapat tersebut?” tanya sesepuh dari Desa Batin Duo Belas.
”Setuju!” jawab peserta rapat serentak.
Akhirnya, mereka bersepakat tentang kriteria raja yang akan mereka pilih, yakni harus memiliki kelebihan di antara mereka.
”Tapi, bagaimana kita dapat mengetahui kelebihan masing-masing di antara kita?” tanya sesepuh dari Desa Sembilan Koto.
”Kalau begitu, setiap calon pemimpin harus kita uji kemampuannya,” jawab sesepuh Desa Batin Duo Belas.
”Bagaimana caranya?” tanya sesepuh Desa Petajin penasaran.
”Setiap calon harus melalui empat ujian, yaitu dibakar, direndam di dalam air mendidih selama tujuh jam, dijadikan peluru meriam dan ditembakkan, dan digiling dengan kilang besi. Siapa pun yang berhasil melalui ujian tersebut, maka dialah yang berhak menjadi raja. Apakah kalian setuju?” tanya sesepuh Desa Batin Duo Belas.
Semua peserta rapat setuju dan siap untuk mencari seorang calon raja. Mereka bersepakat untuk melaksanakan ujian tersebut dalam tiga hari kemudian di Desa Batin Duo Belas. Dengan penuh semangat, seluruh sesepuh kembali ke desa masing-masing untuk menunjuk salah seorang warganya untuk mewakili desa mereka dalam ujian tersebut. Tentunya masing-masing desa berharap memenangkan ujian tersebut. Oleh karena itu, mereka akan memilih warga yang dianggap paling sakti di antara mereka.
Waktu pelaksanaan ujian pun tiba. Semua warga dari kelima desa telah berkumpul di Desa Batin Duo Belas untuk menyaksikan lomba adu kesaktian yang mendebarkan itu. Setiap desa telah mempersiapkan wakilnya masing-masing. Sebelum perlombaan dimulai, peserta yang akan tampil pertama dan seterusnya diundi terlebih dahulu.
Setelah diundi, rupanya undian pertama jatuh kepada utusan dari Desa Sembilan Koto. Wakil desa itu pun masuk ke tengah gelanggang untuk diuji. Ia pun dibakar dengan api yang menyala-nyala, tapi tubuhnya tidak hangus dan tidak kepanasan. Ujian kedua, ia direndam di dalam air mendidih, namun tubuhnya tidak melepuh sedikit pun. Ujian ketiga, ia dimasukkan ke dalam mulut meriam lalu disulut dengan api dan ditembakkan. Ia pun terpental dan jatuh beberapa depa. Ia segera bangun dan langsung berdiri tegak seperti tidak terjadi apa-apa. Seluruh penonton kagum menyaksikan kehebatan wakil dari Desa Sembilan Koto itu.
Ketika memasuki ujian terakhir, tiba-tiba suasana menjadi hening. Seluruh penonton menjadi tegang, karena ujian yang terakhir ini adalah ujian yang paling berat. Jika kesaktian wakil dari Desa Sembilan Koto itu kurang ampuh, maka seluruh tulangnya akan hancur dan remuk. Ternyata benar, belum sempat penggilingan itu menggiling seluruh tubuhnya, orang itu sudah meraung kesakitan, karena tulang-tulangnya hancur dan remuk. Penggilingan pun segera dihentikan. Wakil dari Desa Sembilan Koto itu dinyatakan tidak lulus ujian dan gagal menjadi raja Jambi.
Ujian berikutnya jatuh kepada wakil dari Desa Tujuh Koto.
”Wakil dari Desa Tujuh Koto dipersilahkan untuk memasuki gelanggang,” kata salah seorang panitia mempersilahkan.
Setelah beberapa saat menunggu, wakil dari Desa Tujuh Koto belum juga maju.
”Mana wakil dari Desa Tujuh Koto? Ayo, maju!” seru salah seorang panitia.
“Kalau tidak berani, lebih baik mundur saja!” tambahnya.
Merasa dilecehkan oleh panitia, calon dari Desa Tujuh Koto pun segera maju.
“Siapa takut? Kami dari Desa Tujuh Koto dak kenal kato undur, dak kenal kato menyerah!” seru wakil Desa Tujuh Koto itu dengan nada menantang.
Calon raja dari Desa Tujuh Koto pun diuji. Ia berhasil melalui ujian pertama hingga ujian ketiga. Namun, ia gagal pada ujian keempat. Akhirnya, ia pun gagal menjadi raja Jambi.
Ujian berikutnya dihadapi oleh wakil dari Desa Batin Duo Belas, kemudian diikuti oleh Desa Petajin dan Muaro Sebo. Namun, wakil dari ketiga desa tersebut semuanya gagal melalui ujian keempat, yakni digiling dengan kilang besi. Oleh karena semua wakil dari kelima desa tersebut gagal melalui ujian, maka mereka pun kembali mengadakan musyawarah.
“Bagaimana kalau kita mencari calon raja Jambi dari negeri lain?” usul sesepuh dari Desa Batin Duo Belas.
Usulan tersebut diterima oleh peserta rapat lainnya. Selanjutnya mereka mengutus dua wakil dari setiap desa untuk pergi mencari calon raja. Keesokan harinya, rombongan itu berangkat meninggalkan Negeri Jambi menuju ke negeri-negeri di sekitarnya. Di setiap negeri yang disinggahi, mereka menanyakan siapa yang bersedia menjadi raja Jambi dan tidak lupa pula mereka menyebutkan persyaratannya, yaitu harus mengikuti keempat ujian tersebut.
Sudah berpuluh-puluh negeri mereka singgahi, namun belum menemukan seorang pun yang bersedia menjadi raja Jambi, karena tidak sanggup menjalani keempat ujian tersebut. Rombongan itu pun kembali mengadakan musyawarah.
”Kita kembali saja ke Negeri Jambi. Mustahil ada orang yang mampu memenuhi syarat itu untuk menjadi raja Jambi,” keluh wakil Desa Petijan.
”Sabar, Saudara! Kita jangan cepat putus asa. Kita memang belum menemukan calon raja Jambi di beberapa negeri yang dekat ini. Tetapi, saya yakin bahwa di negeri jauh sana kita akan menemukan orang yang kita cari,” kata wakil Desa Muaro Sebo.
”Apa maksudmu?” tanya wakil Desa Petijan penasaran.
”Kita harus mengarungi samudera yang luas itu,” jawab wakil Desa Muaro Sebo dengan tenang.
”Kami setuju!” sahut wakil dari Desa Batin Duo Belas, Tujuh Koto, dan Sembilan Koto.
”Kalau begitu, kami juga setuju,” kata wakil Desa Petijan.
Akhirnya, rombongan itu bertekat untuk mengarungi samudera di ujung Pulau Sumatra. Setelah mempersiapkan segala keperluan, berangkatlah rombongan itu dengan menggunakan dendang (perahu besar). Setelah berhari-hari diombang-ambing oleh gelombang laut di tengah samudera yang luas itu, mereka pun tiba di Negeri Keling (India). Mereka berkeliling di Negeri Keling yang luas itu untuk mencari orang yang bersedia menjadi Raja Negeri Jambi dengan ujian yang telah mereka tentukan. Semua orang yang mereka temui belum ada yang sanggup menjalani ujian berat itu.
Pada suatu hari, mereka mendengar kabar bahwa di sebuah kampung di Negeri Keling, ada seseorang yang terkenal memiliki kesaktian yang tinggi. Akhirnya, mereka pun menemui orang sakti itu.
”Permisi, Tuan! Kami adalah utusan dari Negeri Jambi. Negeri kami sedang mencari seorang raja yang akan memimpin negeri kami, tapi dengan syarat harus lulus ujian. Apakah Tuan bersedia?” tanya salah seorang dari rombongan itu sambil menceritakan ujian yang harus dijalani calon raja itu.
”Saya sanggup menjalani ujian itu,” jawab orang itu.
Rombongan itu segera membawa calon raja itu pulang ke Negeri Jambi. Setelah menempuh perjalanan selama berminggu-minggu, tibalah mereka di Negeri Jambi. Orang sakti itu disambut gembira oleh rakyat Jambi. Mereka berharap bahwa calon yang datang dari seberang lautan itu benar-benar orang yang sakti, sehingga lulus dalam ujian itu dan menjadi raja mereka.
Keesokan harinya, orang sakti itu pun diuji. Seperti halnya calon-calon raja sebelumnya, orang sakti itu pertama-tama dibakar dengan api yang menyala-nyala. Orang Keling itu benar-benar sakti, tubuhnya tidak hangus, bahkan tidak satu pun bulu romanya yang terbakar. Setelah diuji dengan ujian kedua dan ketiga, orang itu tetap tidak apa-apa. Terakhir, orang itu akan menghadapi ujian yang paling berat, yang tidak sanggup dilalui oleh calon-calon raja sebelumnya, yaitu digiling dengan kilang besi yang besar. Pada saat ujian terakhir itu akan dimulai, suasana menjadi hening. Penduduk yang menyaksikan menahan napas. Dalam hati mereka ada yang menduga bahwa seluruh tubuh orang itu akan hancur dan remuk.
Ini adalah saat-saat yang mendebarkan. Ujian terakhir itu pun dimulai. Pertama-tama, kedua ujung jari-jari kaki orang Keling itu dimasukkan ke dalam kilang besi. Kilang mulai diputar dan sedikit demi sedikit tubuh orang Keling itu bergerak maju tertarik kilang besi yang berputar. Semua penduduk yang menyaksikannya menutup mata. Mereka tidak sanggup melihat tubuh orang Keling itu remuk. Namun apa yang terjadi? Mereka yang sedang menutup mata tidak mendengarkan suara jeritan sedikit pun. Tetapi justru suara ledakan dahsyatlah yang mereka dengarkan. Mereka sangat terkejut saat membuka mata, kilang besi yang besar itu hancur berkeping-keping, sedangkan orang Keling itu tetap tidak apa-apa, bahkan ia tersenyum sambil bertepuk tangan. Penduduk yang semula tegang ikut bergembira, karena berhasil menemukan raja yang akan memimpin mereka.
Seluruh penduduk dari Desa Tujuh Koto, Sembilan Koto, Muaro Sebo, Petajin, dan Batin Duo Belas segera mempersiapkan segala keperluan untuk membangun sebuah istana yang bagus. Selain itu, mereka juga mempersiapkan bahan makanan untuk mengadakan pesta besar-besaran untuk meresmikan penobatan Raja Negeri Jambi. Beberapa bulan kemudian, berkat kerja keras seluruh warga, berdirilah sebuah istana yang indah dan orang Keling itu pun dinobatkan menjadi raja Jambi.
* * *
Demikian cerita Asal Usul Raja Negeri Jambi dari daerah Jambi, Indonesia. Cerita di atas termasuk ke dalam cerita legenda yang mengandung pesan-pesan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Sedikitnya ada dua pesan moral yang dapat diambil, yaitu sifat suka bermusyawarah dan pentingnya keberadaan seorang pemimpin dalam kehidupan masyarakat.
Pertama, sifat suka bermusyawarah. Sifat ini tercermin pada perilaku warga dari kelima desa dalam cerita di atas. Setiap menghadapi persoalan, mereka senantiasa bermusyawarah. Dalam ungkapan Melayu dikatakan:
Kedua, pentingnya keberadaan seorang pemimpin. Dalam cerita di atas, masyarakat menyadari bahwa keberadaan seorang pemimpin dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Untuk itu, mereka pun berusaha mencari seorang raja yang diharapkan mampu membimbing, melindungi, menjaga, dan menuntun mereka agar kehidupan mereka aman, damai dan sejahtera. Dikatakan dalam petuah amanah orang tua-tua Melayu:
Langganan:
Postingan (Atom)
Mengapa selalu dengar radio
-
Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus memerah sapi Radio News Muaro Jambi- Budidaya sapi perah ber dikembangkan di Jambi. Pasaln...
-
Spot 30 detik : Rp. 22.000,- Spot 60 detik : Rp. 35.000,- Adlibs : Rp. 25.000,- Spo...