Rabu, 27 Februari 2013

Pemkot Jambi Akan Bantu Outlet Perikanan untuk Nelayan


Radio News Muaro Jambi. Pemerintah Kota Jambi melalui dinas pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan akan membantu nelayan setempat mendirikan outlet khusus perikanan di daerah itu.

"Tujuannya adalah membantu nelayan di Kota Jambi dalam upaya memudahkan proses penjualan produksi ikan," ujar Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan (DP3K) Kota Jambi Harlik di Jambi, Jumat 16 September 2011.Harlik menjelaskan, DP3K Kota Jambi sedikitnya akan mendirikan 20 outlet khusus menjual produksi ikan di Kota Jambi, yakni mulai dari ikan konsumsi hingga ikan hias.

Sementara lokasi pendirikan outlet tersebut akan dipusatkan disekitar kawasan danau Sipin Kota Jambi yang terkenal sebagai sentra penjualan ikan di daerah itu. Selain membantu mendirikan sentra penjualan ikan, DP3K juga berencana menggulirkan bantuan berupa 40 unit Keramba Jaring Apung (KJA) bagi petani ikan di Kelurahan Teluk Kenali, Kecamatan Telanaipura.

"Bantuan KJA itu juga akan diikuti penyerahan bantuan bibit beserta pakan ikan bagi nelayan," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, dengan bantuan khusus petani ikan tersebut, diharapkan produksi ikan di Kota Jambi bisa lebih meningkat. Sementara, kendala petani yakni masalah penjualan bisa diatasi dengan didirikannya outlet khusus perikanan. Menurut dia, salah satu kendala yang dihadapi petani ikan di Kota Jambi adalah lokasi penjualan produksi ikan yang dinilai kurang memadai. Akibatnya, sekitar 300 petani ikan budidaya di daerah itu hanya mengandalkan lokasi dipinggir jalan untuk menarik pembeli.
"Dengan dibangunnya kawasan khusus outlet perikanan diharapkan bisa lebih menarik konsumen baik ikan untuk dikonsumsi maupun ikan hias," ujarnya.

Berdasarkan data di DP3K Kota Jambi, pada 2010 lalu nilai ekspor ikan hias di Kota Jambi mencapai Rp5 miliar, dengan jumlah ikan mencapai 6,7 juta ekor dari berbagai jenis. Sementara untuk ikan budidaya, nilai penjualan produksi ikan di Kota Jambi mencapai lebih dari Rp2 miliar.

Paska banjir masyarakat Butuh Bantuan kesehatan

Radio News muaro Jmabi. Paska banjir Februari 2013 Masyarakat Kecamatan Jaluko masih membutukan bantuan .dari pantau radio news muaro jambi saat ini yang di rasakan oleh warga baik anak-anak maupun orang dewasa mulai dari tangan dan kaki gatal-gatal bintik merah dan kurangnya air bersih yang tersedia .selama ,masyarakat mengunakan air kotor dan bau.

Bakri Minta Pemprov Jambi Tanggap jalan penghubung


Radio News muaro jambi Fm 92,5. Anggota komisi V DPR-RI dapil Jambi, A Bakri saat kunjungan kerjanya ke Nipah Panjang, menyesalkan kondisi infrastruktur jalan provinsi penghubung Muara Sabak-Nipah Panjang.

Kepada Tribun, dia berharap, kondisi ini tidak berlarut lama.

"Biasanya untuk ke sini, cuma butuh waktu 1,5 jam saja. Ini sudah tiga jam baru sampai. Karena ini jalan provinsi, ya PU Provinsi harus cepat tanggap dong," ujarnya, Kamis (1/2).

Tak lama kemudian dia menghubungi Kepala Dina PU Provinsi. Kata Bakri, Kadis PU melalui dana APBD Provinsi sudah menganggarkan jalan tersebut."Untuk tahun ini sudah dianggarkan 15 Miliar," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Tanjabtin, Zumi Zola mengatakan, terkait kerusakan jalan tersebut, pemkab Tanjabtim juga sudah menganggarkan Rp.20 miliar pada tahun 2013.

"Demi kenyamanan warga, saya rela mengeluarkan anggaran dari APBD kabupaten. Padahal ini tugas dari Prmprov. Tapi tidak apa apa, semua saya lakukan demi warga,

Pramuka Tanam Seribu Pohon Di Candi Muaro Jambi

Radio News Muaro Jambi - Sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian alam di Bumi Muarojambi  dan untuk memperingati hari Pohon Sedunia yang jatuh pada 21 November, Peserta Perkempinas yang berada di camp Candi Muarojambi melakukan aksi penanaman pohon sebanyak 1000 batang diseputaran Candi Muarojambi.
Penanaman ini selain dilakukan oleh peserta Perkempinas juga diikuti oleh Pemkab Muarojambi dan unsur masyarakat lainnya, pelaksanaan sendiri demi menekan tingkap polusi udara yang semakin meningkat.
Salah seorang peserta Perkempinas, Riana, yang ikut melakukan penanaman pohon mengatakan kepedulian terhadap alam memang harus dimiliki sejak dini oleh setiap manusia, sebab alam juga menentukan kualitas hidup manusia di masa depan. ‘’1000 pohon yang ditanam hari ini tidakkanlah cukup, maka setiap manusia harus juga ikut menanam pohon demi kelangsungan hidup kedepan,’’ timpal Dewi, rekan Riana.
Sementara Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Muarojambi, yang ikut melakukan penanaman mengatakan bahwa tujuan utamanya ialah untuk mengatasi Global Warning, Banjir, Longsor maupun kerusakan alam lainnya. ‘’Saat ini beragam bencana telah menimpa masyarakat, salah satunya ialah akibat penebangan pohon tanpa ada perbaikan, lapisan tanah menjadi tandus dan akar pohon sebagai penahan air menjadi hilang, jadi melalui kegiatan ini mengajak seluruh masyarakat untuk saling bahu membahu menjaga kelsetarian alam, sebab dampak positif hal ini akan dirasakan oleh seluruh masyarakat,’’ tuturnya.

Infrastruktur MTQ Mulai Dibangun di Jambi Kecil

Radio News MuaroJambi _Pemkab Muarojambi tahun 2013 ini tampaknya telah mempersiapkan diri menjadi tuan rumah pelaksanaan MTQ tingkat Provinsi Jambi. Alokasi anggaran APBD tahun 2013 akan cukup banyak dianggarkan untuk pembangunan lokasi venue yang akan dibangun di Kecamatam Marosebo, Pembangunan arena MTQ tingkat Provinsi di Kabupaten Muarojambi mendatang pengangaran dananya akan dialokasikan di beberapa SKPD.
            ‘’Ada beberapa SKPD yang terlibat yaitu, dinas PU bertanggunjawab membangun jalan,arena utama dan bentuk areananya. Dinas ESDM, bertanggujawab untuk listrik, selain itu ada juga dinas Kesehatan dan bagian perlengkapan dan sosial,’’ tutur Ketua DPRD Muarojambi, H Syahidan Al Fajri.

            Meskipun disebutkan SKPD yang bertanggunjawab, lanjutnya, namun dirinya belum bisa memastikan berapa dana yang disiapkan. ‘’Dana pastinya belum tahu,’’ terang Syahidan.
            Wakil Ketua DPRD Muarojambi, Fahmi May, juga menjelaskan dana yang digunakan untuk pengerjaan sekarang murupakan dana APBDP tahun 2012. ‘’Dana awal ini dari APBDP tahun 2012 lalu,’’ ujarnya.
            Dijelaskannya, arena serta gedung eks MTQ nanti akan diupayakan agar tidak sia-sia. ‘’Kami akan upayakan membangun yayasan pendidikan dengan menggunakan gedung serta lahan MTQ, sehingga bisa berguna untuk yang lainnya,’’ kata Fahmi May.

            Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Muarojambi Farial Adhi, ketika ditemui mengatakan lahan yang disediakan seluruhanya seluas 20 hektar. ‘’Tapi yang diperlukan untuk MTQ sementara ini hanya 5 hektar di Desa Tunas Baru, Kecamatan Muarosebo,’’ tutur Adhi.

            Lebih lanjut Adhi menjelaskan, untuk membuka lahan ini Pemkab Muarojambi mengeluarkan dana sebesar Rp 6,7 milyar yang berasal dari APBD-P Kabupaten Muarojambi tahun 2012. ‘’Awalnya kami akan membanguan infrastruktur jalan dulu menuju ke lokasi MTQ. Dananya dari APBD-P Muarojambi. dan, dana tersebut akan ditambah lagi dari APBD murni tahun 2013, sekarang masih dalam tahap pembahasan,’’ terangnya.

            Ditambahkanna, selain untuk jalan, dana tersebut akan digunakan untuk membangun fasilitas MTQ lainnya. ‘’Seperti membangun, lapangan, tribun mimbar tilawah serta bangunan fisik lainnya,’’ kata Adhi seraya berharap setelah pelaksaan MTQ selesai, lokasi tersebut dapat dijadikan lokasi kegiitan sosial lainnya.

JANGAN ADA PUNGUTAN LES PERSIAPAN UAN


M. Rifa’i: Jangan Ada Pungutan Les Persiapan UAN

Berita Terkait
Untuk menargetkan Ujian Akhir Nasional (UAN) dengan angka 100 persen kelulusan siswa, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Jambi, Drs. M. Rifa’i M.Pd. mengatakan, mulai pada Selasa (26/2) ini, Dinas Pendidikan (Disdik) sendiri sudah berusaha untuk mempersiapkan segala hal, diantaranya pelajaran ekstra.
Untuk pelajaran ekstra tersebut, pihaknya juga sudah memberitahuan kepada sekolah-sekolah dan guru-guru bidang studi yang bersangkutan, untuk benar-benar menggunakan kesempatan yang sedikit ini dengan baik.
Waktu bagi guru dan murid memang sedikit, karena adanya libur banjir yang cukup panjang. Apalagi, ada sekolah yang mengungsi ke sekolah lain.
Selain itu, M. Rifa’i menegaskan, untuk biaya les tambahan, pihak sekolah dan guru studi yang bersangkutan diharamkan untuk melakukan pemungutan.
“Kalau les, kita usahakan les. Tetapi kendalanya, kita tidak boleh memungut biaya les, gitu. Les itu boleh, tapi jangan sampai gara-gara les, memungut biaya, [maka] timbul masalah baru. Dana les itu sudah ada dari Dinas Kota [Jambi], walaupun tidak banyak, tapi cukuplah dana itu,” terangnya M. Rifa’i kepada SR28 Selasa (26/2).
Jika masih terdapat pungutan tersebut, maka dari dinas pendidikan sendiri akan melakukan tindakan tegas.
“Ya sekarang [gini saja], ada juga beberapa laporan. Begitu dapat laporan, misal laporan pagi, kita langsung turunkan, ya guru yang bersangkutan dengan pengawasnya, kalau [itu] betul-betul ada laporan guru sekolah menarik pungutan.”
Selain itu, M. Rifa’i juga bercerita “Banyak ‘tuh [kita] dapat laporan. Kadang-kadang guru itu, tanpa sepengetahuan kepala sekolah. Kadang-kadang guru kelas 6, mata pelajaran ini, memberitahukan kepada siswa, ‘les di rumah saya saja’, gitu. Terus kami cek kepada pihak sekolahnya, gak ada. Berarti, gurunya tidak berkoordinasi dengan kepala sekolahnya. Pada prinsipnya, kita setuju dengan les [untuk persiapan UAN], tapi jangan ada pungutan-pungutan. sumber liputan sr Jambi.

RAJA JAMBI PENAKLUK HANTU PIRAU

Raja Jambi dalam cerita ini adalah Raja Jambi Pertama yang berasal dari negeri Keling (India). Pada suatu ketika, Negeri Jambi dikacaukan oleh Hantu Pirau. Seluruh warga menjadi resah, karena mereka tidak bisa keluar rumah mencari nafkah. Bagaimana Raja Jambi menaklukkan Hantu Pirau itu? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Raja Jambi Penakluk Hantu Pirau berikut.

* * *

Alkisah, di Negeri Jambi, ada seorang raja yang terkenal sakti mandraguna. Ia adalah Raja Jambi Pertama yang berasal dari Negeri Keling. Selain sakti mandraguna, ia juga terkenal arif dan bijaksana. Ia senantiasa memikirkan nasib dan mengutamakan kepentingan rakyatnya. Keadaan ini membuat rakyat tenang dalam melakukan pekerjaan sehari-hari mencari nafkah. Itulah sebabnya, ia sangat disegani oleh seluruh rakyatnya.

Pada suatu ketika, suasana tenang tersebut tiba-tiba terusik oleh kedatangan Hantu Pirau. Ia selalu datang menakut-nakuti anak-anak kecil yang sedang bermain dan mengganggu bayi-bayi yang sedang tidur. Jika melihat bayi ataupun anak-anak kecil, Hantu Pirau suka tertawa terkekeh-kekeh kegirangan, sehingga anak-anak menjadi ketakutan dan bayi-bayi pun menangis. Namun, jika para orangtua menjaga anak-anak mereka, hantu itu tidak berani datang mengganggu. Oleh karenanya, para orangtua setiap saat harus selalu menjaga anak-anak mereka baik ketika sedang bermain maupun tidur di buaian. Keadaan tersebut membuat warga menjadi resah, karena mereka tidak bisa keluar rumah untuk pergi mencari nafkah.

Melihat keadaan itu, para pemimpin masyarakat dari Tujuh Koto, Sembilan Koto, dan Batin Duo Belas atau yang lazim disebut Dubalang Tujuh, Dubalang Sembilan, dan Dubalang Duo Belas, mencoba mengusir hantu tersebut dengan membacakan segala macam mantra yang mereka kuasai. Namun, semuanya sia-sia. Bahkan, kelakuan hantu itu semakin menjadi-jadi. Hampir setiap saat, baik siang maupun malam, ia selalu datang mengganggu anak-anak hingga menangis dan menjerit-jerit ketakutan.

“Segala cara sudah kita lakukan, tapi Hantu Pirau itu tetap saja tidak mau enyah dari negeri ini. Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Dubalang Tujuh bingung.

“Bagaimana kalau kejadian ini kita sampaikan kepada raja?” usul Dubalang Sembilan.

“Aku setuju. Bukankah beliau seorang raja yang sakti mandraguna?” sahut Dubalang Duo Belas.

“Baiklah kalau begitu! Ayo kita bersama-sama pergi menghadap kepada raja,” kata Dubalang Tujuh.

Setelah mendapat kata mufakat, akhirnya ketiga dubalang tersebut segera menghadap Raja Negeri Jambi. Sesampainya di istana, mereka pun segera melaporkan semua peristiwa yang sedang menimpa negeri mereka.

“Ampun, Baginda! Kami ingin melaporkan sesuatu kepada Baginda,” kata Dubalang Dua Belas.

“Katakanlah! Apakah gerangan yang terjadi di negeri ini, wahai Dubalang?” tanya Raja Jambi ingin tahu.

“Ampun Baginda! Beberapa hari ini, Hantu Pirau selalu datang mengganggu anak-anak kami. Mula-mula mereka merasa geli dan tertawa, tapi lama-kelamaan mereka menangis dan menjerit ketakutan,” jawab Dubalang Duo Belas.

“Ampun, Baginda! Kami sudah melakukan berbagai cara, namun Hantu Pirau itu selalu saja datang mengganggu mereka,” tambah Dubalang Sembilan.

“Bagaimana bentuk dan rupa Hantu Pirau itu? Apakah kalian pernah melihatnya?” tanya Raja Jambi.

“Belum Baginda! Kami hanya sering mendengar suara gelak tawanya kegirangan ketika anak-anak itu menangis dan menjerit-jerit,” jawab Dubalang Duo Belas.

Mendengar laporan para dubalang tersebut, Raja Jambi tersenyum sambil mengelus-elus jenggotnya yang lebat dan sudah mulai memutih. Ia kemudian beranjak dari singgasananya lalu berjalan mondar-mandir.

“Baiklah kalau begitu. Pulanglah ke negeri kalian dan sampaikan kepada seluruh warga yang pandai membuat lukah[1] agar masing-masing orang membuat sebuah lukah!” titah Raja Negeri Jambi.

“Ampun, Baginda! Untuk apa lukah itu? Bukankah sekarang belum musim berkarang (mencari ikan)?” tanya Duabalang Duo Belas dengan penuh keheranan.

“Sudahlah, laksanakan saja apa yang aku perintahkan tadi! Jangan lupa, setelah lukah-lukah tersebut selesai, segeralah memasangnya di atas bukit dengan mengikatkannya pada tonggak-tonggak yang kuat. Setelah itu, setiap pagi dan sore kalian bergiliran ke atas bukit untuk melihat lukah-lukah tersebut!” perintah sang Raja.

Mendengar penjelasan sang Raja, ketiga dubalang itu langsung mohon diri untuk melaksanakan perintah. Tak satu pun dari mereka yang berani kembali bertanya kepada raja. Dalam perjalanan pulang, mereka terus bertanya-tanya dalam hati tentang perintah sang Raja.

Sesampainya di negeri masing-masing, ketiga dulabang itu langsung menyampaikan perintah raja kepada seluruh warganya. Para warga hanya terheran-heran ketika menerima perintah itu. Ketika bertanya kepada ketiga dubalang, mereka tidak mendapat jawaban yang pasti. Sebab ketiga dubalang itu juga tidak mengetahui maksud sang Raja. Namun karena itu adalah perintah raja, para warga pun segera membuat lukah, meskipun dalam hati mereka selalu bertanya-tanya. Lukah-lukah tersebut kemudian mereka pasang di atas bukit yang tak jauh dari permukiman penduduk. Setiap pagi dan sore ketiga dubalang itu secara bergiliran naik ke atas bukit untuk melihat dan memeriksa lukah-lukah tersebut. Pada hari pertama, kedua, ketiga hingga hari keenam, belum menunjukkan adanya tanda-tanda yang mencurigakan.

Pada hari ketujuh di pagi hari, Dubalang Duo Belas mendapat giliran naik ke atas bukit untuk memeriksa lukah-lukah tersebut. Alangkah terkejutnya saat ia berada di atas bukit. Ia melihat sesuatu menggelepar-gelepar di dalam sebuah lukah. Bentuknya menyerupai manusia, tetapi kecil. Makhluk itu juga dapat berbicara seperti manusia. Ketika Dubalang Duo Belas mendekat, makhluk aneh itu mengeluarkan suara yang sudah tidak asing lagi di telinganya.

“Hei, sepertinya aku sering mendengar suara itu. Bukankah itu suara Hantu Pirau yang sering mengganggu anak-anak kecil?” tanya Dubalang Duo Belas dalam hati.

Setelah memastikan bahwa suara itu benar-benar Hantu Pirau, maka yakinlah ia bahwa makhluk yang terperangkap dalam lukah itu pastilah Hantu Pirau. Ia pun segera melaporkan hal itu kepada Raja Negeri Jambi.

“Ampun, Baginda! Hamba baru saja dari bukit itu. Hamba menemukan seekor makhluk yang terperangkap ke dalam lukah. Apakah dia itu Hantu Pirau?” tanya Dubalang Duo Belas.

“Benar, dubalang! Bawalah Hantu Pirau itu kemari!” titah sang Raja.

“Baik, Baginda! Hamba laksanakan!” ucap Dubalang Duo Belas seraya berpamitan.

Sebelum menuju ke atas bukit, ia mengajak Dubalang Sembilan dan Dubalang Tujuh untuk bersama-sama mengambil lukah tersebut. Setelah membuka tali pengikat lukah dari tonggak, ketiga dubalang tersebut membawa lukah yang berisi Hantu Pirau itu ke hadapan sang Raja.

“Sudah tahukah kalian, wahai dubalang! Makhluk inilah yang bernama Hantu Pirau yang sering menganggu anak-anak kecil,” ungkap sang Raja.

“Mengerti Baginda!” jawab ketiga dubalang itu serentak.

“Pengawal! Siapkan pedang yang tajam! Aku akan memotong-motong tubuh hantu ini,” perintah sang Raja kepada seorang pengawal.

Mendengar ancaman tersebut, Hantu Pirau itu pun langsung memohon ampun kepada Raja Negeri Jambi.

“Ampun, Tuan! Janganlah bunuh hamba! Jika Tuan sudi melepaskan hamba dari lukah ini, hamba akan memenuhi segala permintaan Tuan. Bukankah Tuan adalah Raja yang arif dan bijaksana?”

“Baiklah, kalau begitu! Aku hanya ada dua permitaan. Pertama, setelah keluar dari lukah ini, tinggalkan negeri ini dan jangan pernah kembali mengganggu wargaku lagi, terutama anak-anak kecil. Kedua, serahkan cincin pinto-pinto (pinta-pinta, yakni cincin sakti, apo yang kuminta harus ado) itu kepadaku!” kata sang Raja.

Hantu Pirau pun langsung menyanggupi permintaan Raja Jambi. Setelah dikeluarkan dari lukah, ia pun segera menyerahkan cincin pinto-pinto nya kepada sang Raja, lalu pergi meninggalkan Negeri Jambi. Sejak itu, Negeri Jambi tidak pernah lagi diganggu oleh Hantu Pirau. Keadaan negeri kembali aman, damai dan tenang. Seluruh penduduk kembali melakukan pekerjaan mereka sehari-hari dengan perasaan aman dan tenang.

Beberapa tahun setelah peristiwa Hantu Pirau itu, Raja Negeri Jambi tiba-tiba berpikir ingin membuktikan kesaktian cincin pinto-pinto pemberian Hantu Pirau. Namun karena keinginannya tidak ingin diketahui oleh rakyat Negeri Jambi, maka ia pun menyampaikan kepada rakyatnya bahwa dia akan pulang ke negerinya di Keling (India) dalam waktu beberapa lama.

Sesampai di negerinya, Raja Jambi pun segera menguji kesaktian cincin pinto-pinto itu.

“Hei cincin pinto-pinto! Jadikanlah Kota Bambay ini sebagai kota yang bertahtakan mutiara, batu permata, dan intan berlian!” pinta Raja Jambi.

Dalam waktu sekejap, suasana Kota Bombay tiba-tiba berubah menjadi gemerlap. Seluruh sudut kota dipenuhi dengan mutiara, batu permata dan intan berlian. Alangkah senang hati sang Raja melihat pemandangan yang indah dan menggiurkan itu. Ia pun enggan untuk kembali ke Negeri Jambi. Namun sebagai raja yang arif dan bijaksana, beberapa tahun kemudian ia mengutus salah seorang putranya yang bernama Sultan Baring untuk menggantikannya sebagai Raja Jambi.

Mendapat perintah itu, Sultan Baring pun segera berangkat ke Negeri Jambi bersama dengan beberapa orang pengawalnya. Sesampainya di Negeri Jambi, ia pun segera menyampaikan amanah ayahnya kepada seluruh rakyat Jambi bahwa sang Ayah tidak dapat lagi memerintah Negeri Jambi karena sudah tua. Setelah itu, ia membacakan surat pengangkatannya sebagai Raja Jambi Kedua setelah ayahnya. Rakyat Jambi pun menyambutnya dengan gembira, karena ia juga seorang Raja yang arif dan bijaksana seperti ayahnya. Konon, Sultan Baring inilah yang menurunkan raja-raja, sultan-sultan maupun raden-raden berikutnya, seperti Sultan Taha Saifuddin dan Raden Ino Kartopati.

* * *

Demikian cerita Raja Jambi Penakluk Hantu Pirau dari daerah Jambi, Indonesia. Cerita di atas termasuk ke dalam kategori dongeng yang mengandung pesan-pesan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pesan moral yang dapat diambil dari cerita di atas adalah keutamaan sifat musyawarah mufakat untuk mengatasi segala permasalahan. Sifat ini ditunjukkan oleh sikap dan perilaku Dubalang Tujuh, Dubalang Sembilan, dan Dubalang Duo Belas. Ketika sudah tidak sanggup mengatasi Hantu Pirau, mereka segera bermusyawarah untuk mencari jalan keluar. Dalam kehidupan orang Melayu, musyawarah dan mufakat sangatlah dijunjung tinggi, dihormati dan dimuliakan, karena dengan musyawarah segala kesulitan yang dihadapi mudah untuk diselesaikan. Dikatakan dalam tunjuk Aja Melayu:
apa tanda hidup berilmu,
manfaat mufakat ianya tahu
duduk berunding bersanding bahu
sebelum melangkah memberi tahu
sebelum terlanjur mencari guru
sebelum menyalah bertanya dahulu

Pelajaran lain yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah bahwa ilmu pengetahuan sangatlah penting dalam kehidupan manusia, karena dengan ilmu pengetahuan segala kesulitan dapat diatasi dengan mudah. Oleh karenanya, setiap orang dituntut untuk rajin belajar agar mempunyai pengetahuan yang luas. Menurut orang tua-tua Melayu, manfaat ilmu pengetahuan bukan saja untuk kepentingan pribadi, juga bermanfaat bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Itulah sebabnya, dalam kehidupan orang Melayu, menuntut ilmu pengetahuan sangatlah diutamakan. Dikatakan dalam tunjuk ajar Melayu:
wahai ananda dengarlah pesan,
menuntut ilmu engkau utamakan
banyakan amal kuatkan iman
supaya dirimu dikasihi Tuhan

bertuah parang karena hulunya,
bulu dikepal elok terasa
bertuah orang karena ilmunya
ilmu diamalkan hidup sentosa



Sumber:
Kaslani. Buku Cerita Rakyat Dari Jambi 2. Jakarta: Grasindo. 1998.

CEROBOH MEMBAWA BENCANA

Dahulu kala di daerah Jambi ada sebuah negeri yang diperintah seorang raja bernama Sultan Mambang Matahari. Sultan mempunyai seorang anak laki-laki bernama Tuan Muda Selat dan seorang anak perempuan bernama Putri Cermin Cina. Tuan Muda Selat adalah seorang anak muda yang tampan namun sifatnya agak ceroboh. Putri Cermin Cina berwajah cantik jelita, kulitnya putih bagaikan kulit putri Cina karena itulah ia disebut Putri Cermin Cina.

Pada suatu hari, datanglah seorang saudagar muda ke daerah itu. Saudagar itu bernama Tuan Muda Senaning. Ia dan anak buahnya merapat di pelabuhan negeri itu. Seperti para saudagar lainnya, mula-mula niat kedatangan saudagar itu memang hanya untuk berdagang. Walau demikian ia disambut dengan ramah tamah oleh Sultan Mambang Matahari.

Pada saat jamuan makan kebetulan Putri Cermin Cina bertatap muka dengan Tuan Muda Senaning. Seketika Tuan Muda Senaning jatuh cinta pada gadis jelita itu. Demikian pula halnya dengan Putri Cermin Cina, diam-diam ia juga menaruh hati kepada saudagar muda yang berwajah tampan itu.

Namun sebagai seorang gadis tidak mungkin ia mengutarakan isi hatinya lebih dahulu. Pada suatu kesempatan kedua muda mudi itu sempat bertemu. Kesempatan yang baik itu tidak disia-siakan oleh si pemuda.

“Adinda Putri ….” kata Tuan Muda Senaning. “Sejak pertama bertemu pandang denganmu, hatiku berdebar-debar. Aku yakin kaulah gadis yang akan menjadi pendamping hidupku.”

“Tuan Muda ….” sahut Putri. “Jika Tuan memang berkenan kepada saya, alangkah baiknya jika Tuan segera bertanya kepada Ayahanda. Tuan akan mengetahui apakah saya masih sendiri atau sudah ada yang punya.”

“Baiklah, memang sudah sepantasnya kalau hal itu dilakukan.” kata Tuan Muda Senaning.

Pada dasarnya Putri Cermin Cina jatuh hati pada Tuan Muda Senaning, demikian pula sebaliknya. Mereka berjanji hendak membangun rumah tangga. Tidak lama kemudian Tuan Muda Senaning datang melamar kepada Sultan Mambang Matahari.

Sejak semula Sultan Mambang Matahari menaruh simpati kepada saudagar muda yang berhasil itu. Bukan karena kekayaannya, melainkan sifat dan tingkah laku pemuda itu yang sopan tanpa dibuat-buat.

Maka dengan senang hati Sultan Mambang Matahari menerima lamaran itu. Berkata Sutan Mambang Matahari, ”Tapi mohon maaf Ananda Senaning, terpaksa pernikahan ditunda sampai tiga bulan lagi. Saya masih harus menuntaskan perniagaan yang belum selesai." Tuan Muda Senaning hendak berkata bahwa segala keperluan untuk pesta pernikahan dialah yang akan menanggung, namun niat itu diurungkan karena hal itu dapat menyinggung perasaan calon mertuanya. Padahal ia tahu pelayaran mertuanya selama tiga bulan itu tidak lain adalah untuk mencari bekal bagi pesta pernikahan anaknya.

“Baik Ayahanda …” ujar Tuan Muda Senaning. ”Hamba cukup maklum akan maksud Ayahanda.”

“Terima kasih atas pengertian Ananda …” sahut Sultan Mambang Matahari lega. Ia makin senang pada calon menantunya yang tahu adat itu, yang tidak mentang-mentang kaya lalu membuatnya kehilangan muka.

Sebelum berangkat berlayar, Sultan Mambang Matahari berpesan kepada Tuan Muda Selat agar menjaga Putri Cermin Cina dengan baik, jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Setelah itu, Sutan Mambang Matahari berlayar mencari bekal untuk menikahkan putrinya.

Pada suatu hari, Tuan Muda Senaning dan Tuan Muda Selat asyik bermain gasing di halaman istana. Mereka tertawa bergelak-gelak, makin lama makin asyik sehingga orang yang mendengar ikut tertawa senang.

Hal itu menggugah hati Putri Cermin Cina yang sedang merenda di ruang tengah untuk melihat. Ia menuju ke jendela melihat keasyikan tunangan dan kakaknya bermain gasing. Kehadiran Putri Cermin Cina terlihat oleh kedua orang itu. Sambil melihat ke anjungan, Tuan Muda Senaning melepaskan tali gasingnya. Gasing itu mengenai gasing Tuan Muda Selat. Gasing Tuan Muda Selat melayang dan terpelanting tinggi.

Mereka masih tertawa-tawa melihat gasing itu. Namun tiba-tiba gasing itu bergerak kearah Putri Cermin Cina. Sontak semua terkesiap. Sebelum mereka sadar apa yang terjadi tiba-tiba, gasing itu berputar persisi diatas kening Putri Cermin Cina. “Aaaaaahhh …!” Putri Cermin Cina menjerit kesakitan.

Kening Putri Cermin Cina pun berlumuran darah. Ia jatuh ke lantai dan tidak sadarkan diri. Kedua pemuda yang sedang bermain gasing itu segera berlari ke anjungan. Benarlah, Putri Cermin Cina tergolek di atas lantai.

Semua orang menjadi panik. Mereka berusaha memberikan pertolongan sebisa-bisanya. Namun semua tindakan tidak ada manfaatnya. Putri yang cantik jelita itu akhirnya menghembuskan napas yang terakhir kali. Tuan Muda Senaning menjerit keras. Ia masih belum percaya tentang apa yang telah terjadi.

Setelah yakin tunangannya meninggal. Tuan Muda Senaning jadi putus asa. “Sungguh celaka! Semua gara-gara aku ….!” teriak parau.

Ia melihat ada dua buah tombak bersilang di dinding. Secepat kilat ditariknya tombak itu. Dengan sekuat tenaga tombak itu dilemparnya ke halaman. Pangkal tombak menancap ke tanah dan mata tombak mencuat ke atas.

Tindakan ini hanya dilakukan oleh seorang yang mengerti ilmu silat dan ilmu perang. Tuan Muda Selat yang masih memeluk adiknya tak sempat mencegah perbuatan Tuan Muda Senaning. Namun sepasang mata pemuda ini terbelalak ngeri saat berpaling kearah calon adik iparnya itu.

Ia benar-benar tak menyangka Tuan Muda Senaning akan berbuat senekat itu. Saat itu dengan gerakan yang sukar diikuti mata Tuan Muda Senaning melompat ke halaman. Tubuhnya meluncur kearah mata tombak yang mencuat ke atas mengenai mata tombak yang mencuat itu. Mata tombak menembus perutnya langsung ke belakang punggung.

“Adinda Putri aku segera menyusulmu …” Suara pemuda itu tersendat-sendat oleh nafasnya yang menjelang sekarat. ”Aku tak bisa hidup tanpa dirimu.” Usai berkata demikian Tuan Muda Senaning meninggal dunia.

Tuan Muda Selat segera berteriak keras memanggil masyarakat untuk melihat kejadian itu. “Cepat kita urus jenazah mereka berdua ini.”

Sementara kerabat istana merawat jenazah kedua insan yang saling jatuh cinta itu, hati Tuan Muda Selat kacau balau. Tak dapat dibayangkan, bagaimana marahnya di Ayahanda Sultan Mambang Matahari bila mengetahui kejadian ini. Untuk menjaga hal-hal yang tak diinginkan ia minta agar kedua mayat orang yang disayanginya itu dikuburkan segera.

Mayat Putri Cermin Cina dimakamkan di tepi sungai sedangkan mayat Tuan Muda Senaning dibawa anak buahnya ke kapal. Kapal itu berlayar ke seberang dan mayat Tuan Muda Senaning dikuburkan disana. Tempat itu kemudian diberi nama Dusun Senaning.

Sejenak Tuan Muda Selat merasa lega. Namun tatkala ingat betapa Ayahandanya sebentar lagi akan datang maka pikirannya menjadi kacau. Bukankah ia telah diserahi Ayahandanya untuk menjaga Putri Cermin Cina agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan? Kenyataanya, adik yang sangat dikasihi oleh semua orang itu ternyata telah meninggal dunia. Dan salah satu penyebab kematian adiknya adalah dia sendiri.

“Seandainya aku tidak bermain gasing tidak mungkin akan terjadi hal seperti ini.”

“Semua ini salahku jua!” ia terus menerus mempersalahkan dirinya.

“Sekarang apa yang harus kulakukan?” gumamnya dengan penuh kebingungan. ”Apa yang harus kukatakan kepada Ayahanda.”

Setelah berpikir keras, ia kemudian mengumpulkan semua penduduk. Diajaknya mereka berunding. Tidak lama kemudian Tuan Muda Selat memutuskan untuk meninggalkan negeri karena sang ayahnya tidak mungkin akan memaafkannya. Ia pun mengajak orang-orang kampung untuk ikut serta. Ia membelokkan kapalnya kearah Pasang Senana. Kemudian, ia menghilang tidak tentu arah. Orang-orang yang ikut dengannya ditinggalkan di sebuah tempat. Tempat itu akhirnya disebut Kampung Selat.

Tidak berapa lama kemudian, Sultan Mambang Matahari merapat dengan kapalnya. Ia heran melihat kampungnya sepi. Ia naik ke istana. Istana juga lengang. Setelah dayang-dayang yang berada di istana menceritakan kejadian sebenarnya, barulah ia mengetahui apa yang telah terjadi.

Sultan Mambang Matahari merasa sedih. Kemudian dengan beberapa pengikut, ia berangkat meninggalkan kampung. Ia pergi keseberang dusun.

Beliau mendirikan kampung disana. Kampung itu terletak diantara kubur Tuan Muda Senaning dan kapal Tuan Muda Selat. Kampung itu diberi nama Dusun Tengah Lubuk Ruso.

Legenda cerita ini oleh rakyat daerah Jambi dianggap benar-benar terjadi karena ada hubungannya dengan nama-nama kampung di Kabupaten Batanghari, Jambi.

CERITA RAKYAT DARI JAWA TIMUR


Pada suatu masa di Kerajaan Daha yang dipimpin oleh raja Erlangga, hidup seorang janda yang sangat bengis. Ia bernama Calon Arang. Ia tinggal di desa Girah. Calon Arang adalah seorang penganut sebuah aliran hitam, yakni kepercayaan sesat yang selalu mengumbar kejahatan memakai ilmu gaib. 

Ia mempunyai seorang putri bernama Ratna Manggali. Karena puterinya telah cukup dewasa dan Calon Arang tidak ingin Ratna Manggali tidak mendapatkan jodoh, maka ia memaksa beberapa pemuda yang tampan dan kaya untuk menjadi menantunya. Karena sifatnya yang bengis, Calon Arang tidak disukai oleh penduduk Girah. Tak seorang pemuda pun yang mau memperistri Ratna Manggali. Hal ini membuat marah Calon Arang. Ia berniat membuat resah warga desa Girah.

“Kerahkan anak buahmu! Cari seorang anak gadis hari ini juga! Sebelum matahari tenggelam anak gadis itu harus dibawa ke candi Durga!“ perintah Calon Arang kepada Krakah, seorang anak buahnya. Krakah segera mengerahkan cantrik-cantrik Calon Arang untuk mencari seorang anak gadis. Suatu perkerjaan yang tidak terlalu sulit bagi para cantrik Calon Arang.

Sebelum matahari terbit, anak gadis yang malang itu sudah berada di Candi Durga. Ia meronta-ronta ketakutan. “Lepaskan aku! Lepaskan aku!“ teriaknya. Lama kelamaan anak gadis itu pun lelah dan jatuh pingsan. Ia kemudian di baringkan di altar persembahan. Tepat tengah malam yang gelap gulita, Calon Arang mengorbankan anak gadis itu untuk dipersembahkan kepada Betari Durga, dewi angkara murka.


Kutukan Calon Arang menjadi kenyataan. “Banjir! Banjir!“ teriak penduduk Girah yang diterjang aliran sungai Brantas. Siapapun yang terkena percikan air sungai Brantas pasti akan menderita sakit dan menemui ajalnya. “He, he... siapa yang berani melawan Calon Arang ? Calon Arang tak terkalahkan!” demikian Calon Arang menantang dengan sombongnya. Akibat ulah Calon Arang itu, rakyat semakin menderita. Korban semakin banyak. Pagi sakit, sore meninggal. Tidak ada obat yang dapat menanggulangi wabah penyakit aneh itu..

“Apa yang menyebabkan rakyatku di desa Girah mengalami wabah dan bencana ?” Tanya Prabu Erlangga kepada Paman Patih. Setelah mendengar laporan Paman Patih tentang ulah Calon Arang, Prabu Erlangga marah besar. Genderang perang pun segera ditabuh. Maha Patih kerajaan Daha segera menghimpun prajurit pilihan. Mereka segera berangkat ke desa Girah untuk menangkap Calon Arang. Rakyat sangat gembira mendengar bahwa Calon Arang akan ditangkap. Para prajurit menjadi bangga dan merasa tugas suci itu akan berhasil berkat doa restu seluruh rakyat.

Prajurit kerajaan Daha sampai di desa kediaman Calon Arang. Belum sempat melepaskan lelah dari perjalanan jauh, para prajurit dikejutkan oleh ledakan-ledakan menggelegas di antara mereka. Tidak sedikit prajurit Daha yang tiba-tiba menggelepar di tanah, tanpa sebab yang pasti.

Korban dari prajurit Daha terus berjatuhan. Musuh mereka mampu merobohkan lawannya dari jarak jauh, walaupun tanpa senjata. Kekalahan prajurit Daha membuat para cantrik, murid Calon Arang bertambah ganas. 

“Serang! Serang terus!” seru para cantrik. Pasukan Daha porak poranda dan lari pontang-panting menyelamatkan diri. Prabu Erlangga terus mencari cara untuk mengalahkan Calon Arang. Untuk mengalahkan Calon Arang, kita harus menggunakan kasih saying”, kata Empu Barada dalam musyawarah kerajaan. “Kekesalan Calon Arang disebabkan belum ada seorang pun yang bersedia menikahi puteri tunggalnya.“


Empu Barada meminta Empu Bahula agar dapat membantu dengan tulus untuk mengalahkan Calon Arang. Empu Bahula yang masih lajang diminta bersedia memperistri Ratna Manggali. Dijelaskan, bahwa dengan memperistri Ratna Manggali, Empu Bahula dapat sekaligus memperdalam dan menyempurnakan ilmunya.

Akhirnya rombongan Empu Bahula berangkat ke desa Girah untuk meminang Ratna Manggali. “He he … aku sangat senang mempunyai menantu seorang Empu yang rupawan.” Calon Arang terkekeh gembira. 

Maka, diadakanlah pesta pernikahan besar-besaran selama tujuh hari tujuh malam. Pesta pora yang berlangsung itu sangat menyenangkan hati Calon Arang. Ratna Manggali dan Empu Bahula juga sangat bahagia. Mereka saling mencintai dan mengasihi. Pesta pernikahan telah berlalu, tetapi suasana gembira masih meliputi desa Girah. Empu Bahula memanfaatkan saat tersebut untuk melaksanakan tugasnya.


Di suatu hari, Empu Bahula bertanya kepada istrinya, “Dinda Manggali, apa yang menyebabkan Nyai Calon Arang begitu sakti?“ Ratna Manggali menjelaskan bahwa kesaktian Nyai Calon Arang terletak pada Kitab Sihir. Melalui buku itu, ia dapat memanggil Betari Durga. Kitab sihir itu tidak bisa lepas dari tangan Calon Arang, bahkan saat tidur, Kitab sihir itu digunakan sebagai alas kepalanya.

Empu Bahula segera mengatur siasat untuk mencuri Kitab Sihir. Tepat tengah malam, Empu Bahula menyelinap memasuki tempat peraduan Calon Arang. Rupanya Calon Arang tidur terlalu lelap, karena kelelahan setelah selama tujuh hari tujuh malam mengumbar kegembiraannya. Empu Bahul berhasil mencuri Kitab sihir Calon Arang dan langsung diserahkan ke Empu Baradah. Setelah itu, Empu Bahula dan istrinya segera mengungsi.


Calon Arang sangat marah ketika mengetahui Kitab sihirnya sudah tidak ada lagi, ia bagaikan seekor badak yang membabi buta. Sementara itu, Empu Baradah mempelajari Kitab sihir dengan tekun. Setelah siap, Empu Baradah menantang Calon Arang. Sewaktu menghadapi Empu Baradah, kedua belah telapak tangan Calon Arang menyemburkan jilatan api, begitu juga kedua matanya. Empu Baradah menghadapinya dengan tenang. Ia segera membaca sebuah mantera untuk mengembalikan jilatan dan semburan api ke tubuh Calon Arang. Karena Kitab sihir sudah tidak ada padanya, tubuh Calon Arang pun hancur menjadi abu dan tertiup kencang menuju ke Laut Selatan. Sejak itu, desa Girah menjadi aman tenteram seperti sediakala.


Moral : Calon Arang merupakan contoh seorang yang memiliki sifat pemarah dan tidak dapat menguasai nafsunya. Hendaknya seseorang tidak memaksakan kehendaknya pada orang lain dan tidak melakukan sesuatu hal yang dibenci orang lain. Karena pemaksaan kehendak akan berakibat buruk bagi diri sendiri.



Sumber :http://www.elexmedia.co.id/

CERITA RAKYAT DARI SUMANTRA SELATAN

Putri Jelitani adalah seorang putri raja di sebuah kerajaan di daerah Sumatra Selatan. Suatu ketika, negeri sang Putri dilanda kemarau yang amat panjang. Keadaan yang sulit itu baru akan pulih jika ada seorang gadis yang mau berkorban dengan mencebur ke laut. Oleh karena tak seorang pun yang mau berkorban, maka dengan ikhlas sang Putri rela melakukannya demi keselamatan rakyatnya dari bahaya kelaparan. Bagaimana nasib Putri Kemarau selanjutnya? Simak kisahnya dalam cerita Pengorbanan Putri Kemarau berikut ini




Dahulu, di Sumatra Selatan ada seorang putri raja bernama Putri Jelitani. Namun, ia akrab dipanggil Putri Kemarau karena dilahirkan pada musim kemarau. Ia merupakan putri semata wayang sang Raja. Ibunda sang Putri baru saja wafat. Sebagai putri tunggal, ia pun amat disayangi oleh ayahnya. Sementara itu, ayahnya adalah seorang pemimpin yang arif dan bijaksana. Negeri dan rakyatnya pun hidup makmur dan tenteram.

Suatu ketika, negeri itu dilanda kemarau yang sangat panjang. Sungai-sungai kekeringan dan air danau pun menjadi surut. Padang rumput sudah hangus terbakar terik matahari. Ternak-ternak warga banyak yang mati. Tanah menjadi kering dan pecah-pecah sehingga hasil panen pun gagal. Warga banyak yang terserang penyakit dan dilanda kelaparan. Melihat keadaan tersebut, sang Raja yang arif dan bijaksana itu pun segera bertindak. Ia segera mencari peramal untuk mencari jalan keluar dari kesulitan tersebut. Sudah banyak peramal yang ditemui, namun belum seorang pun yang mampu memberinya jalan keluar.

Suatu hari, sang Raja mendengar kabar bahwa di suatu desa yang terpencil ada seorang peramal yang terkenal sakti. Ia pun mendatangi peramal itu.

“Wahai, tukang ramal. Negeriku sedang dalam kesulitan. Tolong katakan bagaimana caranya mengatasi masalah ini,” pinta sang Raja.

 “Baginda, petunjuk mengenai jalan keluar dari kesulitan akan melalui mimpi putri Baginda,” jawab peramal itu.

“Baiklah, kalau begitu. Hal ini akan kutanyakan langsung kepada putriku,” kata sang Raja yang segera kembali ke istana.

Setiba di istana, sang Raja mendapati putrinya sedang duduk termenung seorang diri di taman.

“Ayahanda baru saja menemui seorang juru ramal yang sakti,” kata sang Raja kepada putrinya.

Mendengar itu, Putri Kemarau sontak menatap wajah ayahandanya.

“Apa kata juru ramal itu Ayahanda?” tanya Putri Kemarau.

“Menurut juru ramal itu bahwa petunjuk mengenai jalan keluar dari kesulitan ini akan datang melalui mimpi Andanda. Apakah Ananda sudah bermimpi tentang hal itu?” sang Raja balik bertanya.

“Belum, Ayahanda,” jawab Putri Kemarau, “Tapi, alangkah baiknya jika semua masalah ini kita serahkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa,” lanjut sang Putri.

Alangkah terkejutnya sang Raja mendengar perkataan putrinya. Ia tidak pernah mengira sebelumnya jika putri kesayangannya itu memiliki pemikiran yang cerdas. Ia pun menyadari kekeliruannya selama ini.

“Benar juga katamu, Putriku. Perkataanmu itu membuat Ayanda sadar. Maafkan Ayah, Putriku!” ucap raja yang bijaksana itu.

Putri Kemarau kemudian menyarankan kepada Ayandanya agar seluruh rakyat negeri itu melakukan upacara berdoa bersama kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Maka, berkat doa bersama tersebut, Putri Kemarau pun mendapat petunjuk melalui mimpinya. Dalam mimpi itu, sang Putri didatangi oleh ibundanya.

“Wahai, Putriku. Kesulitan yang dialami negeri akan berubah jika ada seorang gadis yang mau berkorban dengan menceburkan diri ke laut,” ujar ibu Putri Kemarau.

Begitu terjaga, sang Putri pun menceritakan perihal mimpi itu kepada ayahandanya. Ternyata, sang Raja pun telah bermimpi mendapat bisikan gaib yang menyampaikan pesan yang sama. Maka, pada esok harinya, sang Raja segera mengumpulkan seluruh rakyatnya untuk menyampaikan pesan itu.

“Wahai, seluruh rakyatku. Ketahuilah bahwa negeri ini akan kembali makmur jika ada seorang gadis yang dengan ikhlas mengorbankan dirinya mencebur ke dalam laut. Siapakah di antara kalian yang ingin melakukannya demi kebaikan kita semua?” tanya sang Raja di depan rakyatnya.

Tapi, tak seorang pun gadis yang berani mengajukan diri. Di tengah keheningan, tiba-tiba Putri Kemarau yang duduk di samping ayahandanya bangkit dari tempat duduknya lalu berkata.

“Ananda rela mengorbankan jiwa hamba dengan ikhlas demi kemakmuran rakyat negeri ini,” kata Putri Kemarau dengan suara lantang.

Seketika seluruh yang hadir tersentak kaget, terutama sang Raja. Ia tidak ingin anak semata wayangnya itu yang menjadi korbannya.

“Jangan, Putriku. Engkaulah satu-satunya milik Ayahanda. Engkaulah yang akan meneruskan tahta kerajaan ini. Jangan lakukan itu, Putriku!” cegah sang Raja.

Namun, Putri Kemarau tetap pada pendiriannya. Keinginan sang Putri sudah tidak dapat dibendung lagi.

“Lebih baik Ananda saja yang menjadi korban daripada seluruh rakyat negeri ini,” tegas sang Putri, “Barangkali ini sudah menjadi takdir Ananda.”

Sang Raja pun tak kuasa menahan keinginan putrinya. Maka, pada malam harinya, sang Putri dengan diantar oleh ayahanda dan seluruh rakyat pergi ke ujung tebing laut. Sebelum terjun ke laut, ia berpesan kepada ayahanda dan rakyatnya.

“Ikhlaskan kepergian Ananda, maafkan semua kesalahan Ananda,” pinta sang Putri.

Sang Raja tak kuasa menahan rasa haru. Air matanya menetes membasahi kedua pipinya. Namun, apa hendak dibuat, tak seorang pun yang sanggup menahan keinginan putrinya. Putri Kemarau pun terjun ke laut. Bersamaan dengan terceburnya tubuh sang Putri ke dalam air laut, langit menjadi mendung. Petir menyambar-nyambar dan hujan pun turun dengan lebatnya. Dalam waktu singkat, seluruh wilayah negeri itu pun digenangi air. Tentu saja hal itu menjadi pertanda bahwa tumbuh-tumbuhan akan kembali menghijau dan tanah menjadi subur.

Seluruh rakyat negeri itu dirundung rasa suka cita, terutama sang Raja. Di satu sisi, negerinya akan kembali makmur, namu di sisi lain ia telah kehilangan putri yang amat disayanginya. Demikian pula yang dirasakan oleh seluruh rakyatnya.

Hujan semakin deras. Sang Raja dan rakyatnya pun segera meninggalkan tebing laut itu. Setiba di istana, raja itu langsung tertidur karena kelelahan. Betapa terkejutnya ia karena tiba-tiba mendengar suara bisikan yang menyuruhnya kembali ke tebing laut.

“Segeralah kembali ke tebing laut. Temuilah putrimu di sana!” demikian pesan suara itu.

Begitu terbangun, sang Raja bersama rakyatnya pun bergegas kembali ke tebing itu. Sesampainya di sana, mereka mendapati Putri Kemarau berdiri di atas sebuah karang di tengah laut dengan membawa penerangan dan harapan baru. Rupanya, sang Putri diselamatkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa karena keikhlasannya berkorban demi kepentingan orang banyak. Namun ajaibnya, semula tidak ada batu karang di tengah laut itu.

“Terima kasih, Tuhan! Engkau telah menyelamatkan putriku,” ucap sang Raja.
Usai berucap syukur, raja itu segera memerintahkan pengawalnya untuk menjemput sang Putri dan membawanya kembali ke istana. Beberapa tahun kemudian, sang Raja akhirnya menyerahkan kekuasaannya kepada putrinya. Sejak itulah, Putri Kemarau menjadi ratu di negeri tersebut. Ia memerintah dengan arif dan bijaksana. Rakyatnya pun hidup makmur dan sejahtera.

* * *


Demikian cerita Pengorbanan Putri Kemarau dari daerah Sumatra Selatan. Pelajaran yang diambil dari cerita di atas adalah bahwa orang yang ikhlas berkorban demi kepentingan orang banyak akan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Mahakuasa.



Sumber:http://rochell-techno.blogspot.com/2012/12/pengorbanan-putri-kemarau.html

SEJARAH ASAL MULA NAMA JAMBI


Ada beberapa versi tentang awal pemberian nama jambi, antara lain :
  1. Nama Jambi muncul sejak daerah yang berada di pinggiran sungai batanghari ini dikendalikan oleh seorang ratu bernama Puteri Selaras Pinang Masak, yaitu semasa keterikatan dengan Kerajaan Majapahit. Waktu itu bahasa keraton dipengaruhi bahasa Jawa, di antaranya kata pinang disebut jambe. Sesuai dengan nama ratunya "Pinang Masak", maka kerajaan tersebut dikatakan Kerajaan Melayu Jambe. Lambat laun rakyat setempat umumnya menyebut "Jambi".
  2. Kemungkinan besar saat Tanah Pilih dijadikan tapak pembangunan kerajaan baru, pohon pinang banyak tumbuh di sepanjang aliran sungai Batanghari, sehingga nama itu yang dipilih oleh Orang Kayo Hitam.
  3. Berpedoman pada buku sejarah De Oudste Geschiedenis van de Archipel bahwa Kerajaan Melayu Jambi dari abad 7 s.d. abad 13 merupakan bandar atau pelabuhan dagang yang ramai. Di sini berlabuh kapal-kapal dari berbagai bangsa, seperti: Portugis, India, Mesir, Cina, Arab, dan Eropa lainnya. Berkenaan dengan itu, sebuah legenda yang ditulis oleh Chaniago menceritakan bahwa sebelum Kerajaan Melayu jatuh ke dalam pengaruh Hindu, seorang puteri Melayu bernama Puteri Dewani berlayar bersama suaminya dengan kapal niaga Mesir ke Arab, dan tidak kembali. Pada waktu lain, seorang putri Melayu lain bernama Ratna Wali bersama suaminya berlayar ke Negeri Arab, dan dari sana merantau ke Ruhum Jani dengan kapal niaga Arab. Kedua peristiwa dalam legenda itu menunjukkan adanya hubungan antara orang Arab dan Mesir dengan Melayu. Mereka sudah menjalin hubungan komunikasi dan interaksi secara akrab.
    Kondisi tersebut melahirkan interpretasi bahwa nama Jambi bukan tidak mungkin berasal dari ungkapan-ungkapan orang Arab atau Mesir yang berkali-kali ke pelabuhan Melayu ini. Orang Arab atau Mesir memberikan julukan kepada rakyat Melayu pada masa itu sebagai "Janbi", ditulis dengan aksara Arab: , yang secara harfiah berarti 'sisi' atau 'samping', secara kinayah (figuratif) bermakna 'tetangga' atau 'sahabat akrab'.
  4. Kata Jambi ini sebelum ditemukan oleh Orang Kayo Hitam atau sebelum disebut Tanah Pilih, bernama Kampung Jam, yang berdekatan dengan Kampung Teladan, yang diperkirakan di sekitar daerah Buluran Kenali sekarang. Dari kata Jam inilah akhirnya disebut "Jambi".
  5. Menurut teks Hikayat Negeri Jambi, kata Jambi berasal dari perintah seorang raja yang bernama Tun Telanai, untuk untuk menggali kanal dari ibukota kerajaan hingga ke laut, dan tugas ini harus diselesaikan dalam tempo satu jam. Kata jam inilah yang kemudian menjadi asal kata Jambi.

Senin, 25 Februari 2013

GUBERNUR DAN MANTAN GUBERNUR SALING TUDING


26 Februari 5:17
PROVINSINYA KEHILANGAN SEBUAH PULAU

Penguasa Dinilai Tak Serius Pertahankan Pulau Berhala". Beritanya tentang Provinsi Jambi kalah di Mahkamah Konstitusi (MK) menyangkut sengketa kepemilikan Pulau Berhala antara Provinsi Jambi lawan Provinsi Kepulauan Riau.

Gubernur sekarang Hasan Basri Agus (HBA) menuding gubernur pendahulunya Zulkifli Nurdin (ZN) yang mengakibatkan lepasnya pulau bersejarah bagi Provinsi Jambi itu. Sebaliknya gubernur terdahulu ZN menuding gubernur sekarang HBA. Dengan "argumentasi" yang sama2 mengundang tanda tanya!!

Lalu barusan saya terima informasi bahwa Provinsi Jambi akan mengajukan gugatan baru lagi, tak jelas entah ke pengadilan mana, mungkin saja ke MK lagi.

Menurut pendapat saya yang "awam hukum" ini (setidak-tidaknya di mata "orang Jambi!!) boleh2 saja mengajukan gugatan baru meskipun terdengar aneh. Tapi kalau memang benar demikian maka SEBELUM gugatan baru itu diajukan semestinyalah :

(1) Pemerintah Provinsi Jambi mengungkapkan terlebih dahulu kepada publik berapa miliar dana yang sudah dikeluarkan dalam upaya mempertahankan Pulau Berhala tsb. , baik di masa jabatan gubernur terdahulu ZN maupun di masa gubernur sekarang HBA;

(2) bentuk Tim Eksaminasi Publik yang bersifat independen untuk mengeksaminasi putusan MK yang mengakibatkan Pulau Berhala itu lepas dari Provinsi Jambi.

Bagaimana hasil eksaminasi itu nanti barulah diputuskan apakah beralasan hukum kuat untuk mengajukan gugatan baru ataukah sebaliknya hanya mengulangi kekonyolan belaka......

TIDUR BERKUALITAS


Tidur berkualitas adalah dambaan setiap orang. Namun, tak jarang ada orang yang kesulitan tidur sehingga harus menggunakan media tertentu agar rasa kantuk itu datang. Tetapi, apakah benar hal tersebut efektif dan tak memiliki efek khusus? Berikut adalah mitos-mitos tentang media 'pengantar tidur' yang bisa Anda ketahui:
1. Tidur Untuk Balas Dendam:
lelah  dan tidur
Faktanya: Biasanya seseorang yang setiap minggunya memiliki waktu tidur yang kurang, akan 'berusaha' membalas waktu istirahat dengan tidur sepanjang hari di akhir pekan. Tetapi menurut penelitian, hal itu justru tidak efektif. Karena setelah tidur panjang tersebut, Anda akan kesulitan untuk tidur dengan nyenyak pada malam berikutnya.
2. Teh Herbal untuk Membaut Rasa Kantuk:
Faktanya: Teh herbal yang berbahan dasar lemon, chamomile, ataupun rosela, dianggap dapat merelaksasi pikiran, sehingga bisa meningkatkan kantuk. Tetapi menurut penelitian, khasiat tersebut tidak terbukti efektif bisa membuat orang mengantuk.
3. Tidur dengan menonton film
Faktanya: Kebanyakan orang menonton televisi bisa membantu rasa kantuk datang. Namun, cahaya yang dihasilkan oleh layar komputer ataupun televisi, bisa merusak kinerja melatonin, atau yang biasa disebut “hormon kegelapan”. Melatonin berfungsi untuk membimbing Anda melihat dalam gelap. Bila sering terpapar cahaya televisi, ritme istirahat Anda pun akan semakin terganggu sehingga kualitas tidur Anda pun memburuk.
Sumber foto: http://bindenoer.com/?p=3922#sthash.W1KI8573.dpbs

DAUN PEPAYA

Daun Pepaya

Daun Pepaya sudah tidak asing lagi di telinga kita semua. Selain daun Pepaya, buah Pepaya sendiri termasuk buah yang digemari orang Indonesia.
Selain mudah mendapatkannya, Pepaya juga mudah ditanam di halaman rumah. Harganya yang tidak terlalu mahal juga menjadi favorit buah keluarga di rumah. Selain itu Pepaya juga banyak memberikan manfaat bagi manusia. Selain daunnya bisa disantap sebagai lalapan yang nikmat, daun Pepaya juga memiliki khasiat tersendiri. Misalnya menyembuhkan penyakit demam berdarah yang berbahaya.
Nama latin: Carica Papaya
khasiat: Menyembuhkan demam berdarah 1 dan 2, serta mempercepat pengeringan luka bakar.
Sumber foto: http://pinterest.com/pin/295267319289042021/

Sabtu, 23 Februari 2013

SENI TRADISI KUDA LUMPING

SEJARAH KUDA LUMPING



Menurut sejarah, asal muasal seni jaranan atau jaran kepang diangkat dari dongeng rakyat tradisional Kediri tepatnya pada Pemerintahan Prabu Amiseno yaitu Kerajaan Ngurawan, salah satu kerajaan yang terletak di Kediri sebelah timur Sungai Brantas. Konon sang Prabu berputera seorang putrid yang sangat cantik nan rupawan tiada banding yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata yang diberi nama Dyah Ayu Songgolangit. Tidak mengherankan kalau kecantikan Songgolangit tersohor di seantero jagad sehingga banyak raja dari luar daerah Kediri yang ingin mempersuntingnya.

Sonngolangit mempunyai adik laki-laki yang berparas tampan, terampil dan trengginas dalam olah keprajuritasn, bernama Raden Tubagus Putut. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan Raden Tubagus Putut mohon pamit pada ayahandanya untuk berkelana dan menyamar sebagai masyarakat biasa. 

Sementara itu di Kerajaan Bantar Angin yang dipimpin oelh Prabu Kelono Sewandono, Raden Tubagus Putut berminat mengabdi/Suwito. Berkat kemampuannya dalam olah keprajuritan ia diangkat menjadi patih kerajaan dan diberi gelar Patih Pujonggo Anom. Prabu Kelono Sewandono mendengar kecantikan Dyah Ayu Songgo Langit dan ingin meminangnya, maka diutuslah Patih Pujonggo Anom untuk melamar ke Kediri. Sebelum berangkat ke Kediri Pujonggo Anom memohon petunjuk kepada Sang Dewata agar dirinya tidak diketahui oleh ayahandanya maupun kakaknya.

Di kerajaan Ngurawan banyak berdatangan para pelamar diantaranya Prabu Singo Barong dari Lodoyo yang didampingi patihnya Prabu Singokumbang. Kedatangan Pujonggo Anom untuk melamar membuat terkejut Songgolangit, karena meskipun Pujonggoanom memakai topeng, ia mengetahui bahwa itu adiknya sendiri. Songgolangit menghadap ayahandanya menyampaikan bahwa Pujonggo Anom itu putranya sendiri. Mendengar penuturan itu maka murkalah sang ayah. Kemudian sang Prabu mengutuk Pujonggo Anom bahwa topeng yang dikenakan pada wajahnya tidak bisa dilepas dari wajahnya. Pujonggo Anom mengatakan pada Songgolangit bahwa lamarannya itu sebetulnya untuk rajanya yaitu Prabu Kelono Sewandono. Akhirnya Songgolangit mengeluarkan suatu Patembaya (sayembara) yang isinya: Dia menginginkan sebuah titian yang tidak berpijak pada tanah; Barang siapa dapat membuat tontonan yang belum ada di jagad ini, dan bilamana digelar dapat meramaikan jagad; serta Pengarak manten menuju ke Kediri harus nglandak sahandape bantala (lewat bawah tanah) dengan diiringi tetabuhan. Barang siapa yang bisa memenuhi permintaan tersebut maka si pencipta berhak mempersunting Dewi Songgolangit sebagai permaisuri.
Pujonggo Anom melaporkan permintaan Songgolangit kepada Prabu Kelono Sewandono. Karena merasa cukup sulit, akhirnya keduanya bersemedi memohon petunjuk Sang Dewata Agung. Dewata memberikan bahan berupa bantang bamboo, lempengan besi serta sebuah cambuk yang disebut Pecut Samandiman. Adapun batang bamboo digunakan untuk membuat kuda kepang yang melambangkan sebuah titian yang tidak berpijak pada tanah, lempengan besi dijadikan bahan tetabuhan yang enak didengar. Dalam waktu singkat Kelono Sewandono beserta Pujonggo Anom sudah bisa memenuhi patembaya Dewi Songgolangit.
Akhirnya pasukan prajurit penunggang kuda dari Bantar Angin menuju Kerajaan Kediri dengan diiringi tetabuhan bisa menjadi tontonan yang belum pernah dilihat oelh masyarakat Kediri. Maka mulailah kesenian itu diberi nama Tari Jaran Kepang yang terdiri dari empat orang sebagai penari yang menggambarkan punggawa kerajaan ang sedang menunggang kuda dalam tugas mengawal raja. Tarian tersebut diiringi oleh satu unit musik gamelan jawa berupa ketuk, kenong, kempol, gong suwukan, terompet, kendang dan angklung. Di lain pihak Prabu Singo Barong merasa kedahuluan oleh Prabu Kelono Sewandono, maka marahlah Singo Barong dan terjadilah perang. Kelono Sewandono unggul dalam peperangan berkat pecut Samandiman. Singo Barong pasrah kepada Kelono Sewandono dan sanggup menjadi pelengkap dalam pertunjukkan jaranan yang digelar di Kerajaan Kediri, karena pada dasarnya mereka sangat menyukai musik gamelan. Dengan bergabungnya Singo Barong dan patihnya Singo Kumbang (celeng) maka genaplah penari jaranan berjumlah enam orang hingga sekarang ini.

Selain seperangkat gamelan, pagelaran jaranan juga membutuhkan sesaji yang harus disediakan dari sang dalang jaranan yang lazim disebut Gambuh antara lain: Dupa (kemenyan yang dicampur dengan minyak wangi tertentu kemudian dibakar), Buceng (berisi ayam panggang jantan dan beberapa jajan pasar, satu buah kelapa dan satu sisir pisang raja), Kembang Boreh (berisi kembang kanthil dan kembang kenongo), Ulung-ulung (berupa seekor ayam jantan yang sehat), Kinangan (berupa satu unit gambir, suruh, tembakau dan kapur yang dilumatkan menjadi satu lalu diadu dengan tembakau). 

Selanjutnya sang gambuh dengan mulut komat-kamit membaca mantera sambil duduk bersila di depan sesaji mencoba untuk berkomunikasi dengan roh leluhur dan meminta agar menyusup ke raga salah satu penari jaranan. Setelah roh yang dikehendaki oleh Sang gambuh itu hadir dan menyusup ke raga salah satu penari maka penari yang telah disusupi raganya oleh roh tersebut bisa menari dibawah sadar hingga berjam-jam lamanya karena mengikuti kehendak roh yang menyusup di dalam raganya. Sambil menari, jaranan diberi makan kembang dan minum air dicampur dengan bekatul bahkan ada yang lazim makan pecahan kaca semprong.


Di Kediri kesenian Jaranan sering ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu penting, acara peresmian maupun pesta-pesta keluarga, terlebih untuk acara yang berlangsung pada bulan Suro.

MAKNA RUATAN

Ruwatan

KI SUWOKO
Langsung menyang: pandhu arah, pados
Ruwatan iku salah sijining upacara adat Jawa sing ancasé kanggo mbébasake wong komunitas utawa wilayah saka ancaman bebaya. Inti upacara ruwatan iki sejatiné arupa ndonga, nyuwun pangayoman marang Gusti Allah saka ancaman bebaya-bebaya umpamané bencana alam lan liyané, uga ndonga nyuwun pengampunan dosa-dosa lan kesalahan-kesalahan sing wis dilakoni sing isa nyebabaké bencana.
Upacara adat iki asalé saka ajaran budaya Jawa kuna sing sifaté sinkretis sing saiki diadaptasi lan disesuaiké karo ajaran agama.

Bab lan Paragraf

Makna

Ruwatan iku salah sijining upacara adat Jawa sing tujuwané kanggo mbébasaké wong, masarakat utawa wewengkon saka ancaman bebendu. Inti upacara ruwatan iki sejatiné ndonga, njaluk pangayoman marang Gusti Allah saka ancaman bebendu umpamané bencana alam lan liyané, uga ndonga njaluk pngampunan dosa-dosa lan kesalahan-kesalahan sing uwis dilakoni sing bisa njalari bencana.lan dingo tulak bala ana ing sawijining desa,

Larangan

Ing kapercayan wong Jawa, ana wanti-wanti supaya wong kang lagi mbobot (ngandhut) ora pati cerak-cerak (nyedhak) ing papan kang lagi ana ruwatan. Amarga daya lan kakuwatan seka ruwatan kang lagi di patrapke bisa marai gugurake calon jabang bayi. Ujaré, kakuwatan iki saka dayaning Ilmu Waringin Sungsang (aksara caraka diwalik).

Sejarah

Upacara adat iki asalé saka carita Bathara Kala yaiku buta sing doyan mangan menungsa. Bathara Kala iku putra Bathara Guru utawa putu para déwa.
Jinis menungsa sing disenengi Bathara Kala lan dikuwatiraké ngalami sukerta yaiku:

Sesajèn

Sesajèn sing disiapake kanggo upacara adat iki antarané:
Yen kanggo tolak bala utawa mbuang sial wong sing ngalami sukerta, wong sing diruwat kudhu njalani siraman banyu suci lan nggunting rambut, rambute banjur dilarung neng segara.

Kamis, 21 Februari 2013

DR,MAULAN CALON WAKIL WALIKOTA JAMBI BER BAGI PADA MASYARAKAT PENYENGAT RENDAH 22-02-2013

Cak Maulana Berikan bantuan Pada Korban BAnjir di penyengat Rendah Kota Jambi (kerangalam Jambi mencalonkan wakil walikota Jambi Berpasangan Dengan Sum hendra )....
Suasana di Rumah Kediaman suhami RT 03 Penyengat Rendah Kota jambi dalam sambutan Dr.Maulan Memperkenalkan identitas dari yang di tanyakan oleh salah satu tokoh masyarakat Penyengat rendah ,bawah Dr.maulan adalah asli keturunan nenk moyangnya India Yang petama menbuat Toko sport di kota jambi dan Dr maulan menempuh ilmu kedokteran  di Universitas Brawijaya malang dan ketemu codoh DR,Nadia sebagai pasangan hidupnya .

Dr.Maulan Berbagi bersama Masyarakat penyengat Kota jambi pada hari jumat 22-02-2013 .berharap dalam pemberian paket sembako pada korban Banjir di penyengat rendah kota jambi

Rabu, 20 Februari 2013

MENGAIS REJEKI DI SAAT BAJIR DENGAN MENAJUR IKAN

Salah satu alat Tradisional yang terbuat dari bambu yang di pasang jaring untuk menajur ikan di saat musim banjir Mohamad Komber salah satu Kru dari Radio News muaro jambi selain mereka hoby mencari ikan momen banjir 20-02-2013 mereka manfaatkan untuk menjari rejeki menagkur ikan  

BERBAGI SAAT MUSIBAH BANJIR 20-02-2013

BERBAGI SAAT MUSIBAH BANJIR WARGA SIMPANG LIMO RT03/02 KEC.JALUKO KAB.MUARO JAMBI

Prahu Tradisional Masyarakat teluk kenali Jambi

perahu kayu banyak permintaan dari masyarakat muaro jambi
1.Berita ,salah satu pengrajin sampan (prahu Kayu) tradisional  di teluk kenali buluran banyak mendapat pesanan dari masyarakat yang terkena dampak meluapnya sungai batang hari jambi .satu unitnya di patok harga Rp.600.000,- dengan harga yang sangat terjankau oleh masyarakat tidak terlalu mengadalkan Batuan pemerinta walau pun bajir yang saat ini melanda kota jambi Muaro jambi dan sekitarnya.pembuatan satu unit prahu tradisional ini membutuhkan waktu 2 hari M.shomat Usman mengatakan pada Muaro Jambi Radio 20-02-2013 demikian yang bisa kami laporkan untuk pendengar di sakantero Muaro Jambi.slam

BANJIR MELANDA SIMPANG LIMA MUAROJAMBI

upaya mencari tempat pengusian
Masyarakat Berbagi

1.BERITA banjir melanda sebagian Kabupaten Muaro Jambi Propinsi Jambi Indonesia .simpang lima desa sarang Burung kecamatan jaluko kurang lebih 1500 rumah terendam akibatan luapan sungai batang hari mulai 12 Februari 2013 .minimnya batuan yang sekarang masyarakat alami kususnya di desa simpang lima ini

Mengapa selalu dengar radio