Selasa, 30 April 2013

Kerajinan Batik dari Media Kayu di Jambi

Membatik dimedia kayu di Provinsi Jambi bisa dikatakan hanya bisa ditemukan di Dekranasda Provinsi Jambi. Kayu batik ini diperkenalkan pertama kali sejak tahun 2011 lalu oleh Novendra dan Ardi, pengrajin kayu batik di Dekranasda Provinsi Jambi.
“Di Jawa sudah ada Kayu batik ini, tapi di Jambi baru disini (Dekranasda,red)” ujar Novendra saat ditemui di Gedung Dekranasda Provinsi Jambi, Thehok Selasa (4/12) kemarin.
Menurut Novendra kerajinan kayu batik ini berupa mangkok, rekal Qur’an, piring, tempat buah, tempat tisu, aksesoris gelang, gantungan kunci manik kalung dan lain-lain.
“Selain kayu juga bisa bambu jadi media kerajinan batik ini,” katanya.
Dikatakannya proses membatik di media kayu ini sama persis dengan membatik dimedia kain. “Prosesnya sama dengan membatik dikain, dari membuat pola, mewarnai dengan lilin, semuanya sama,” katanya.
Namun tingkat kesulitan membatik dimedia kayu lebih tinggi, dibanding membatik dimedia kain. “Kalau dikain medianya datar, kalau dikayu ada yang tidak datar. Membatik di kayu harus ditulis, tidak bisa dicat. Lebih rumit dimedia kayu,” katanya.
Selain lebih rumit waktu pengerjaan kayu batik ini juga lebih lama daripada membatik dikain. “Seperti membuat satu mangkok bisa makan waktu tiga jam,” ucapnya.  
Untuk motif kayu batik ini semuanya menggunakan motif batik khas Jambi, seperti durian pecah, tampuk manggis, kuau berhias, pucuk rebung, biji timun, lembung kopi dan incung kincai.
Disebutkan Novendra kerajinan kayu batik ini sudah dipamerkan diberbagai pameran di Indonesia. “Terakhir di Jakarta,” ucapnya.
Mengenai harga kerajinan kayu batik ini dijual dari harga Rp 15 ribu hingga Rp 300 ribu. “kalau gantungan kunci harganya Rp 15 ribu, kalau tempat buah Rp 300 ribu,” katanya.
Kerajinan ini hanya dijual di gedung Dekranasda Provinsi Jambi dan Bandara Sultan Thaha. “Peminatnya cukup tinggi, baik dari masyarakat lokal, maupun dari turis,” tandasnya.

1 komentar:

Mengapa selalu dengar radio