Membatik dimedia kayu di Provinsi Jambi bisa dikatakan hanya bisa
ditemukan di Dekranasda Provinsi Jambi. Kayu batik ini diperkenalkan
pertama kali sejak tahun 2011 lalu oleh Novendra dan Ardi, pengrajin
kayu batik di Dekranasda Provinsi Jambi.
“Di Jawa sudah ada Kayu batik ini, tapi di Jambi baru disini
(Dekranasda,red)” ujar Novendra saat ditemui di Gedung Dekranasda
Provinsi Jambi, Thehok Selasa (4/12) kemarin.
Menurut Novendra kerajinan kayu batik ini berupa mangkok, rekal
Qur’an, piring, tempat buah, tempat tisu, aksesoris gelang, gantungan
kunci manik kalung dan lain-lain.
“Selain kayu juga bisa bambu jadi media kerajinan batik ini,” katanya.
Dikatakannya proses membatik di media kayu ini sama persis dengan
membatik dimedia kain. “Prosesnya sama dengan membatik dikain, dari
membuat pola, mewarnai dengan lilin, semuanya sama,” katanya.
Namun tingkat kesulitan membatik dimedia kayu lebih tinggi, dibanding
membatik dimedia kain. “Kalau dikain medianya datar, kalau dikayu ada
yang tidak datar. Membatik di kayu harus ditulis, tidak bisa dicat.
Lebih rumit dimedia kayu,” katanya.
Selain lebih rumit waktu pengerjaan kayu batik ini juga lebih lama
daripada membatik dikain. “Seperti membuat satu mangkok bisa makan waktu
tiga jam,” ucapnya.
Untuk motif kayu batik ini semuanya menggunakan motif batik khas
Jambi, seperti durian pecah, tampuk manggis, kuau berhias, pucuk rebung,
biji timun, lembung kopi dan incung kincai.
Disebutkan Novendra kerajinan kayu batik ini sudah dipamerkan diberbagai pameran di Indonesia. “Terakhir di Jakarta,” ucapnya.
Mengenai harga kerajinan kayu batik ini dijual dari harga Rp 15 ribu
hingga Rp 300 ribu. “kalau gantungan kunci harganya Rp 15 ribu, kalau
tempat buah Rp 300 ribu,” katanya.
Kerajinan ini hanya dijual di gedung Dekranasda Provinsi Jambi dan
Bandara Sultan Thaha. “Peminatnya cukup tinggi, baik dari masyarakat
lokal, maupun dari turis,” tandasnya.
wah sangat kreatip ya ada kerajinan batik seperti itu.
BalasHapus