Senin, 29 April 2013

Melihat Danau Arang-arang di Kecamatan Kumpeh Ulu



Terbentang seluas 7 hektar, Danau Arang-arang berpotensi sebagai tempat budidaya ikan air tawar. Namun hingga kini pemanfaatannya belum optimal. Hanya sebagian kecil yang digarap warga.
Tak ada yang istimewa dengan Danau Arang-arang saat ini. Musim bekarang (panen ikan) belum waktunya. Saat musim bekarang tiba, pasti akan sangat menyenangkan, sebab ikan-ikan khas air tawar yang sudah mulai langka di pasaran siap menyambut.
Menurut Alhusory, warga setempat, saat musim bekarang, ikan-ikan seperti toman, bujuk yang besarnya hampir sebesar betis hingga paha orang dewasa, bertaburan di danau itu. Orang yang datang ke lokasi juga tidak sedikit, bahkan pejabat. Setiap kali musim bekarang, Bupati Burhanuddin Mahir menyempatkan diri ikut serta. “Musim bekarang sekitar Agustus. Biasanya Bupati Burhanuddin selalu hadir,” kata Alhusory.  
Danau yang memiliki luas 7 hektar itu dibagi menjadi tiga kawasan. Dua kawasan bebas dimanfaatkan warga sekitar. Namun untuk kawasan terlarang, pemanfaatannya hanya diperbolehkan setahun sekali. “Ikannya diambil bersama-sama, dan hasilnya untuk kas desa,” sebutnya.
Konon hasil penjualan ikan di kawasan terlarang tersebut bisa mencapai Rp 40 juta per tahun. Potensi air Danau Arang-arang merupakan yang terbesar dan terluas di Muarojambi. Danau itu cocok untuk pengembangan budidaya ikan air tawar, untuk peningkatan gizi keluarga dan salah satu sumber pendapatan daerah.
Sayang potensi itu sampai saat ini belum dikelola efektif. Padahal, potensi debit airnya yang berskala besar, Danau Arang-arang dapat dijadikan lahan budidaya berbagai jenis ikan air tawar yang nanti dapat memenuhi permintaan pasar di Muarojambi bahkan Kota Jambi.

Danau itu bisa untuk budidaya banyak jenis ikan air tawar seperti toman, lele, nila, dan berbagai jenis ikan berprotein tinggi lainnya. Selain itu, potensi wisata juga cukup menjanjikan. Sayang hingga saat ini belum ada satu pun fasilitas penunjang wisata di Danau Arang-arang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengapa selalu dengar radio